
MIMIKA (Hidayatullah.or.id) — Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad mengingatkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan merupakan salah satu dari wajah nyata peradaban Islam yang bersih, tertata, dan penuh daya tarik—sebagaimana ajaran Rasulullah SAW yang tidak hanya spiritual, tapi juga estetis dan ekologis.
Ia memberikan contoh konkret tentang pentingnya kebersihan diri dan kepedulian terhadap lingkungan dengan menganalogikan mencukur rambut.
Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kampus Induk dan Utama Hidayatullah yang diselenggarakan di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, beberapa waktu lalu.
Menurut Ustadz Abdurrahman, demikian beliau akrab disapa, berislam tak cukup hanya dengan semangat. Diperlukan penghayatan terhadap etika dan estetika.
Ia menegaskan, Islam bukan hanya ibadah ritual tanpa peduli dengan akhlak serta lingkungan sekitar. Justru, menurutnya, dua aspek ini harus berjalan seiring.

“Itu harus tampak. Kita datang, Alhamdulillah rapi. Jangan biarkan gondrong itu kembang-kembang (bunga),” ucapnya memberi contoh, seperti dikutip dari laman Ummul Qura Hidayatullah, Kamis, 17 Dzulqaidah 1446 (15/5/2025).
Dalam ilustrasi yang khas dan bersahaja, ia menggambarkan anomali peradaban Islam hanya dari tampilan rambut yang acak-acakan.
“Rambut saja kalau tidak disisir bermasalah, nabilang kita orang sinting,” ujarnya dengan logat Bugis yang lekat.
Lebih lanjut, Ustadz Abdurrahman mengetengahkan sebuah kisah dari zaman Rasulullah SAW.
Dikisahkan, seorang istri merasa tidak hormat kepada suaminya. Rasulullah pun menyarankan transformasi sederhana yaitu mencukur rambut, merapikan kumis, mandi bersih, mengenakan pakaian terbaik, dan memakai wangi-wangian.
“Setelah itu pergilah salam di depan pintu rumahmu,” ujar Ustadz Abdurrahman menirukan pesan Nabi.
Lalu beliau melanjutkan, “Lihat apa yang terjadi! Bisa-bisa istrinya pangling dan tidak kenal suaminya. Eh, siapa ini?” kisah yang disambut tawa peserta Rakornas.
Dari kisah itu, Ustadz Abdurrahman menegaskan pentingnya khuluqun azhim, kekuatan akhlak yang memiliki daya magnetis.
Bahwa seluruh potensi alam dan lingkungan sekitar adalah bahan baku yang diberikan oleh Allah untuk dikelola menjadi alat peraga dakwah Islam.
Di luar forum resmi, keteladanan itu juga nyata. Ustadz Abdurrahman dikenal memiliki kebiasaan tidak meninggalkan sampah di tempat yang dikunjunginya—sekecil apapun. Misalnya, gelas plastik atau kulit permen.
Beberapa kali, ia kedapatan memungut sampah sendiri lalu membuangnya di tempat sampah yang tersedia.
Awak Media Center Ummulqurahidayatullah pun pernah mendapatinya mengantongi kulit permen yang dipungut dari bawah meja dalam suatu ruang pertemuan hingga menemukan tempat sampah.*/