AdvertisementAdvertisement

Keteladanan Keluarga sebagai Pondasi Tumbuhnya Generasi Baik

Content Partner

KARAWANG (Hidayatullah.or.id) — Penguatan keluarga penting untuk terus menjadi fokus penting dalam berbagai forum pendidikan saat ini, terutama ketika masyarakat menghadapi perubahan sosial yang cepat dan tantangan pengasuhan yang semakin kompleks. Kajian parenting menjadi ruang bersama bagi orang tua untuk meninjau kembali makna kepengasuhan dan kualitas hubungan di dalam keluarga.

Dengan latar itu, penyelenggaraan Kajian Parenting bertema “Kunci Surga di Rumah, Menjadi Orang Tua Inspiratif” di Masjid Baitussaid Yayasan Ummul Quro Hidayatullah Karawang, Jawa Barat, menghadirkan diskusi yang menempatkan keluarga sebagai pusat pembentukan karakter anak, Ahad, 17 Jumadil Awal 1447 (9/11/2025).

Pada sesi utama, narasumber Mego Husodo, S.E., S.Psi., M.Fc., seorang profesional parenting dan keluarga Islami, menegaskan kembali bahwa anak tidak hanya tiba di dunia sebagai individu baru, tetapi membawa harapan besar sejak kelahirannya.

Ia menyatakan bahwa setiap anak lahir membawa harapan langit, impian akan kebaikan, kebahagiaan, dan keberkahan. Namun dalam kenyataan, banyak anak justru berhadapan dengan tuntutan dunia yang miskin pelukan hangat dan jauh dari doa yang tulus.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.30 hingga 11.00 WIB ini diikuti sekitar 200 peserta, terdiri dari wali murid TK, MDTA, SD Integral Ummul Quro, dan masyarakat umum. Acara merupakan kolaborasi antara Yayasan Ummul Quro Hidayatullah Karawang dan panitia Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB).

Pembukaan disampaikan oleh Ketua Yayasan, Rudi Safaat, yang juga bertindak sebagai keynote speaker. Ia menyampaikan bahwa pendidikan tidak hanya berada di tangan lembaga formal, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan orang tua.

Menurutnya, tema “Kunci Surga di Rumah” sejalan dengan prinsip bahwa pendidikan yang paling mendasar berawal dari lingkungan keluarga.

Orangtua dan Pembentukan Karakter

Dalam penyampaiannya, Mego mengajak peserta meninjau ulang fondasi pernikahan dan visi keluarga yang selaras dengan nilai-nilai Islami. Ia menjelaskan bahwa orang tua memiliki kedudukan sebagai madrasah pertama bagi anak.

Melalui doa, perhatian, dan kehadiran, orang tua menanamkan nilai yang berpengaruh langsung pada pembentukan karakter.

“Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya,” tutur Mego.

Ia menyampaikan sejumlah langkah praktis bagi orang tua, seperti keteladanan dalam perilaku, kemampuan mendengarkan anak secara empatik, serta konsistensi menyediakan waktu berkualitas bersama keluarga.

Mego juga menekankan pentingnya memahami potensi anak serta memberikan dukungan penuh dalam proses tumbuh kembangnya.

Menjelang penutupan, Mego menyampaikan pesan bahwa rumah yang dipenuhi cinta dan kehadiran orang tua mampu menjadi jalan bagi terbentuknya generasi yang saleh, bahagia, dan berprestasi. Ia menyebut rumah sebagai titik awal yang menentukan arah perjalanan hidup seorang anak.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif, di mana para peserta menyampaikan pengalaman dan pertanyaan terkait pengasuhan.

Sejumlah orang tua mengakui mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana membangun suasana keluarga yang kondusif bagi perkembangan emosional dan spiritual anak.

Acara ditutup dengan kesimpulan bahwa penguatan keluarga merupakan elemen strategis dalam mendukung tumbuhnya generasi yang lebih baik, dan peran orang tua menjadi pusat dalam proses tersebut.

Editor: Adam Sukiman
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesantren Hidayatullah di Tapanuli Terdampak Banjir Bandang, Relawan Berjuang di Akses Terputus

TAPTENG (Hidayatullah.or.id) -- Bencana banjir bandang yang melanda wilayah Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan pada awal November 2025 menimbulkan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img