
MEDAN (Hidayatullah.or.id) — Upaya penanggulangan bencana tidak hanya bergantung pada kecepatan respons, tetapi juga pada kemampuan menghadirkan kepedulian di tengah warga yang terdampak, demikian yang diupayakan Tim Siaga Kebencanaan Hidayatullah di Kampung Baru, Kota Medan.
Kehadiran para relawan dari SAR Hidayatullah, TASK Hidayatullah, dan Baitulmaal Hidayatullah (BMH) bukan hanya membawa bantuan logistik, tetapi juga dukungan moral bagi warga yang sedang berjuang bangkit akibat banjir besar di bantaran Sungai Deli.
Salah satu tim relawan yang juga Kepala Perwakilan BMH Sumut, Muhammad Nuh, mengaku terharu melihat ketabahan dan sambutan masyarakat yang tetap ramah meski berada dalam situasi sulit.
Menurutnya, bantuan yang disalurkan diharapkan dapat sedikit meringankan beban para penyintas yang masih berupaya memulihkan kehidupan mereka pascabanjir.
Ia menambahkan harapan agar pemerintah setempat memberikan perhatian lebih terhadap renovasi rumah warga yang mengalami kerusakan paling parah agar dapat kembali ditempati secara layak.
Aksi penyaluran bantuan yang dilakukan pada Sabtu (29/11/2025), tersebut dimulai dengan perjalanan menuju Kampung Baru, salah satu titik paling terdampak banjir di kawasan bantaran Sungai Deli. Tim relawan menghadapi kendala sejak memasuki kawasan permukiman.
Akses lorong menuju lokasi sempat terhambat karena dipenuhi becak warga yang diparkir di tepi jalan sebagai bentuk penyelamatan alat mata pencaharian dari rendaman air. Meskipun demikian, relawan tetap melanjutkan perjalanan dan menyesuaikan metode distribusi bantuan.
Karena mobilisasi kendaraan menjadi terbatas, bantuan berupa nasi bungkus dan air mineral dialihkan menggunakan sepeda motor warga. Sebagian bantuan lainnya dipanggul langsung oleh relawan yang berjalan kaki menuju titik distribusi. Adaptasi ini memastikan bahwa bantuan tetap dapat menjangkau warga tanpa mengurangi kualitas layanan kemanusiaan yang diberikan.

Setibanya di lokasi, tim disambut oleh Ibu Puput, Pengurus Rumah Qur’an setempat. Sambutan hangat dari warga yang tengah diliputi aktivitas pembersihan lumpur dan penataan ulang perabotan rumah menandai tingginya tingkat penerimaan masyarakat terhadap bantuan. Senyum warga tetap tampak meskipun mereka sedang berada dalam situasi pascabencana yang belum sepenuhnya pulih.
Distribusi bantuan dilakukan melalui dua mekanisme. Sebagian warga datang ke sekitar Rumah Qur’an Uwo Puput untuk mengambil bantuan, sementara sebagian lainnya menerima bantuan melalui skema door-to-door, di mana relawan mengantarkan langsung ke rumah warga. Cara ini dinilai lebih efektif mengingat kondisi permukiman yang masih menyisakan lumpur dan genangan di beberapa titik.
Dalam kesempatan itu, Bu Puput menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang diberikan. Ia menuturkan bahwa selama beberapa hari terakhir, banyak warga tidak dapat bekerja akibat kondisi banjir dan kerusakan rumah yang ditimbulkan.
Selain itu, Bu Puput turut mengungkapkan pengalaman dramatis saat banjir menerjang. Ia menggambarkan bagaimana air naik begitu cepat hingga mencapai atap rumah. Arus deras menyebabkan Tim SAR kesulitan mendekat menggunakan perahu karet.
Dalam kondisi terdesak, ia dan keluarganya merakit batang kayu dan pohon pisang yang hanyut sebagai alat pelampung darurat. Dengan bergantung pada kabel telepon yang melintang di atas aliran banjir, mereka akhirnya berhasil menyelamatkan diri bersama beberapa tetangga.






