AdvertisementAdvertisement

LTC Pemuda Hidayatullah di Ibu Kota Nusantara

Content Partner

PPU (Hidayatullah.or.id) — Pengurus Daerah (PD) Pemuda Hidayatullah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar kegiatan program Leadership Training Center (LTC) di daerah Ibu Kota Nusantara (IKN). Karena kali pertama, LTC di IKN ini merupakan helatan introduksi yang dikawal langsung oleh Pengurus Wilayah (PW) Pemuda Hidayatullah Kalimantan Timur.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Raup Muin yang hadir dalam pembukaan acara itu mengapresiasi gelaran pogram Leadership Training Center Pemuda Hidayatullah ini.

“Kegiatan ini sangat positif untuk mengarahkan potensi dan kapasitas generasi muda,” kata Raup Muin dalam sambutannya pada pembukaan LTC Pemuda Pemuda Hidayatullah Penajam Paser Utara bertempat di Kampus Madya Hidayatullah PPU, seperti dinukil dari laman Pemuda Hidayatullah, Jum’at, 22 Jumadal Awal 1444 H (16/12/2022).

Raup berpesan, pemuda harus memanfaatkan kesempatan masa belia tersebut sebaik mungkin untuk membentuk karakter diri. Karakter baik menentukan capaian masa depan yang ingin diraih.

Dia kemudian mengumpamakan perhiasan emas berlian intan permata yang meskipun berasal dari lumpur pekat, namun ia bisa berkilau penuh cahaya karena harus melalui proses panjang yang tidak sederhana. Ia harus ditempa dan ditapis dengan rangkaian yang berliku liku.

Raup pun memotivasi generasi muda ini hendaknya berani mengambil langkah, sebab tanpa langkah pertama mustahil untuk mengambil langkah berikutnya. Adapun soal berhasil atau tidak, yang terpenting adalah berani bertindak.

“Lakukan tindakan secara benar, kemudian ambil langkah pertama. Yakin, fokus, dan jangan pernah merasa berhasil kalau tidak pernah gagal,” kata Raup memotivasi.

Pria yang sempat beberapa periode menduduki pucuk Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) daerah ini datang ditemani oleh dua ajudan. Dengan berbaju kemeja putih dibalut jaket pria berkumis tipis memasuki ruangan dengan salam dibarengi senyum khasnya.

“Hidup kita jangan sampai menjadi pecundang, kita yang maintainance diri kita. Berusaha saja belum tentu dapat, apalagi diam diam saja tentu nilainya pasti nol,” pesan ayah dari dua anak gadis berdarah bugis ini memungkasi.

Sejalan dengan itu dalam sambutannya Ketua Pengurus Daerah Pemuda Hidayatullah Penajam, Mohammad Juanda, menyampaikan urgensi pembinaan generasi muda. Untuk itulah, Pemuda Hidayatullah hadirkan LTC sebagai salah satu dari 3 program nasional.

“Jangan sia siakan kesempatan menjadi bagian dari peserta Leadership Training Center di IKN ini. Diharapkan ini semakin memantapkan kebaikan yang kita lakukan,” kata Juanda.

Menguatkan Gerakan

Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah Kaltim, Ahmad Shobirin Ibnu Hambali, yang melakukan roadshow juga turut hadir dalam kesempatan tersebut. Ia turut didampingi oleh sejumlah jajarannya. Kehadirannya ini sebagai salah satu bentuk dukungan ril dan moril kepada PD Pemuda Hidayatullah PPU.

Hadir pada kesempatan itu pengurus inti PW Pemua Hidayatullah Kalimantan Timur, ada abangda Malik Najamuddin selaku Kadep Perkaderan, abangda Imam M. Fathi Farhat selaku sekretaris wilayah, dan abangda Sukman selaku Kadep Organisasi.

Baik PD PPU mapun PW Pemuda Hidayatullah Kaltim menyampaikan terimakasih sebesarnya atas support luar biasa dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Yayasan Hidayatullah PPPU, seraya menyampaikan permohonan maaf jika masih terdapat kekurangan.

Dengan turunnya hujan pada kesempatan tersebut maka suatu kesyukuran tak terhingga, semoga dengan turunnya hujan akan menjadi karunia tumbuh suburnya dakwah di IKN ini.

Shabirin dalam sambutannya menyampaikan agar para pemuda tidak berkecil hati terhadap kurangnya sumber daya dan tetap berpegang teguh kepasa kosolidan berjamaah.

“Jangan keder oleh karena sedikitnya sumber daya, sebab iltizam (komitmen) terhadap jamaah itu lebih penting serta menjadi kunci kemenangan,” ujarnya.

Shabirin mengisahkan, para mujahidin melakukan ribath dua hari sebelum pecahnya pertempuran Manzikert. Ada 20.000 tentara yang dipimpin Sultan Alp Arslan melawan 200.000 tentara Byzantium yang dipimpin Kaisar Romanos IV Diogenes.

“Ribath ini kondisi serius, dimana pasukan harus selalu dalam kondisi prima berjaga dan siap betempur. Bukan perkara mudah menahan kondisi ini dua hari dua malam lamanya, bila bukan karena iltizam terhadap jamaah, maka pasukan akan bubar dan kekalahan sudah pasti di depan mata,” katanya mengisahkan.

Belum lagi ketika Sultan Alp Arslan memerintahkan 30 orang pertama menyerang 200.000 orang musuh, bila bukan karena iltizam tentu itu tidak pernah terjadi. Tapi pasukan ini membuktikannya, mereka loyal terhadap komando, inilah yang menjadi titik awal kemenangan.

Shabirin lantas mengajak untik perhatikan Raja Tolut dan pasukannya. Dalam matematika manusia nggak masuk akal. Tetapi orang yang yakin akan menjawab, “Kam min fiatin qolilatin golabat fiatan katsira bi idznillah”, berapa banyak kelompok ata golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang lebih banyak dengan izin Allah.

“Jangan berkecil hati ketika sumber daya manusia tidak banyak atau tidak ada materi penunjang, karena penentu kemenangan hanyalah Allah Subhanahu Wata’ala. Kita hanya diminta untuk mengusahakannya,” kata Shabirin yang sempat menjabat sebagai Sekwil Pemuda Hidayatullah Kaltim di periode sebelumnya ini.

“Jika semangat masih ada pasti semua dapat dilewati dapat dijalani dengan baik,” tandas Shabirin.

Diluar itu tak kalah bersemangat adalah sambutan dari Ketua Yayasan Hidayatullah PPU, Ust. Mursyid MS. Dia berpesan, pemuda harus pragmatis dan harus terarah.

“Jangan karena soal konsumsi kita tidak jadi buat kegiatan apalagi mundur. Karena orang datang pasti membawa keberkahan dan membawa doa terbaik. Karena syiar agama ini adalah yang sangat kita harapkan,” kata Murysid.

Murysid mengatakan, terlalu kecil ketika kita berbicara materi. Sehingga terlalu hina rasanya kalau urusan agama kita kalah karena mengurus urusan dibawah perut.

“Mari para pemuda bersemangat menjalani proses sebab manfaatnya cepat atau lambat akan kita rasakan. Kita membuat acara bukan untuk menggugurkan kewajiban namun untuk menjadi jembatan awal mempersiapkan generasi unggul,” cetus Mursyid memotivasi.

Dia mengimbuhkan, semua berawal dari bawah. Kita tidak pernah berfikir akan menjadi pemimpin. Tapi nyata bergulirnya waktu kita harus menyiapkan diri karena amanah pasti datang.

Intinya, tegas dia, bergerak saja dahulu. Pemuda itu akan memberikan corak tersendiri karena ia dapat menentukan apa yang menjadi mainstream gerakannya.

“Kita berdoa semoga acara berjalan dengan baik dan para santri angkatan ke II dari SMA Al Muzammil Kampus Madya Penajam yang menjadi peserta acara LTC menjadi para pemimpin dimasa masa yang akan datang,” tutup pria yang selalu riang ini.

Pada kesempatan tersebut hadir juga tokoh muda dai kondang Ust. Sakka Taufiqurrahman Rajab, juga merupakan penceramah agama yang memiliki perhatian terhadap berbagai masalah kepemudaan dan kebangsaan yang acapkali dinarasikan melalui ceramah yang ia bawakan.*/Imam Muhammad

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Harga Mati Rejuvenasi

SAAT ini, organisasi Islam dihadapkan pada tantangan besar untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan dunia yang semakin berubah. Di...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img