JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Tak lama lagi, kurang dari setahun lagi kita menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024. Mari kita sambut pemilu tersebut sebagai pesta rakyat bukan petaka rakyat.
“Sebagaimana layaknya sebuah pesta, suasananya pasti ramai, suasananya pasti enjoy, menyenangkan, dan riang
gembira. Diharapkan kita semua, masuk Tempat Pemungutan Suara/ TPS dalam suasana suka cita, jauh dari suasana tertekan, takut, dan penuh ancaman,” demikian nukilan dari naskah Khutbah Idul Fitri 1444 DPP Hidayatullah yang dikutip pada Kamis, 14 Syawal 1444 (4/5/2023).
Menyukseskan pemilu adalah wajib bagi seluruh umat Islam Indonesia. Pemilu adalah kehendak bersama rakyat Indonesia. Oleh karenanya, segala macam bentuk penghalang,rintangan, dan gangguan yang sengaja atau tidak sengaja menghalangi terlaksananya pemilu sesuai dengan jadwal adalah sebuah kejahatan bernegara, inkonstitusional, dan
harus ditolak.
“Umat Islam harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi segala bentuk ide, gagasan, dan keinginan penundaan pemilu.
Korona atau covid 19 sudah tidak bisa dijadikan alasan penundaan pemilu, juga krisis ekonomi dan krisis keamanan. Satu-satunya alasan yang tersisa hanya alasan yang dibuat-buat bukan untuk kepentingan bangsa secara nasional”.
Pergiliran kepemimpinan adalah sebuah kepastian, tidak boleh dilawan. Pergantian kepemimpinan adalah qudrat Ilahi yang mesti terlaksana tanpa hambatan. Siapapun yang melawan kehendak Tuhan, sunnatullah yang terjadi di alam dengan sendirinya akan
mengalami kerusakan dan kebinasaan. Rezim yang sekuat apapun pasti tumbang dan terkalahkan oleh iradah Tuhan.
وَتِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ
Artinya: “ Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).”
Pemilu adalah jalan damai yang menjamin proses pengalihan kekuasaan dan kepemimpinan Nasional. Kita ingin setiap pergantian kekuasaan terlaksana dengan wajar, damai, dan jauh dari gontok-gontokan.
Kita tidak ingin pergantian kepemimpinan nasional diwarnai suasana berdarah-darah. Sudah terlalu banyak darah rakyat yang
tertumpah sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan. Kita tidak ingin darah dan energi bangsa ini tumpah sia-sia. Kita ingin setiap tetesan energi dapat maksimal untuk membangun kemajuan, kesejahtreaan, dan keadilan.
Momentum itu akan datang sebentar lagi, 2024. Tinggal beberapa bulan lagi. Sebagai elemen kekuatan bangsa terbesar, wajib bagi kita, ummat Islam untuk menyukseskannya. Cara yang paling mudah adalah menciptakan suasana seperti hari raya yang kita jalani
hari ini. Tidak ada bentrok, tidak ada tawuran, dan tidak ada hura-hara. Semua damai seperti damainya hari ini, sebagai berkah dan kemenangan.
(Diedit oleh Ainuddin Chalik)