“KALAU hari ini capek (karena) banyak kerjaan, tapi besok kalau ada kerjaan lagi rasanya tetap semangat bekerja. Kenapa begitu, ya?”
Tampak kalimatnya bernada tanya, tapi sebenarnya itulah rasa yang terpendam sejak hijrah ke lingkungan barunya.
Putri, sebut saja namanya begitu, adalah sarjana manajemen jebolan kampus swasta ternama di kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Setahun belakangan, Putri memang sedang bahagia-bahagianya dengan suasana baru tempat tinggalnya sekarang di ujung timur Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Tepatnya di sebuah pondok pesantren yang kini menapak usia emasnya, 50 tahun.
Sebelum hijrah, Putri menetap di Pinrang, Sulawesi Selatan. Namun ajakan tante dan adik-adiknya yang lebih dulu hijrah, membuat penyuka fotografi dan desain grafis ini berubah pikiran.
Meski jauh terpisah secara fisik dengan kedua orangtuanya, tapi persaudaraan itu justru kian hangat dirasakan.
Putri yang kini diamanahi staf keuangan di pendidikan putri itu bersyukur, kasih sayang orangtua berganti dengan kepedulian dan kepekaan orang-orang di sekelilingnya.
“Kurang tahu juga kenapa. Tapi orang-orang di sini seperti bersaudara dan berkeluarga semua. Selalu ada yang menyapa. Ikatan jamaahnya kuat sekali,” ungkap Putri menceritakan yang dialaminya.
Kini, kebahagiaan itu terasa kian membuncah. Melalui wasilah Pernikahan Mubarak 40 pasang yang diadakan oleh Kampus Ummulqura Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan, Kaltim, Sabtu, 4 Jumadil Ula 1444 (18/11/2023), Putri sulung dari tiga bersaudara tersebut telah menemukan jodoh dambaan hatinya.
Terakhir, pengantin baru tersebut tak banyak meminta, kecuali ketulusan doa dari orang-orang shaleh dan keberkahan pernikahan sesuai dengan tagline Pernikahan Mubarak “Mengokohkan Tarbiyah, Merajut Berkah, dan Menebar Dakwah”.[]