AdvertisementAdvertisement

Hidayatullah Menatap Kedepan di Puncak Kematangan Usia 50 Tahun

Content Partner

IST: Suasana sore hari dihiasi semburat keemasan yang terpancar dari langit di Komplek Kampus Ummulqura Hidayatullah Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan, Kaltim (FOTO: Abdus Syakur/ Hidayatullah.or.id)

USIA 50 tahun adalah usia puncak kematangan pikir dan jiwa untuk siap mengemban berbagai beban amanah. Hidayatullah pun sebagai organisasi setelah memasuki 50 tahun, kini telah berada pada kematangan berorganisasi.

Beban amanah umat kepada Hidayatullah sebagai lembaga dakwah dan pendidikan sejak awal berdirinya ditunaikan dengan baik. Sehingga mampu tumbuh berkembang dari lembaga pendidikan berbentuk pesantren, selanjutnya ormas hingga bermetamorfosa menjadi Badan Perkumpulan.

Keistiqamahan Hidayatullah pada visi dan misinya berdasarkan manhaj nubuwwah, dan dikuatkan dengan sistem kemimpinan dan keorganisasian adalah modal besar menjadi lembaga maju dan berpengaruh.

Kematangan usianya memasuki lima puluh tahun berbanding lurus dengan kesuksesan gerakan tarbiyah dan dakwahnya Hidayatullah ke seluruh pelosok tanah air.

Menilik pada proses pembentukan kematangan para Nabi dan Rasul dalam mengembang amanah dakwah. Umumnya diawali kematangan pola fikir diusia 40 tahun untuk menerima wahyu. Pertanda matangnya juga usia untuk tandang ke gelanggang mengembang amanah dakwah.

Rasulullah SAW sendiri dinyatakan oleh Allah telah siap menerima wahyu pertamanya di Gua Hiro adalah disaat usianya telah memasuki usia 40 tahun.

Demikian halnya Nabi Musa, seperti dalam firman-Nya. “Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S Al-Qasas [28] :14)

Para ahli tafsir seperti Imam mujahid Qatadah dan Ibnu zaid berkata dalam Kitab Zadul Masir Ibnu Jauzi bahwa usia matang menerima wahyu adalah 40 tahun.

Dalam tafsir Jalalain, bahwa (dia Musa) diusia tiga puluh tahun atau tiga puluh tiga tahun adalah kematangan akal. Dan, empat puluh tahun Allah memberikan hikmah, kebijakansanaan, serta ilmu agama kepadanya sebelum menerima wahyu

Kematangan Membutuhkan Proses

Ketercapaian kematangan fikir dan jiwa tergantung proses. Seperti Rasulullah SAW sendiri menjadi manusia terhebat sepanjang sejarah adalah karena Allah memprosesnya sedemikian rupa sejak masih dalam kandungan hingga siap menerima wahyu.

Fase-fase proses itu dijalaninya dalam hidupnya dengan sangat baik dan sempurna. Yang oleh Abdullah Said, pendiri Hidayatullah, mengistilahkan proses itu dengan fase keyatiman, menggembala, berdagang, be-Khadijah dan ber-Gua Hiro (menerima wahyu pertama)

Walaupun Muhammad sewaktu masih mudah adalah pemuda terbaik di Mekah sampai mendapat julukan Al-Amin. Namun setelah Rasulullah menerima wahyu dan mendakwakan nya ke masyarakat Arab dan sekitarnya barulah dia mendpatkan tantangan dan ujian yg sangat besar dari masyarakatnya sendiri.

Tantangan dakwah yang dilajani selama 13 tahun di Makkah dengan sendirinya semakin membangun karakteristik Rasulullah menjadi semakin matang dan hebat dalam mewujudkan keyakinan pada Allah dari risalah yg dibawanya.

Sampai akhirnya di usia Rasulullah lima puluh tahun atau lima puluh tiga tahun setelah berhijrah ke Madinah, dia bersama sahabatnya setelah step by step baru mampu mewujudkan konsep masyarakat Islam secara totalitas.

Tatanam masyarakat yang dibangun Rasulullah bersama sahabatnya tersebut tercatat dalam sejarah sebagai masyarakat dan zaman terbaik (khaerul qurun).

Hidayatullah pun sejak awal pendirian hingga saat ini telah melewati proses pendewaan yang panjang. Diusia kelima puluh tahun dalam eksistensi dakwahnya kerapkali menghadapi ujian demi ujian. Membuat Hidayatullah tetap semangat mengabdi pada pola dan metode dakwah mengabdikan diri kepada umat.

Setelah dakwahnya mampu eksis di seluruh provinsi, termasuk di beberapa wilayah dakwah baru di Papua, semakin menunjukkan kemampuannya dan tumbuh sebagai organisasi besar yang semakin berpengaruh ditingkat nasional.

Sepanjang Hidayatullah sebagai organisasi dan juga oleh kader serta jamaahnya masih tetap komitmen dengan kejatidiriannya. Serta tetap konsisten pada mainstream tarbiyah dan dakwahnya keniscayaan tercapai visi membangun peradaban Islam insya Allah terwujud.

Bertepatan di usia limu puluh tahun, Hidayatullah menghelat Silaturrahmi Nasional (Silatnas), dimana akan berkumpul dua puluh ribu jamaah dan juga akan dihadiri oleh tokoh dan pejabat nasional berlangsung di Kampus Induk Ummul Quro’ Hidayah Gunung Tembak Balikpapan.

Di Silatnas tahun 2023 ni adalah babak baru Hidayatullah 50 tahun menatap kedepan untuk merumuskan perubahan dan langkah konkrit kontribusi Hidayatullah kepada Indonesia yang maju dan bermartabat

Semoga dari Silatnas 2023 kita kembali me-rekonsolidasi, me-rekontruksi dan me-rekomitmen diri dan jamaah menjadikan Hidayatullah sebaga leader nasional dan dunia. Selamat dan sukses Silatnas Hidayatullah 2023.

*) Ust. Drs. Nasri Bohari MPd, penulis adalah Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Selatan (Sulsel)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesan dari Tabligh Akbar Hidayatullah Karo, Jaga Kerukunan dan Bentengi Akidah Umat

BRASTAGI (Hidayatullah.or.id) -- Pondok Pesantren Hidayatullah Karo selenggarakan Tabligh Akbar yang bertempat di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kecamatan Berastagi,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img