HIDORID — Bupati Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Junda Maulana, M.Si mengatakan peran Hidayatullah sangat penting dalam pembangunan daerah di wilayah yang dipimpinnya itu. Ia menegaskan, keterlibatan Hidayatullah di Mateng merupakan kerja nyata Hidayatullah sebagai ormas Islam nasional dalam mengambil peran pembangunan daerah yang masih muda ini.
Hal itu dikatakan Junda Maulana dalam sambutannya di acara syukuran hari jadi Mamuju Tengah di hadapan ratusan hadirin di Mamuju Tengah, Ahad (15/12/2013) lalu.
Dengan setengah berseloroh, bupati yang aktif mengikuti kajian rutin malam Jumat di Masjid Al-Maulana Balaikota Mamuju Tengah ini mengatakan kalau khitanan massal yang digelar tahun ini sukses, pihaknya akan mengadakan nikah massal pada syukuran hari jadi kabupaten Mamuju Tengah yang ke-2 mendengar. Mendengar itu sontak hadirin riuh rendah.
Sekedar diketahui, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) selama 2 hari lalu, Sabtu dan Ahad (14-15 Desember 2013) menyelenggarakan acara syukuran setahun berdirinya kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat itu. Pimpinan Daerah (PD) Hidayatullah Mateng dipercaya pemerintah setempat menjadi panitia utama acara ini. Selain menggelar kegiatan silaturrahim antar warga, pidato resmi, digelar juga acara khitanan ratusan anak.
Dalam pembukaan kegiatan khitanan massal, bupati Junda Maulana menyampaikan rasa syukurnya terhadap semangat panitia mengadakan layanan ke masyarakat.
“Sejujurnya saya sempat ragu karena faktor anggaran yang minim juga waktu yang semakin mepet, tapi karena teman–teman tetap bersemangat maka saya ikut optimis,” paparnya.
Dalam sambutannya Bupati Mamuju Tengah DR. Junda Maulana, M.Si. menjelaskan dengan menggunakan istilah syukuran, bukan ulang tahun hari jadi, bertujuan agar seremoni acara dan kepemimpinannya di Mamujuu Tengah senantiasa berjalan dengan nuansa relijius sebagai bekal menciptakan kabupaten yang maju, mandiri, unggul, bermartabat, dan berbasis kemandirian masyarakat.
Kepala Bagian Bina Progran dan Kesra Mateng, Sakaria K, S.Ag, yang juga sekretaris kepanitiaan acara ini, mengatakan kepanitiaan yang diketuai oleh PD Hidayatullah Mateng ini melibatkan seluruh satuan kerja perangkat daerah Mateng.
“Alhamdulillah kami ikut lega dengan suksesnya acara yang minim anggaran ini sekaligus bangga dengan kerja teman-teman Hidayatullah khususnya yang telah bekerja dengan tulus,” kata Sakaria.
Dikatakan Sakaria, selain khitanan massal, masuk juga dalam rangkaian acara syukuran hari jadi Mateng lomba cipta lagu Hymne Mateng, lomba logo kabupaten, kerja bakti bersama di Pasar Topoyo, jalan sehat keluarga, dan tabligh akbar yang diisi oleh Ketua Bidang Pengkaderan dan Organisasi Pengurus Wilayah (PW) Hidayatullah Sulawesi Barat, Abdurrahman Hasan, bertempat di Masjid Raya Topoyo, Mateng.
Puncak acara syukuran ini dilakukan di Terminal Benteng Kayu Mangiwang Tobadak bersama seluruh jajaran pemerintahan dan lapisan masyarakat pada tanggal 14 Desember bertepatan dengan setahun disahkannya kabupaten di Gedung DPR/MPR RI di Jakarta.
Salah seorang peserta khitan, Saiful Anwar, siswa kelas 4 di Madrasah Ibtidaiyah Irvanurrahman Tanakayang, ini mengaku pemotongan beberapa inci kulit luar kelaminnya itu merupakan peristiwa yang tidak bisa ia lupakan dalam hidupnya.
Bersama 156 anak lainnya siang itu ia mengikuti khitanan massal yang diadakan PD Hidayatullah dan Pemkab Mateng dalam Syukuran Hari Jadi yang pertama kabupaten ini. Anwar diantar kedua orangtuanya beserta kedua adiknya itu mengandarai sepeda motor Honda Win dari Desa Tanakayang tempat tinggalnya, salah satu desa binaan Hidayatullah Mateng yang berjarak 30 kilometer dari tempat kegiatan.
Beberapa peserta lain juga diantar orangtua atau keluarga lain, ada juga yang dijemput dengan ambulance panitia. Menempati dua ruang kelas SD Ngapaboa dengan tim medis sekitar 40 orang yang didatangkan dari kecamatan Karossa, kecamatan Tobadak, Topoyo, Pangale dan kecamatan Budong-Budong, acara khitanan itu berjalan lancar. (bas/ybh/hio)