AdvertisementAdvertisement

Rahasia Doa Rezeki Buah-Buahan

Content Partner

MASIH menggali hikmah dari kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam dan keluarganya yang luar biasa untuk kita teladani. Masih mengupas doa Nabi Ibrahim yang memintta rezeki buah-buahan, sebagaimana doa Nabi Ibrahim dalam Surah Ibrahim ayat 37,

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

“Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian dari zuriat keturunanku di sebuah lembah (Tanah Suci Makkah) yang tidak tanaman padanya, di sisi rumahMu yang diharamkan mencerobohinya. Wahai Tuhan kami, (mereka ditempatkan di situ) supaya mereka mendirikan sembahyang (dan memakmurkannya dengan ibadat). Oleh itu, jadikanlah hati sebahagian dari manusia tertarik gemar kepada mereka, (supaya datang beramai-ramai ke situ), dan kurniakanlah rezeki kepada mereka dari berbagai jenis buah-buahan dan hasil tanaman, semoga mereka bersyukur”

Mengapa Nabi Ibrahim meminta rezeki buah-buahan? Bukan makanan atau minuman yang lain, bukan kekayaan emas permata dan uang yang banyak. Ini pertanyaan karena penasaran tentang apa hikmah doa Nabi Ibrahim.

Bahkan doa terekam dua kali dalam al Qur’an, meski ada pengkhususan rezeki buah-buahan hanya untuk orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, yaitu di surat al Baqarah ayat 126:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian”

Selama ini, buah-buahan tidak dianggap makanan pokok, padahal buah-buahan ini makanan yang paling banyak disebut dalam al Qur’an untuk makanan manusia di dunia dan syurga. Pada dasarnya makanan manusia di belahan dunia manapun, berasal dari buah-buahan. Nyaris tidak ada makanan yang berasal dari buah-buahan (buah dari ubi-ubian ataupun biji-bijian).

Adapun makanan yang paling sehat adalah buah-buahan itu sendiri. Ini semua dokter dan pakar mengakuinya dari hasil penelitian bahwa buah-buahan adalah makanan yang sehat dan menguatkan.

Hal ini sebagaimana jaminan Rasulullah dalam hadistnya bahwa rumah yang dijamin tidak ada kelaparan adalah rumah yang ada kurmanya. “ Tidak akan lapar penghuni rumah yang memiliki kurma” (HR. Muslim)

Nabi Ibrahim paham bahwa tanah haram ini adalah suatu lembah tandus dan tidak bertumbuh tumbuhan, maka Nabi Ibrahim meminta buah-buahan yang menjadi rezeki untuk mereka makan. Ini doa yang sangat cerdas dan strategis untuk kehidupan keluarganya secara khusus dan manusia secara umum.

Maka Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim, sebagaimana dalam al Qur’an dalam surah Al Al-Qasas ayat 57 disebutkan:


وَقَالُوا إِنْ نَتَّبِعِ الْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا ۚ أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَىٰ إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Dan mereka berkata: “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”. Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Atas karunia Allah, doa Nabi Ibrahim ini terwujud. Meskipun Makkah tidak ada pohon yang berbuah, namun buah-buhan dan hasil tanaman empat musim dari negeri-negeri sekitarnya didatangkan ke Makkah sebagai perwujudan diperkenankannya doa. Apalagi kurma dengan segala jenisnya yang banyak.

Makkah menjadi tempat pertemuan berbagai hasil tanaman dan buah-buahan yang datang dari segenap penjuru negeri. Allahpun menjadikan Tanah Tha’if sebagai tempat tumbuhnya berbagai pepohonan.

Hari ini, jika pergi ke Makkah, semua buah tersedia di sana dan melimpah ruah. Tidak ada satupun buah yang terlewatkan untuk dijual dan dikonsumsi di Makkah. Mudah dan murah mengkonsumsi buah-buahan di Makkah meski tidak ada pohon-pohon buahnya.
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan berkata,

و هذا من لطفه تعالى وكرمه ورحمته وبركته: أنه ليس في البلد الحرام مكة شجرة مثمرة، و هي تجبى إليها ثمارات ما حولها، استجابة لخليله إبراهيم عليه الصلاة و السلام

“Inilah kebaikan Allah Ta’ala: kedermawanan, kasih sayang, dan keberkahan-Nya, yaitu di tanah haram Makkah tidak ada pohon yang tumbuh, tetapi didatangkan buah-buahan ke kota Makkah dari sekeliling Kota Makkah sebagai bentuk pengabulan doanya Ibrahim Alaihissallam, sang kekasih Allah” (Tafsir Ibnu Katsir)

Di bagian terakhir surat Ibrahim ayat 37 ada kalimat penutup لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (supaya kalian bersyukur). Ini adalah tujuan dari doa Nabi Ibrahim bahwa rezeki buah-buahan kepada penduduk Makkah dan manusia pada umumnya adalah agar mereka bersyukur atas limpahan nikmat rezeki buah-buahan tersebut. Bersyukurnya dengan menegakkan shalat dan banyak beribadah kepada Allah.

Makna sesungguhnya bahwa tujuan dari segala rezeki yang kita minta dan diberikan oleh Allah dalam bentuk apapun harus mendukung untuk menunaikan ibadah kepada Allah dan menegakkan ketaatan. Itulah perwujudan hakekat syukur.

Ust Abdul Ghofar Hadi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Final HiFest di Kampus Ar Rohmah IIBS Uji Kemampuan Santri di Bidang Diniyah, Bahasa dan Sains

MALANG (Hidayatullah.or.id) -- Kampus Ar Rohmah International Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Jawa Timur, menjadi saksi kemeriahan final HiFest...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img