اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن
أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً، فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Segala puji hanya bagi Allah, Sang Pemberi rezeki tanpa henti, yang dengan kasih sayang-Nya menghidupkan hati yang gersang dan menyuburkan jiwa yang letih.
Dialah yang membuka pintu-pintu karunia bagi hamba-Nya, siang dan malam, tanpa pernah berkurang walau setitik.
Kita memohon pertolongan kepada-Nya, berlindung dari godaan yang menyesatkan, dan bersyukur atas segala nikmat yang tak terhitung.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, sosok agung yang mengajarkan kita arti kebahagiaan dan menunjukkan jalan menuju kehidupan yang mulia.
Beliaulah teladan sempurna dalam kesabaran, kesederhanaan, dan keberkahan rezeki. Maka marilah, kita perkuat tekad untuk meneladani beliau, dengan menapaki jalan yang diridhai Allah, — karena di sanalah letak ketenangan sejati dan berkah yang melimpah dalam hidup ini.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Takwa yang tercermin dalam setiap laku, ucapan, dan niat kita, baik dalam ibadah ritual maupun dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam urusan mencari nafkah.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Qashash ayat 77:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ
“Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi”
Ayat ini mengingatkan kita dengan lembut namun tegas. Bahwa, dunia ini bukanlah tempat untuk berpangku tangan, apalagi bermalas-malasan.
Dunia ini adalah ladang amal, tempat berbuat baik, tempat kita berusaha, bekerja, dan menjemput rezeki yang telah Allah janjikan. Dan rezeki itu, jamaah sekalian, hendaklah yang halal lagi thayyib (baik).
Dalam hadis yang mulia, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً
“Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik saja”
Betapa mulianya bekerja untuk mencari nafkah yang halal, hingga Nabi kita menyandingkannya dengan jihad di jalan Allah.
Dalam sebuah hadist riwayat Imam Ath-Thabrani dari Ka’ab bin Ujroh, bahwa beliau melihat seorang sahabat yang kuat bekerja, lalu bersabda:
إن كان خرجَ يسعى على وَلَدِه صِغارًا، فهو في سبيل الله، وإن كان خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين، فهو في سبيل الله
“Jika dia keluar rumah untuk menafkahi anaknya yang kecil dia (jihad) di jalan Allah, jika dia keluar untuk menafkah dua orang tuanya yang sudah renta, dia di jalan Allah”
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Betapa luas karunia Allah kepada kita. Udara segar yang kita hirup, kesehatan yang kita rasakan, tanah yang subur, lautan yang luas, semuanya adalah tanda-tanda kasih sayang Allah.
Maka, adakah alasan bagi kita untuk berpangku tangan? Adakah alasan bagi seorang mukmin untuk mengeluh tanpa berusaha?
Bekerja bukan sekadar mencari uang, tetapi bagian dari ibadah. Ketika kita bangun pagi, memulai aktivitas dengan niat karena Allah, maka setiap langkah kita menuju tempat kerja, setiap keringat yang menetes, setiap tenaga yang dicurahkan — semuanya bernilai pahala di sisi-Nya.
Namun, jamaah sekalian, dalam mencari rezeki itu, kita diingatkan untuk tidak sekadar mengejar hasil, tetapi harus memperhatikan cara dan hak orang lain.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengingatkan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang shahih:
أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”
Betapa dalam makna hadis ini. Ia menegaskan bahwa hak seorang pekerja adalah hal yang suci, yang harus ditunaikan tanpa penundaan.
Di balik setiap tetes keringat mereka, ada keluarga yang menunggu, ada anak-anak yang harus makan, ada kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.
Bayangkan seorang pekerja yang telah mencurahkan tenaga demi keluarganya. Haknya atas upah bukan sekadar uang, tetapi juga martabat dan penghargaan atas jerih payahnya.
Menunda atau mengurangi hak pekerja adalah kezaliman yang menodai keberkahan rezeki kita.
Mari kita teladani Rasulullah, yang selalu menjaga amanah dan keadilan, bahkan dalam urusan terkecil.
Saudaraku sekalian, betapa banyak saat ini kita saksikan hak-hak pekerja diabaikan. Gaji yang terlambat, upah yang dipotong tanpa alasan yang sah, hingga pekerjaan yang membebani tanpa penghargaan yang layak.
Ini semua adalah bentuk kedzaliman yang harus kita jauhi. Sebab Allah Ta’ala telah memperingatkan kita sebagaimana ditekankan dalam Al Qur’an surah Hud ayat 18:
اَلَا لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيْنَۙ
“Ketahuilah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang-orang zalim”
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Mari kita renungi, apakah kita telah sungguh-sungguh menjaga rezeki kita tetap halal? Apakah kita sudah menunaikan hak-hak orang lain dalam usaha kita? Ataukah masih ada hutang yang belum kita selesaikan kepada para pekerja kita?
Ketenangan hidup bukanlah semata-mata karena banyaknya harta. Ketenangan itu datang dari rezeki yang halal, usaha yang jujur, dan hati yang bersih dari kedzaliman.
Rumah tangga menjadi tenteram, anak-anak tumbuh dalam keberkahan, dan doa kita dikabulkan oleh Allah karena kita menjaga apa yang masuk ke dalam perut kita.
Rasulullah mengingatkan dalam hadis yang panjang, bagaimana seseorang yang berdoa dengan penuh harap, tapi doanya tertolak karena makanannya haram, pakaiannya haram, dan dia diberi makan dari yang haram.
Maka, jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, mari kita bersihkan usaha kita. Mari kita muliakan pekerja kita. Bayarkan hak mereka tepat waktu, bahkan sebelum keringat mereka mengering.
Dan bagi kita yang bekerja, niatkan setiap langkah sebagai ibadah dengan penuh dedikasi. Dengan itu, insya Allah, hidup kita akan penuh ketenangan, rumah kita diberkahi, dan doa kita dikabulkan.
Semoga Allah memudahkan rezeki kita, memberkahi usaha kita, dan menjauhkan kita dari rezeki yang haram. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
Do’a Penutup
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ
!!!عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(Untuk mengunduh naskah ini ke format PDF, klik icon “print” pada share button di bawah lalu pilih simpan file PDF)