MAMUJU (Hidayatullah.or.id) – Selain fokus pada dakwan dan pendidikan sebagai mainstream gerakan, Hidayatullah juga diharapkan harus mampu menjadi penggerak ekonomi khususnya di kawasan Sulawesi Barat.
Demikian disampaikan Ketua Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawes Barat H. Dadal Angkoro ketika memberikan materi dalam bincang-bincang Program Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren bersama Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Barat beserta seluruh pengurus daerah se Sulawesi Barat dan Baitul Maal Hidayatullah perwakilan Sulbar di Kota Mamuju, Senin (17/9/2018).
“Kami menginginkan ekonomi ini bangkit dari pesantren apalagi kondisi masyarakat hari ini mengalami banyak pergeseran nilai dan jumlah dan ini seharusnya menjadi motifasi,” kata Dadal Angkoro.
Acara yang diadakan di lantai dua gedung BI di Mamuju itu berlangsung cukup hangat dengan sambutan dan pelayanan BI selaku tuan rumah yang menyenangkan peserta yang juga dai di daerah.
Dalam materi juga disinggung tentang pengembangan kesejahtaeraan yang isa diukur dari pendapatan serta pengentasan kemiskinan dimana hal itu sejalan dengan program dakwah yang dialankan para petugas Hidayatullah yang intens memberikan pencerahan sebagai penyuluh agama di masyarakat.
Dalam kegiatan yang menurut rencananya dilakukan secara rutin itu ia menginginkan juga Hidayatullah sebagai penggerak ekonomi sehingga diperlukan aturan main melalui ekonomi berbasis pesantren.
Keinginan kuat dalam mendorong pesantren mandiri pihaknya juga akan turut memediasi kembali dialog tersebut dilakukan secara reguler hingga menentukan daerah mana dengan kelayakan usaha tertentu untuk selanjutnya mendukung dengan modal dan pembinaan.
“Silakan didiskusikan di internal daerah mana yang sangat berpotensi untuk selanjutnya kita tindaki pada dialog mendatang dengan alokasi sesuai realitasnya,” pungkasnya.
Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat Imran M Djufri sangat mengapresiasi dialog yang diinisiasi oleh BI perwakilan Sulawesi Barat tersebut.
Imron M Djufri menekankan, “Berbisnis ini adalah sunnah Nabi Muhammad salallahu alaihi wa sallam. Dalam salah satu fasenya sebelum menjadi Nabi beliau adalah pebisnis”.
Kata dia, selama ini baik secara pribadi-pribadi dan lembaga sudah dilakukan upaya kemandirian melalui peningkatan ekonomi namun baru tumbuh danbelum berkembang.
“Sadar akan minimnya bakat dagang di setiap dai, namun tuntutan untuk mandiri adalah pokok sehingga dimulailah usaha seadanya,” kata Imron.
Bersama pengurus daerah se Sulawesi Barat termasuk kabupaten Mamasa yang kini dalam masa perintisan pihaknya sangat menekankan agar Hidayatullah lebih bisa mandiri secara finansial karena faktor ini sangat mendukung dalam mensukseskan program–programnya.*/Muhammad Bashori