AdvertisementAdvertisement

Semarak Iktikaf dan Ramadhan di Masjid Baitul Karim Pusat Dakwah Hidayatullah

Content Partner

JARUM jam menunjukkan pukul 01:30 dini hari. Usai membuka pagar utama komplek Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Saddam Husein kembali ke posnya. Sejurus kemudian, ia keluar dengan seragam dinasnya; kameja hitam, bersepatu, dan topi hitam khas satuan keamanan.

Malam itu Saddam Husein dapat shift jaga. Ia bergegas ke halaman utama. Ia hendak memastikan tata letak parkir kendaraan sebelum motor dan mobil milik jamaah berdatangan yang akan mengikuti qiyamullail berjamaah di Masjid Baitul Karim.

“Alhamdulillah, jamaah tertib dan kondusif sehingga pengaturan parkiran berjalan baik,” katanya dalam obrolan dengan media ini beberapa waktu lalu. Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, Saddam dituntut harus siaga dan melek lebih awal dari sebelumnya.

Bukan hanya dini hari seperti malam itu, Saddam bersama rekannya, Zulkifli dan Agil Ramadhan, harus berjibaku dengan waktu dan tenaga demi memastikan kerapihan dan ketertiban parkiran setiap kali memasuki waktu kedatangan gelombang jamaah yang akan menunaikan shalat Isya dan tarawih.

Shalat lail 10 hari akhir Ramadhan ini dimulai pukul 01.45 menit dan diikuti oleh banyak jamaah. Mereka datang dengan kendaraan mobil, motor, sepeda, dan tak sedikit yang berjalan kaki untuk mengejar lailatul qadar.

Jamaah merasa nyaman dengan suasana ibadah dan fasilitas yang memadai di masjid Baitul Karim. “Masjidnya bagus, adem, bersih, tempat wudhu, dan kamar mandi terawat. Al Qur’an ada banyak,” kata Muhamad Ibnu Sina, salah satu jamaah.

Untuk jamaah wanita, di lingkungan komplek ini juga telah ada venue yang baru selesai pembangunan renovasi sebagai tempat shalat khusus muslimah yang aman, nyaman, terpisah, dan tersendiri, namun ibadah dan kegiatan tetap terintegrasi dengan adanya sambungan teknologi video conference.

Tetap Semarak Hingga Akhir

Jika pada umumnya jamaah masjid mulai berkurang jika sudah menjelang akhir-akhir Ramadhan. Berbeda halnya dengan Masjid Baitul Karim yang berlokasi di Jalan Cipinang Cempedak I No. 14, Otista, Polonia, Jatinegara, Jakarta.

Sejak awal Ramadhan, masjid yang berlokasi di Komplek Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah ini tetap padat bahkan hingga 10 hari terakhir saat ini. Tidak saja jamaah bapak-bapak, bangunan baru jadi di sebelah selatan yang dikhususkan untuk wanita juga padat berisi.

Pantauan media ini, jamaah yang datang berasal dari berbagai kawasan khususnya sekitar Cipinang Cempedak dan Kebun Nanas. Sebagian jamaah dari komunitas Arab dan para pedagang di Pasar Sawo.

“Tidak sedikit juga karyawan dari beberapa kantor dan perusahan daerah Cipinang Cempedak yang beribadah di Masjid Baitul Karim,” kata Wasekjen I DPP Hidayatullah Ust. Dr. Paryadi Abdul Ghofar, dalam keterangannya kepada media ini, Ahad, 25 Ramadhan 1444 (16/4/2023).

Sebagaimana diikuti, sejak awal Ramadhan, Masjid Baitul Karim mengadakan shalat tarawih dan shalat lail dengan bacaan satu juz setiap malamnya. Untuk shalat tahajjud ini, selama 20 hari pertama Ramadhan selalu dimulai pukul 02.00 hingga 03.30 yang dipimpin oleh Ust. Muhammad Yusri Ramadhon Al Zami Al-Hafizh atau karib disapa Ustadz Azzam.

Selain itu, DKM Masjid Baitul Karim juga memberi servis maksimal pada jamaah selama Ramadhan ini, bukan hanya fasilitas tetapi juga termasuk dalam pelayanan berbuka puasa dan sahur.

Media ini beberapa kali berbuka puasa di sini bersama jamaah lainnya. Selain berbagai penganan kue untuk berbuka, masjid juga menyediakan menu makanan berat untuk santap malam. Tentu saja, dengan lauk pauk yang aduhai nikmatnya.

“Layanan buka puasa dan makan malam juga disediakan kepada jamaah yang ingin berbuka puasa. Banyak muhsinin secara bergantian memberikan buka puasa, kurma, makanan, dan air minum yang melimpah,” kata Ust. Dr. Paryadi Abdul Ghofar.

Semarak Kajian

Selain kecukupan gizi jamaah, DKM Masjid Baitul Karim juga memenuhi kebutuhan rohani dengan menjadwal kegiatan kajian Ramadhan yang mengundang narasumber tidak saja dari internal tetapi juga penyaji lainnya dengan suguhan kajian tematik.

Ketua DKM Masjid Baitul Karim Ust. Aghis Mahruri mengatakan pada dua puluh hari pertama, ada siraman ruhani oleh para ustadz setiap setelah shalat tarawih. Meski maksimal hanya kuliah tujuh menit (kultum), namun topik yang disajikan memberi banyak pengetahuan kepada para jamaah tentang amalan Ramadhan dan tema keislaman lainnya.

“Memasuki 10 hari terakhir, kajian dialihkan bakda Ashar,” katanya.

Setiap selepas Subuh, ada pembelajaran tahsin al Qur’an secara berjamaah dengan pengajaran dua ayat dua ayat yang dibimbing langsung oleh Ust. Muhammad Yusri Ramadhon Al Zami Al-Hafizh.

Setiap pembelajaran, mahasiswa LIPIA Fakultas Syariah yang juga pemegang 7 sanad hafalan matan Al-Jazariyah ini meminta satu atau dua jamaah untuk langsung praktik dan dikoreksi bacaannya.

Pada 10 hari terakhir Ramadhan, DKM Masjid Baitul Karim membuka pendaftaran bagi peserta iktikaf. Namun, peserta dibatasi hanya cukup 120 saja karena menyesuaikan ketersediaan venue, fasilitas tempat, dan akomodasi.

Ust. Aghis Mahruri menyebutkan, peserta itikaf ibu-ibu ada 30 orang, pengurus Hidayatullah tingkat pusat bersama keluarganya ada 30 juga. Ada juga jamaah iktikaf dari Kafilah Islamic Internasional School serta jamaah masjid Baitul Karim dan selebihnya anak-anak yang turut ikut meramaikan iktikaf.

Saban waktu menjelang buka puasa, atau sekira 15 menit sebelum adzan, ada kegiatan refleksi Ramadhan sebagai upaya mengkondisikan jamaah untuk mengoptimalkan amalan ibadah, doa, dan tilawah.

Masjid On 24 Jam

Bisa dikata, selama Ramadhan ini Masjid Baitul Karim aktif selama 24 jam non-stop. “Masjid Baitul Karim nyaris tidak pernah mati lampu dan AC karena jamaah banyak yang secara bergantian tadarus tilawah al Qur’an,” kata Saddam Husein dalam pantauannya. Ia petugas security Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah yang berjaga di pos depan.

Saddam Husein selalu menyaksikan antusiasme dan semangat jamaah dalam beribadah seperti saling berlomba untuk mendapatkan keberkahan bulan Ramadhan.

Selain itu, Masjid Baitul Karim bekerja sama dengan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menfasilitasi jamaah yang hendak menunaikan zakat fitrah, zakat maal, fidyah, infak, shadaqah dan wakaf. Ada petugas khusus yang siap melayani.

Ustadz Aghis Mahruri dan pengurus DKM yang lain bersepakat untuk terus meningkatkan layanan ibadah sehingga masjid Baitul Karim bisa semakin makmur, mmudahkan orang belajar, dan beribadah dengan baik.*/Yacong B. Halike

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Daiyah Sarjana STIS Hidayatullah Siap Bangun Generasi Cerdas untuk Indonesia Emas 2045

BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) -- Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan menggelar acara penugasan daiyah sarjana tahun 2024 di Kampus...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img