إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Puji sanjung senantiasa tercurah kepada Allah Rabbul a’lamin atas berbagai nikmat dan Taufiq-Nya yang mengantarkan kita menunaikan amanah sebagai Abdillah (hamba Allah) yang ditandai dengan ketaatan kita terhadap titah perintah yang tertuang dalam syariat-Nya.
Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada Nabiullah Muhammad ﷺ,
Harapan besar kita dengan senantiasa bershalawat kepada
Nabi Muhammad ﷺ, semoga pada yaumil akhir kelak mendapatkan syafa’at Beliau.
Dan dengan syafa’at Beliau menjadi asbab Allah berkenan memberikan perlindungan pada saat tidak ada lagi yang dapat memberikan perlindungan selain perlindungan Allah A’zza wajalla.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pilpres dan Pileg telah usai, kini kita telah mempunyai presiden yang baru beserta kabinet barunya, baik wajah lama demikian wajah baru dengan berbagai gebrakan program barunya.
Anggota legislatif yang baru, dari tingkat pusat, provinsi, daerah kota/kabupaten ada wajah lama, ada pula wajah baru, berharap semoga kehadirannya benar-benar merepresentasikan dan mewakili harapan rakyat yang diwakilinya.
Penyelenggaraan Pilkada serentak secara nasional ditingkat provinsi dan Kota/Kabupaten pun juga baru saja selesai penyelenggaraannya.
Sudah tergambar profil gubernur dan Walikota/Bupati periode lima tahun mendatang, kendati secara resmi menyusul akan diumumkan oleh institusi terkait.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Kebanyakan orang percaya bahwa seseorang dapat menemukan kebahagiaan ketika mendapatkan penghormatan dari orang lain, salah satunya melalui jabatan.
Berbagai cara dilakukan untuk mengejar dan mendapatkan jabatan itu, namun patut dicamkan bahwa jabatan tidak selalu berarti kehormatan.
Sangat tergantung bagaimana ia menunaikan amanah jabatan, sebagai wujud pengabdiannya dan tanggung jawab yang tentunya akan dipertanggung jawabkan kelak pada pengadilan Allah di yaumil akhir.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Ketika jabatan berada di tangan orang yang tepat.
Suatu hari menjelang kematiannya, Umar bin Abdul Aziz Khalifah Bani Umayya, bertanya kepada pembantunya,
“Bagaimana keadaan masyarakat kita?” Dijawab oleh pembantunya bahwa, “Semua sudah sejahtera wahai Amirul Mu’minin, kecuali engkau saya (sebagai pembantumu) dan kuda kita.”
Pada riwayat ini, menggambarkan profil ideal seorang pemimpin yang sangat memperhatikan dan mendahulukan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya daripada dirinya, keluarga dan kroninya.
Riwayat ini jika akan dikonversi pada era masa ini, sesuatu yang bersifat “utopis”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bersifat utopis memiliki makna seseorang yang memimpikan sebuah tatanan di dalam politik dan masyarakat sehingga bagus di dalam gambaran.
Mungkin tidak persis sama dalam terapannya, namun setidaknya nilai-nilai keteladanan pada riwayat ini bisa menjadi rujukan dalam memaknai sebuah jabatan.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Allah berfirman pada QS. Al-A’raf Ayat 96:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Pada ayat ini Allah ‘Azza wajalla memberikan jaminan, jika sekiranya suatu kaum, kampung, kawasan, daerah, kota, provinsi, bangsa atau negara penduduknya beriman dan bertaqwa, Allah ‘Azza wajalla memberikan jaminan akan melimpahkan kepada mereka berkah yang datangnya dari langit dan berkah dari bumi.
Menurut pendapat Imam Nawawi, asal makna berkah atau ialah kebaikan yang banyak dan abadi.
Sementara para ulama pun menjelaskan bahwa berkah adalah: “segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah secara material dan spiritual, keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, dan sebagainya.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Dan, untuk mengantarkan penduduk atau masyarakat yang beriman dan bertaqwa diawali dari pemimpin yang beriman dan bertaqwa.
Di dalam Alqur’an, Allah menceritakan orang-orang yang bermartabat tinggi.
Dan, dalam salah satu do’a, mereka meminta agar diangkat menjadi seorang pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa:
وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا
“Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan: Ayat 74)
Menjadi pemimpin berarti telah memikul sebuah amanah dan beban yang sangat berat dan kelak pasti akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah di akhirat.
Kendatipun demikian, ternyata banyak orang saat ini mempunyai keinginan kuat dan berjuang keras untuk merebut kursi dan menduduki jabatan sebagai seorang pemimpin.
Padahal, memimpin diri sendiri dan keluarga saja bukan hal yang mudah, apalagi jika harus memimpin sekian banyak manusia dari latar belakang yang beragam suku dan golongan yang berbeda strata sosialnya, pendidikan, sikap, dan kebiasaan dan karakternya.
Namun dalam realitasnya, justru yang kerap kita rasakan dan saksikan di tengah masyarakat, praktek kepemimpinan yang jauh dari nilai kebenaran, melanggar norma, hukum dan aturan agama.
Demikian pula masyarakatnya banyak yang mendustakan ayat-ayat Allah.
Akibatnya, Allah kemudian menurunkan adzab atau siksa sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan, dengan berbagai bentuknya.
Bisa dalam bentuk masyarakat dihadapkan dengan problematika yang tak kunjung ada solusinya.
Problematika ekonomi, pendidikan, sosial, kemiskinan, kebrutalan masyarakat, jauh dari nilai-nilai moral, jauh dari nilai-nilai agama dan lain-lainnya.
Bukankah negara kita ini adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang berlimpah, mulai dari aneka hasil tambang, hasil pertanian, hasil hutan, hasil laut, lantas pertanyaannya, mengapa negara ini dihadapkan dengan problematika kesejahteraan sosial dan kemiskinan?
Bisa jadi ini juga bagian dari adzab Allah, akibat pemimpin demikian pula penduduknya, masyarakatnya, dalam realitasnya masih banyak praktek mendustakan ayat-ayat Allah.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Untuk itulah, sesungguhnya Addinul Islam ini hadir menyelamatkan dan mengantarkan umat manusia mendapatkan kebahagiaan, kesejahteraan dan keberkahan dunia akhirat.
Semoga para pemimpin kita yang telah mendapatkan amanah kepemimpinan.
Demikian pula para calon-calon pemimpin yang akan beranjak menuju tampuk kepemimpinan.
Allah A’zza wajalla memberikan Taufiq-Nya agar dalam memangku amanah sebagai pemimpin senantiasa tetap berada pada koridor iman dan taqwa sehingga terwujudlah masyarakat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur, “(Negeri yang baik mendapatkan ampunan Rabb yang maha pengampun)”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
Do’a Penutup
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ
!!!عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ