MALANG (Hidayatullah.or.id) — Melalui Majelis Quran Hidayatullah (MQH), lembaga Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) menggulirkan gerakan program pemberantasan buta huruf dan aksara Al Qur’an.
Untuk menguatkan program tersebut disamping penyelenggaraan secara reguler Gerakan Nasional Dakwah Mengajar dan Belajar Al Qur’an (Grand MBA), Posdai mengadakan Training of Trainer (TOT) Metode Al-Hidayah yang diikuti para dai dari berbagai daerah di Tanah Air.
Kegiatan TOT yang digelar secara sinergis dengan BMH serta turut didukung DPW Hidayatullah Jatim ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dai dalam mengajarkan Alquran kepada masyarakat.
“Metode Al-Hidayah sangat penting karena selain memang recommended juga ada ciri khas dalam penerapannya, sehingga memudahkan dai dalam mengajarkan Alquran. Disaat yang sama masyarakat juga sangat cepat di dalam memahaminya,” terang Ketua Posdai Pusat, Samani Harjo (1/7/2021).
Dijelaskan dia, metode Al-Hidayah sendiri memiliki keunggulannya tersendiri yang mengkombinasikan banyak hal, seperti warna, kemiripan huruf, fokus dan fleksibilitas.
“Sehingga memang sangat mudah masyarakat untuk lebih cepat mengerti dan tuntas dalam memahami materi pembelajaran. Tidak kalah penting metode ini juga fun dalam praktiknya,” imbuhnya.
Direktur Program dan Pemberdayaan BMH Pusat, Zainal Abidin menuturkan bahwa output dari kegiatan ToT ini akan menguatkan layanan BMH dalam memberantas buta aksara Alquran yang sejauh ini berlangsung melalui Program Rumah Quran dan Majelis Quran Hidayatulah.
“Para peserta nanti akan aktif sebagai dai yang mengajarkan Alquran di seluruh Rumah Quran dan Majelis Quran Hidayatullah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia,” katanya.
ToT ini berlangsung di Pusdiklat Hidayatullah Batu Jawa Timur mulai dari tanggal 30 Juni 2021 dan akan berakhir pada 3 Juli 2021 dengan total peserta 50 dai.
“Acara ini sangat kami butuhkan, terlebih masyarakat sangat antusias dalam belajar Alquran. Semoga pelatihan ini bisa bergulir sehingga banyak dai-dai yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk mencerdaskan bangsa dengan Alquran,” tutur dai asal Palu, Sulawesi Tengah, Ustadz Abdul Muhaimin.*/Herim