AdvertisementAdvertisement

Shalat Subuh Berjamaah sebagai Barometer Kebangkitan Umat Islam

Content Partner

Ilsutrasi shalat subuh berjamaah di masjid (Foto: Ai/ Hidayatullah.or.id)

SAHABAT Khalid bin Walid seorang paling perang Islam yang tidak pernah merasakan kekalahan dalam perang. Salah satu rahasianya adalah beliau tidak mau memulai perang kecuali setelah melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Hal itu ia lakukan agar tidak tertinggal shalat subuh. Ia sangat paham bahwa shalat subuh memiliki keutamaan yang begitu besar bagi umat Islam.

Sahabat Umar bin Khatab berkata, “Sungguh, ikut serta dalam shalat subuh berjamaah itu lebih baik bagi saya dari pada shalat malam.” Beliau menyatakan hal tersebut karena ada sahabat yang shalat lail semalam suntuk tapi akhirnya tertidur sehingga tidak shalat subuh berjamaah di masjid.

Ada pengalaman menarik dari seorang ulama besar Pakistan, Syaikh Maulana Tariq Jamil ketika pergi berdakwah di negeri Jordania, tepatnya di daerah perbatasan Jordania-Israel.

Sampai di daerah perbatasan, ketika rombongannya Syaikh Maulana Tariq Jamil selesai menunaikan shalat subuh di salah satu masjid di dekat perbatasan, tiba-tiba seorang tentara Israel dari luar melihat ke arah dalam Masjid.

Setelah melihat sebentar lalu tentara Israel itu langsung pergi. Maka Syaikh Maulana Tariq Jamil menghampiri tentara Israel itu dan bertanya apa yang dia tadi lakukan.

“Apa yang sedang kalian perhatikan dari kami?” Tanya Syekh

“Saya hanya ingin melihat berapa jumlah orang Islam yang hadir shalat subuh di Masjid,” kata tentara Israel itu.

Syaikh Maulana Tariq Jamil sambil keheranan bertanya kembali “kenapa dengan shalat subuh kami?” 

Tentara Israel pun menjawab “di dalam kitab kami tertulis ‘Jika diseluruh dunia jumlah orang Islam yang hadir untuk shalat subuh berjamaah di masjid sama banyak dengan jumlah jamaah shalat Jumat, maka saat itu Israel akan hancur.’ tetapi ketika tadi saya lihat di masjid jumlah orang Islam yang datang untuk shalat subuh berjamaah masih sedikit, maka hati saya tenang, karena umat Islam pasti tidak bisa kalahkan kami.” 

Perdana Menteri Negara Israel  illegal yang Bernama Golde Meir tahun 1948 menyatakan, “kami tidak takut kepada kaum muslimin. Kami takuti adalah ketika kaum muslimin shalat subuh berjamaah di mesjid sama jumlah jamaahnya dengan jamaah shlat Jumat”.

Begitulah, ternyata shalat subuh berjamaah di masjid itu sumber utama kekuatan umat Islam.

Orang zionis saja mengakui dan meyakini tentang kehebatan shalat subuh berjamaah sehingga menjadikan mereka khawatir bahkan ketakutan.

Shalat subuh berjamaah di masjid menjadi barometer yang jelas dan pasti dari sebuah kekuatan umat Islam yang akan bisa mengalahkan musuh sekuat apapun, termasuk Zionis Yahudi Israel.

Palestina hingga hari ini masih bertahan dari penjajahan Yahudi Israel, meski sudah puluhan tahun dijajah, diboikot, diintimidasi, serta mengalami penghancuran dan genosida. Bahkan, 400 hari terakhir ini masih bertahan dari gempuran negara-negara yang mendukung zionis.

Salah satu rahasia pertahanan Palestina adalah pola seleksi tantara Brigade Al Qassam yang ketat. Yaitu, salah satu syaratnyanya mendapat izin dari ketua masjid di tempat tinggalnya dengan pengesahan individu itu tidak meninggalkan shalat subuh berjamaah minimal selama tiga bulan terakhir berturut-turut.

Orang orang yang konsisten melaksanakan shalat subuh berjamaah memiliki kekuatan spiritual lebih atau di atas rata-rata. Mereka juga memiliki gairah dan kekuatan yang mampu mengalahkan kemalasannya untuk memenangkan panggilan ketaatan kepada Allah.

Jika umat Islam banyak konsisten melaksanakan shalat subuh berjamaah maka akan tersusun kekuatan yang luar biasa. Inilah yang menakutkan musuh-musuh yang ingin menghancurkan Islam.

Namun, anehnya, sebagian besar umat Islam masih tidak menyadari dan dininabobokan dengan tidur nyenyaknya sehingga lalai shalat subuh berjamaah. Sebagian masih berpolemik terhadap perbedaan hukum fikih sunnah dan mubahnya shalat berjamaah di masjid.

Sebagian umat Islam memang kesulitan mengalahkan rasa kantuk dan dingin. Karena belum memprioritaskan shalat subuh berjamaah sebagai ibadah yang dipersiapkan dan diutamakan untuk dilaksanakan secara konsisten.  

Shalat subuh berjamaah di masjid adalah standar tinggi dari keimanan seseorang dan sebuah komunitas. Tidak semua orang bisa menjalankannya secara istiqamah karena memerlukan perjuangan yang tidak mudah untuk shalat subuh berjamaah.

Buktinya tidak banyak yang hadir, ada yang hadir tetapi tidak setiap hari, bahkan ada yang tidak hadir sama sekali. Ini membuktikan bahwa shalat subuh berjamaah termasuk ibadah yang sangat berat.

Kenikmatan Shalat Subuh Berjamaah

Bisa bangun shalat subuh berjamaah adalah kenikmatan yang luar biasa karena berarti kita terpilih dari sekian banyak hamba Allah yang tertidur terlelap tidak bangun untuk shalat subuh berjamaah. Bersyukur bisa memilih terbaik, di antara hamba-hamba yang bangun di waktu subuh tapi hatinya tidak memilih dan tergerak hatinya untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah.     

Padahal shalat subuh berjamaah hanya dua rakaat dan tidak ada kegiatan tambahan yang harus diikuti seperti khutbah di shalat Jumat. Namun, faktanya, jumlah jamaah shalat subuh berjamaah relatif lebih sedikit dibandingkan dengan salat fardu lainnya, apalagi dengan shalat Jumat.

Keutamaan shalat Subuh berjamaah, salah satunya dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al Isra’ ayat 78 sebagai berikut:

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيْلِ وَقُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh. Sungguh, salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)

Subhanallah, betapa bahagianya ketika melaksanakan kebaikan dan ketaatan dipersaksikan oleh malaikat. Tentu bukan hanya dipersaksikan tapi dicatat sebagai amal kebaikan. Begitulah kedudukan shalat subuh berjamaah, seharusnya itu menjadi motivasi yang kuat untuk konsisten.  

Alhamdulillah, saat ini mulai marak gerakan shalat subuh berjamaah dalam beberapa tahun terakhir ini. Komunitas subuh berjamaah, pejuang subuh, ada juga subuh berjamaah keliling juga banyak terbentuk di kota-kota besar.

Tentu gerakan dan komunitas tersebut berangkat dari kesadaran dan motivasi untuk mengajak masyarakat bisa menghidupkan shalat subuh berjamaah. Istilahnya memasyarakatkan shalat subuh berjamaah. Banyak kreatifitas yang dilakukan oleh komunitas shalat subuh berjamaah, menyiapkan sarapan, kopi, kue dan bersepeda bersama ke masjid.[]

*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesan dari Tabligh Akbar Hidayatullah Karo, Jaga Kerukunan dan Bentengi Akidah Umat

BRASTAGI (Hidayatullah.or.id) -- Pondok Pesantren Hidayatullah Karo selenggarakan Tabligh Akbar yang bertempat di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kecamatan Berastagi,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img