
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dalam rangka memperkuat peran lintas generasi dalam pengembangan ekosistem halal dan menjaga persatuan bangsa, Pemuda Hidayatullah bekerja sama dengan LPH Hidayatullah menyelenggarakan Seminar Halal Nasional dengan tema “Pemuda Penggerak Ekosistem Halal dan Penjaga Persatuan Bangsa”.
Acara yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Senin, 28 Rabi’ul Akhir 1447 (20/10/2025), mengundang 3 narasumber utama, yaitu Ketua Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan, Anggota Komisi VIII DPR RI Erwin Aksa, dan Ketua LPH Hidayatullah Muhammad Faisal.
Seminar ini juga menjadi rangkaian pendahuluan bagi Musyawarah Nasional (Munas) VI Hidayatullah yang akan dibuka esoknya.
Menurut Adam Sukiman, selaku Ketua Panitia, seminar ini tidak sekadar menjadi forum edukasi tentang halal, tetapi juga arena strategis untuk mengangkat peran pemuda sebagai penggerak utama dalam transformasi industri halal sekaligus penegak kerukunan dan persatuan antarpelaku usaha, komunitas dan tokoh bangsa.
“Generasi muda harus hadir bukan hanya sebagai konsumen atau pelaku ekonomi melainkan sebagai penggerak ekosistem halal yang memiliki kesadaran mendalam bahwa produk halal adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan kebangsaan,” kata Adam dalam keterangannya.
Adam menjelaskan, peran penting tersebut setidaknya memiliki beberapa alasan. Pertama, dari perspektif ekonomi Islam dan industri halal, produk halal bukan hanya masalah syariat atau ritual keagamaan, melainkan juga bagian dari strategi pembangunan nasional.
“Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim memiliki peluang besar untuk menjadi hub produk halal global. Semakin kuat ekosistem halal mulai dari sertifikasi, produksi, distribusi, konsumsi hingga ekspor, maka semakin besar kontribusi pemuda dalam pengembangan ekonomi syariah dan inklusivitas sosial,” jelas Adam seraya menggarisbawahi bahwa pemuda “penggerak ekosistem halal” berarti aktif dari hulu hingga hilir.
Kedua, terangnya, dari perspektif sosial-kebangsaan, mengaitkan ekosistem halal dengan penjaga persatuan bangsa adalah langkah konseptual yang penting.

Ekosistem halal yang inklusif, jelasnya, memerlukan kolaborasi antar-agama, antarpelaku usaha baik Muslim maupun non-Muslim, dan antarwilayah.
“Dengan menghadirkan pemuda sebagai penjaga persatuan bangsa, seminar ini menyiratkan bahwa penguatan halal tidak boleh disertai segregasi atau eksklusivitas identitas, melainkan harus menumbuhkan value kebersamaan nasional,” jelasnya.
Persatuan bangsa dalam konteks ini, terang Adam, berarti bahwa produk dan gaya hidup halal bisa menjadi jembatan sosial yang memperkuat kohesi masyarakat.
Ketiga, dari sudut kebijakan publik, pembicaraan tentang ekosistem halal memerlukan rujukan kelembagaan yang kuat. Dia menjelaskan, dalam kondisi global yang semakin terbuka dan persaingan halal antarnegara makin ketat, Indonesia perlu memperkuat lembaga seperti BPJPH dan LPH agar mampu menjamin keutuhan sertifikasi halal serta menumbuhkan kepercayaan pasar dan konsumen.
Adam Sukiman lebih lanjut menyebut bahwa pemuda yang menguasai pengetahuan halal dan memahami regulasi serta pasar global akan menjadi ujung tombak bangsa dalam meraih posisi strategis industri halal dunia.
Isu sertifikasi halal dan pengembangan ekosistem halal memang makin kerap muncul. Sebagai contoh, lembaga LPH Hidayatullah sendiri telah menyelenggarakan festival halal yang menekankan percepatan sertifikasi halal dan pemberdayaan UMKM.
“Seminar yang sekarang diadakan dapat dipandang sebagai bagian dari upaya lanjutan untuk memperkuat daya saing produk halal nasional dan memperluas partisipasi pemuda dalam agenda nasional tersebut,” imbuhnya.
Adam menekankan, dengan tema “Pemuda Penggerak Ekosistem Halal dan Penjaga Persatuan Bangsa”, seminar ini menempatkan pemuda sebagai aktor strategis yang memiliki dua pilar yaitu pengembangan ekonomi halal, dan, kedua, penguatan persatuan nasional.
“Kegiatan ini diharapkan menjadi stimulus bahwa generasi muda Indonesia semakin siap mengambil peran dalam ekosistem halal yang berkembang cepat dan dalam menjaga persatuan bangsa sebagai modal utama pembangunan nasional,” tukasnya menandaskan.






