Hidayatullah.or.id — Tegaknya Islam akan dimulai dari nusantara Indonesia dengan iringan dakwah yang merangkul menjangkau semua lapisan. Tanpa dakwah, NKRI akan terancam sebab mayoritas penduduk negeri adalah umat Islam.
Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Abdul Mannan, saat melepas 30 dai program Inspirasi Dai Tangguh LAZNAS BMH di Kota Depok, Jawa Barat, pekan lalu ditulis pada Rabu, (19/08/2015).
“NKRI dan Pancasila akan terjamin di tangan orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala,” tegasnya. .
Kepada para sarjana lulusan tahun 2015 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) yang sepenuhnya mendapat beasiswa dari BMH ini, beliau mengingatkan bahwa misi Hidayatullah adalah misi Kaaffatan Linnaas Rahmatan lil ‘Alamiin yang ingin meng-Hidayatullah-kan umat manusia seluruh dunia.
“Hidayatullah yaitu hidayah Allah. Kita ingin semua manusia bisa merasakan nikmat dan indahnya Islam ini,” ujarnya.
Beliau juga mengemukakan, para dai muda ini tidak tahu sama sekali akan ditugaskan mengabdi di mana. Sebelum SK Tugas dibacakan mereka belum tahu di mana mereka akan diterjunkan.
“Mungkin nanti ada yang nangis, ya urusannya. Tidak ada istilah pulang dalam jihad, yang ada adalah tugas untuk Puang (Tuhan),” selorohnya seraya mengutip sebutan Tuhan dalam bahasa Bugis.
Beliau mengatakan kalau ada kader yang kemudian bersedih dengan segala beban tugasnya di tempat tugas, dalam hati terdalam sebenarnya ikut terenyuh juga.
“Tapi kita tetap lepas dengan air mata. Tapi mereka yakin bahwa Allah Ta’ala di Irian itu juga yang ada di Jawa. Allah Ta’ala di Depok, di Sumatera, di Makkah, adalah Allah yang satu yang memiliki alam semesta ini,” pesannya.
Kepada para dai beliau berpesan untuk tidak khawatir. Ia mengingatkan bahwa tugas dai adalah tugas pengabdian untuk universalitas kemanusiaan. Karenanya ia mengimbau para dai untuk mengedepankan akhlak yang baik kapan dan dimanapun berada.
“Wasjud waqtarib, begitu pesan Allah. Jika tantangannya berat dan menantang, maka wasjud waqtarib. Sujudlah dan dekatkan diri pada Allah Ta’ala,” katanya.
Menurutnya, spiritualitas adalah senjata utama untuk menghadapai berbagai tantangan dan rintangan yang dihadapi. Sebab itu, ia berpesan agar para dai senantiasa memelihara ibadah qiyaamul lail dan tartiilul Qur’an.
“Pesan saya, bangun tahajjud di tengah malam, baca Al Qur’an sebagai sumber inspirasi utama sebelum baca koran. Bermunajatlah kepada Allah Ta’ala agar tugas kalian sukses menurut penilain-Nya. Itu harus dipegang betul. Tanpa itu kita akan terseret oleh dinamika kehidupan yang sangat tidak kenal ampun,” pesannya.
Ia menambahkan, teori yang dipelajari di ruang kuliah belum tentu cocok dengan keadaan di lapangan karena itu seorang sarjana harus selalu belajar dan berlatih.
Beliau memungkasi dengan menekankan pentingnya 3 hal dalam setiap tugas dan amanah yang dijalankan yaitu niat yang selalu terjaga, ibadah ikhlas karena Allah, dan kerja cerdas dan keras. (ybh/hio)