AdvertisementAdvertisement

Nasihat Buya Hamka untuk Membuat Ilmu Menjadi Berkah

Content Partner

TERINGAT pesan yang bijak dari salah seorang senior dalam sebuah diskusi santai (kopi darat), di mana beliau menghinggapi kita dengan pesan yang bernilai; bahwa apa yang kita pikirkan, apa yang kita ucapkan, dan apa yang kita lakukan sangat tergantung pada pengaruh dari individu yang menjadi guru dan teman kita.

Nasihat ini senada dengan nasihat yang pernah diwariskan oleh Rasulullah SAW:

Bertemanlah dengan penjual minyak wangi, mungkin engkau akan diberikan minyak wangi, atau mungkin engkau akan membelinya dari mereka, dan jika tidak, engkau tetap akan pulang dengan harum wangi. Sebaliknya, bertemanlah dengan seorang pandai besi, dan mungkin sehelai baju Anda akan terkena percikan percikan api, atau jika tidak, Anda mungkin pulang dengan bau asap yang tak sedap.

Tidaklah nasihat ini bermaksud menilai pandai besi lebih buruk atau penjual minyak wangi lebih baik, tetapi sebaliknya, memberikan kita ilustrasi dan dorongan untuk merenung dan meresapi. Orang-orang yang ada dalam hidup kita memiliki pengaruh besar pada karakter kita.

Hal ini juga ditekankan oleh Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Buya Hamka. Beliau berpesan bahwa cara menuntut ilmu yang terbaik ialah berguru kepada seorang yang banyak pengalaman, luas pengetahuan, bijaksana dan pemaaf, tenang dalam memberi pengajaran, tidak lekas bosan lantaran pelajaran itu tidak lekas dimengerti oleh murid. Hendaklah si murid rindu dan cinta pada ilmu, percaya pada keutamaannya dan yakin pada manfaatnya.

Buya Hamka melanjutkan dengan mengatakan: “Seorang yang menuntut ilmu hendaknya didasari oleh keinginan untuk mendapat keridhaan Allah SWT semata. Sebab dengan ilmu yang luas itulah yang dapat mengenal tuhan dan membangun budi pekerti. Bukan ilmu sekadar mencari makan dan mencari gaji. Jangan menuntut ilmu hendak mencari riya”.

Kata Buya Hamka, orang riya itu sebenarnya tidaklah menjadi besar, tetapi menjadi orang terhina. Pengambil muka tidaklah terhormat tapi tersisih. Di depannya orang menganggukkan kepala, di belakangnya orang mencibir. Sepandai-pandai membungkus, yang busuk berbau juga”. (Lembaga Hidup hal.283)

Nasihat Buya Hamka kepada para pencari ilmu pada masa ini masih sangat relevan. Niat tulus dan proses yang benar adalah kunci untuk kesuksesan dan berkah dari pengetahuan yang diperoleh.

Terutama di era saat ini, ketika pemikiran Barat yang berlimpah telah mengaburkan banyak orang terhadap esensi sejati dari proses mengejar ilmu.

Contoh pemikiran materialistik adalah salah satu yang perlu diperhatikan, yang menganggap bahwa semua yang ada di dunia ini adalah materi atau benda. Dalam pandangan ini, hal-hal yang tidak terlihat secara nyata dianggap tidak ada. Akibatnya, pandangan seseorang tentang tujuan hidup, kebahagiaan, dan kesuksesan seringkali diukur dalam hal-hal materi yang dapat diukur.

Oleh karena itu, adalah bijak mengikuti saran Buya Hamka untuk memperhatikan dari siapa kita belajar. Ini akan membantu kita menjaga niat tulus dan memastikan bahwa proses belajar dan pengetahuan yang kita peroleh tidak terpengaruh oleh pandangan dunia yang serba materialistik yang lebih menekankan pada kekayaan, kedudukan, dan popularitas.

Ada individu yang dapat menjadi teladan dalam akhlak, meskipun mungkin tidak dalam hal ekonomi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, memilih dengan bijak siapa yang akan menjadi pengaruh dalam perjalanan belajar kita adalah hal yang sangat penting dalam memastikan berkah dari pengetahuan yang kita peroleh.

*) Adam Sukiman, penulis adalah pemetik buah hikmah di kebun kehidupan. Saat ini diamanahi sebagai Ketua PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Peran Murabbi dalam Perjuangan Islam tidak Mengenal Kata Pensiun

MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) – Peran murabbi dalam perjuangan Islam tidak mengenal kata pensiun. Hal itu kembali ditegaskan oleh Ketua Dewan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img