DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Kepala Humas Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) Pusat, Mas Imam Nawawi, berkesempatan memberikan pelatihan jurnalisme filantropi di Sekolah Amil BMH, bertempat di Rumah Kreatif, Kalimulya, Depok, Jawa Barat.
Acara yang digelar pada Rabu, 27 Rabiul Akhir 1446 (30/10/2024) ini diikuti oleh calon amil muda, bertujuan untuk membekali mereka dengan kemampuan dasar jurnalistik yang relevan dengan kegiatan filantropi.
Dalam sesi tersebut, Mas Imam, yang setiap hari menulis di blog pribadinya, www.masimamnawawi.com, menekankan bahwa produk jurnalistik di ranah filantropi bukan hanya soal dokumentasi program, tetapi juga membangun kepercayaan publik.
“Karena produk jurnalistik lahir dari hadirnya implementasi program yang melibatkan masyarakat. Semakin bagus berita, baik kuantitatif maupun kualitatif, akan menjadikan publik trust bahkan menjadi senang untuk terus berdonasi,” tuturnya.
Mas Imam mendorong para peserta untuk aktif membaca sebagai bagian dari upaya memperluas wawasan dan merancang produk jurnalistik yang bernilai.
Ia mengutip sebuah contoh inspiratif dari Bung Hatta, yang meski berstatus proklamator bangsa dan menerima beasiswa penuh di Universitas Indonesia untuk putri ketiganya, tetap memilih membayar biaya kuliah.
Langkah tersebut, lanjut Imam, didasarkan pada keinginan Hatta agar beasiswa itu dapat digunakan oleh mahasiswa lain yang memerlukan.
“Kata putri pertama Bung Hatta agar beasiswa itu bisa lebih tepat sasaran, untuk anak bangsa yang mau kuliah dan terkendala biaya. Ternyata beasiswa itu bisa digunakan oleh dua mahasiswa UI,” paparnya.
Mas Imam menegaskan bahwa kisah semacam ini bisa menjadi motivasi bagi seorang amil untuk menciptakan produk jurnalistik yang tidak hanya informatif tetapi juga inspiratif.
Secara teknis, ia memperkenalkan dua jenis karya jurnalistik, yaitu berita on the spot dan feature—yang kedua dikenal sebagai bentuk tulisan bertutur yang mampu menggugah emosi pembaca.
Di akhir pelatihan, peserta mendapat kesempatan praktik langsung untuk menulis berita, memperdalam pemahaman mereka mengenai tugas seorang amil yang tak hanya mengabdi tetapi juga menyampaikan kisah penolongannya kepada khalayak.
Pelatihan ini diharapkan dapat memperkaya calon amil muda dengan keterampilan jurnalistik yang mampu mengkomunikasikan nilai dan aksi filantropi secara mendalam dan menginspirasi masyarakat luas. (ybh/hio)