AdvertisementAdvertisement

Kolaborasi SAR Hidayatullah dan Perguruan Tinggi dalam Membangun Generasi Berdaya Saing

Content Partner

BANDUNG (Hidayatullah.or.id) — Search and Rescue (SAR) Hidayatullah, sebagai badan pendukung ormas Hidayatullah, terus menunjukkan komitmennya dalam tanggap darurat bencana, mitigasi, kewaspadaan dini, dan rehabilitasi pasca-bencana.

Kini, SAR Hidayatullah memperluas dampaknya melalui kolaborasi strategis dengan Perguruan Tinggi Hidayatullah (PTH) untuk mendukung proses pengkaderan mahasiswa.

Kerjasama ini diwujudkan melalui program Training Center 40 Hari (TC-40H), yang bertujuan membentuk karakter mahasiswa sekaligus meningkatkan potensi kerelawanan mereka.

Nota kesepahaman kerjasama antara SAR Hidayatullah dan Departemen Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Dikti Litbang) Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah resmi ditandatangani pada Rapat Koordinasi Nasional Perguruan Tinggi Hidayatullah (Rakornas PTH) 2025, di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 4 Jumadil Akhir 1446 (5/12/2024).

Ketua Umum SAR Hidayatullah, Irwan Harun, menekankan pentingnya keseimbangan antara hard skill dan soft skill dalam menjawab tantangan era modern yang kompleks.

Dia menjelaskan, hard skill merupakan elemen esensial dalam membangun kompetensi teknis yang mumpuni. Keterampilan ini melibatkan keahlian spesifik yang sering kali dapat diukur secara kuantitatif, seperti kemampuan analisis data, penguasaan perangkat lunak, atau keahlian teknis lainnya.

Idealnya, kata dia, mahasiswa dibekali dengan hard skill yang solid untuk menghadapi tantangan dunia profesional. Namun, realitas menunjukkan bahwa hard skill saja tidak cukup untuk memastikan keberhasilan di dunia kerja atau dalam kehidupan bermasyarakat.

Soft skill, yang mencakup kemampuan interpersonal, komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah, menjadi elemen penting yang melengkapi hard skill.

“Maka, bekal soft skill berupa kemampuan non-teknis menjadi bagian kepribadian mahasiswa agar dapat memimpin dengan efektif dan menyelesaikan masalah tanpa menciptakan masalah baru,” ujarnya.

Menurut Irwan, integrasi penguasaan hard skill dan soft skill merefleksikan pendekatan kepemimpinan holistik yang relevan dengan tantangan abad ke-21 dewasa ini.

Dia menambahkan, kemampuan untuk memahami dan beradaptasi terhadap situasi yang kompleks menjadi indikator keberhasilan mahasiswa di masa depan. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menjadi ahli dalam disiplin ilmu tertentu, tetapi juga pemimpin yang bijak, visioner, dan berempati.

Lebih jauh Harun menjelaskan, pendekatan TC-40H tidak hanya melibatkan penguasaan teknis, tetapi juga membangun kesadaran mahasiswa tentang urgensi manajemen waktu dan keberanian mengambil keputusan.

Program ini diharapkan dia melahirkan mahasiswa dengan kemampuan apresiatif, yakni mereka yang dapat menghargai setiap pencapaian meskipun itu bukan tujuan utama.

Sebelumnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidyatullah sebagai leading sektor gagasan TC-40H ini telah menyelenggarakan program selama 2 tahun terakhir ini yang dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu untuk mahasiswa baru dan mahasiswa calon sarjana yang akan dilepas di bursa kerja. “Terima kasih kepada STIEHidayatullah yang telah memberikan ruang terhadap pelaksanaan program ini dengan baik,” kata harun.

Ketua Institut Agama Islam (IAI) Hidayatullah Batam, Dr. Muhammad Siddiq, M.Pd, menyebut TC-40H sebagai inisiatif yang sangat relevan dan dibutuhkan untuk mendukung proses pengkaderan di perguruan tinggi. “Ini adalah program yang sangat dinantikan, terutama untuk memperkuat proses pembentukan karakter di masing-masing PTH,” ujarnya.

Dukungan serupa disampaikan oleh Sumarno, M.Pd.I, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Mumtaz Karimun Kepulauan Riau, yang melihat program ini sebagai elemen penting dalam proses akreditasi institusi.

Sementara itu, Moh. Idris, M.Pd.I, Ketua STAI Lukman Al Hakim Surabaya, berharap TC-40H dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Ketua Departemen Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Dikti Litbang) Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Drs. Miftakhuddin, M.Si, juga memberikan apresiasi terhadap kerjasama ini.

“Jika program ini berhasil mencapai 30 persen targetnya saja, maka pendidikan dan pengkaderan di PTH sudah berada di jalur yang sangat baik,” ujarnya.

Melalui kolaborasi ini, dia berharap, dapat semakin mengoptimalkan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan akademik sekaligus menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks.

“Dengan perpaduan pendidikan, kerelawanan, dan karakter, mahasiswa PTH diharapkan menjadi generasi unggul yang mampu memberikan dampak positif di berbagai bidang,” tandasnya. (ybh/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Peran Murabbi dalam Perjuangan Islam tidak Mengenal Kata Pensiun

MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) – Peran murabbi dalam perjuangan Islam tidak mengenal kata pensiun. Hal itu kembali ditegaskan oleh Ketua Dewan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img