JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Bagi penikmat kopi, seduhan panas yang tersaji di atas meja itu selalu sarat makna. Bukan saja tentang prosesnya yang panjang dengan segala kerumitannya, juga tentang seni tangan yang mengolahnya sehingga menghasilkan cita rasa dan kenikmatan berbeda.
Sebagai penikmat kopi, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Dr H Nashirul Haq, pun rupanya sudah menyiapkan stok kopi khusus dari sebuah daerah di Riau yang katanya cukup untuk menemani kegiatan malam selama bulan Ramadhan ini.
Sebelumnya, dalam sambutannya di acara tasyakuran penggunaan perdana Masjid Baitul Karim Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah beberapa waktu lalu, beliau menyampaikan pentingnya persiapan diri memasuki bulan suci Ramadhan. Tidak saja persiapan mental, termasuk di dalamnya adalah persiapan kopi agar tidak ngantuk ketika Qiyam Ramadhan.
Dengan setengah berseloroh, ia lantas mengingatkan, ngopi tidak membuat penyeruputnya otomatis tidak mengantuk dan membuat melek semalam suntuk. Malah sebaliknya, ada orang yang sudah minum kopi tapi tetap saja mengantuk.
“Sebenarnya, minum kopi atau tidak, tetap saja ngantuk. (Tidak ngantuk) itu tergantung jiwa dan fikirannya,” katanya.
Beliau lantas membagi kiatnya melawan kantuk. Kalau tidak mau mengantuk, katanya, pikirkanlah apa yang sedang dibaca dan apa yang kita dengar. Menurutnya, tidak ada orang ngantuk selama dia berfikir.
“Kalau kita ngantuk, berarti kita tidak meresapi apa yang didengar dan apa yang dibaca. Kalau kita ikuti dan meresapi bacaan imam, sebenarnya, susah kita ngantuk. Sebagaimana kalau kita ada masalah, kita pikirkan sampai tidak bisa tidur,” imbuhnya.
Buka Sekadar Banyak
Dalam pada itu, Ust Nashirul menekankan agar dalam menghadapi bulan Ramadhan harus pula dengan persiapan ilmu.
“Target kita di bulan Ramadhan adalah bukan hanya banyaknya ibadah, tetapi bagaimana menggapai pelaksanaan ibadah yang berkualitas. Ahsanu ‘amala,” ujarnya.
Yang namanya ahsanu amala, terangnya, adalah ibadah yang sejalan dengan sunnah yang ditunaikan dengan penuh keikhlasan.
“Ikhlas dan ittiba’, itulah ahsanu ‘amala. Jadi bukan sekedar banyaknya bacaan, tetapi baiknya bacaan itu yang paling penting,” jelasnya.
Yang tak kalah penting adalah persiapan fisik. Bahkan ia menyarankan bila perlu lakukan medical checkup apabila ada masalah kesehatan yang dirasa mengganggu. “Perlu juga kita olahraga rutin agar fit. Semua harus disiapkan dengan baik,” pungkasnya.
Hidayatullah telah mengeluarkan seruan Ramadhan mendorong segenap jamaah dan umat muslim secara luas untuk mengupayakan pencapaian target Ramadhan, antara lain, target tarbiyah ruhiyah, yakni peningkatan kualitas spiritual dan keilmuan pengurus, simpatisan, anggota, dan masyarakat.
Target dakwah Islamiyah, yakni tersentuhnya seluruh lapisan masyarakat melalui masjid, mushallah maupun perkantoran oleh program dakwah Hidayatullah, baik dakwah jama’iyah melalui ceramah, ta’lim, kajian, dan diskusi maupun dakwah fardiyah melalui silaturrahim atau pertemuan-pertemuan informal.
Lalu target penyucian harta, yakni terpenuhinya seluruh kewajiban zakat bagi seluruh kader, anggota, jamaah dan simpatisan Hidayatullah. Serta target pendayagunaan dana Zakat, Infak, Shadaqah (ZIS) kaum muslimin untuk menyukseskan dakwah Islam melalui jaringan Hidayatullah, baik melalui Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah maupun yayasan-yayasan sosial yang telah ada.
(ybh/hio)