AdvertisementAdvertisement

Rakerwil Jawa Barat Didorong Optimalkan Potensi Daerah dan Pengembangan Jaringan

Content Partner

GARUT (Hidayatullah.or.id) — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Barat (Jabar) menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke-V Tahun 2025 yang berlangsung di Al Hambra Granada Internasional Resort, Kabupaten Garut,yang dibuka pada Senin, 21 Jumadil Akhir 1446 (23/12/2024).

Rakerwil dihadiri oleh Ketua Departemen Organisasi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Samsudin, MM, sebagai pendamping, Dewan Pengurus Wilayah (DPW), Dewan Murabbi Wilayah (DMW), Dewan Pengurus Daerah (DPD), unsur Organisasi Pendukung (Orpen), amal usaha dan badan usaha.

Kegiatan digelar intensif selama 2 hari yang mengusung tema “Konsolidasi Jatidiri, Organisasi, dan Wawasan Menuju Terwujudnya Standardisasi, Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik” ini juga dihadiri pula tokoh tokoh dan pengusaha Kabupaten Garut, seperti H. Fadil Suharto, H. Iwan, dan Aan Hudri, dan lainnya.

Rapat Kerja Wilayah ke-V Tahun 2024 Hidayatullah Jawa Barat ini menjadi momen penting bagi organisasi untuk merefleksikan perjalanan selama periode ini. Samsudin dalam sambutannya, menegaskan pentingnya konsolidasi dalam menghadapi Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.

Tema yang diusung pada Rakerwil kali ini, terang dia, setarikan dengan urgensi memperkuat struktur dan strategi organisasi, sebagaimana termaktub dalam Surah al-Insyirah [94] ayat 7: “Maka apabila engkau telah selesai (dari satu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”

Sebagai organisasi yang memiliki visi besar, jelas Samsudin, Hidayatullah dituntut untuk tidak hanya menyelesaikan program secara formalitas, tetapi juga memastikan keberlanjutannya melalui evaluasi menyeluruh.

“Evaluasi ini melibatkan identifikasi kekurangan, penguatan kelebihan, serta penyusunan solusi yang strategis. Dengan demikian, setiap tahapan kerja menjadi batu loncatan menuju capaian yang lebih besar,” katanya.

Samsudin menegaskan bahwa program kerja di tingkat wilayah harus selaras dengan hasil keputusan rapat tingkat pusat dan rekomendasi Rakernas. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi tidak dapat berjalan secara parsial, melainkan membutuhkan sinergi yang terukur antara berbagai tingkatan.

“Disusun sesuai dengan kemampuan dan rekomendasi Rakernas,” ujarnya, seraya menegaskan pentingnya keselarasan arah dalam menjalankan visi kolektif.

Salah satu poin penting yang diangkat adalah potensi Jawa Barat sebagai wilayah dengan populasi terbesar di Indonesia, yaitu hampir 50 juta jiwa. Namun, Samsudin mencatat bahwa masih ada kabupaten/kota yang belum terisi oleh Hidayatullah.

Hal ini, lanjut Samsudin, menunjukkan adanya peluang besar sekaligus tantangan yang harus dihadapi organisasi. Untuk itu, diperlukan optimalisasi potensi daerah melalui peningkatan kegiatan silaturahim, standarisasi halaqah, dan keterlibatan aktif pemuda serta tokoh masyarakat.

“Penduduk Jawa Barat itu terbesar di Indonesia, hampir 50 juta jiwa. Wilayahnya luas, masih ada kabupaten kota yang belum terisi Hidayatullah,” ungkapnya.

Menurut Samsudin, pendekatan silaturahim dan standarisasi halaqah menjadi elemen kunci dalam memperkuat struktur organisasi di daerah. Halaqah yang terstandarisasi tidak hanya berfungsi sebagai wadah pembinaan, tetapi juga sebagai sarana konsolidasi yang efektif.

Di sisi lain, melibatkan pemuda, cendekiawan, dan tokoh masyarakat menciptakan ruang kolaborasi lintas generasi, yang pada akhirnya memperkuat daya saing organisasi di era modern.

Oleh karena itu, Samsudin berharap momentum Rakerwil ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk memastikan kesinambungan program kerja dan mengembangkan potensi lokal secara maksimal.

Ia menegaskan, konsistensi dalam bekerja keras sebagaimana yang diamanatkan oleh Surah al-Insyirah menjadi pedoman moral yang relevan bagi setiap anggota organisasi.

“Dengan sinergi yang kuat, evaluasi yang matang, dan optimalisasi potensi daerah, Hidayatullah dapat menjawab tantangan zaman dan melangkah menuju Munas dengan visi yang lebih terang,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Samsudin menekankan bahwa semangat kerja keras yang dilandasi keikhlasan dan orientasi pada keberlanjutan program harus menjadi nafas setiap aktivitas organisasi.

“Inilah yang akan memastikan bahwa Hidayatullah tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang menjadi organisasi yang memberikan manfaat nyata bagi umat dan bangsa,” tandasnya.*/Dadang Kusmayadi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Meraih Bahagia dengan Memaafkan dan Hati yang Bebas dari Kebencian

HIDUP ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan membenci. Waktu terus berjalan, detik demi detik usia kita berkurang, dan setiap...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img