JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Training Pranikah bertajuk “Menghadirkan Surga di Rumah” pada hari Selasa, 8 Ramadhan 1445 (19/3/2024).
Acara ini merupakan bagian dari program Ramadhan Mencerahkan yang diusung oleh organisasi kepemudaan Islam tersebut di bulan Ramadhan tahun ini.
Bertempat di Aula Dakwah Rumah Qur’an Jayakarta (RQJ), Training Pranikah ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar tingkat SMA.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi Pemuda Hidayatullah dalam membangun bangsa, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Wilayah Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta, Adam Sukiman, dalam sambutannya.
“Secara khusus, Pemuda Hidayatullah mengusung tagline ‘Memimpin Indonesia 2045’. Semangat ini diharapkan dapat memotivasi para generasi muda untuk terus meningkatkan kapasitasnya melalui pembelajaran yang sungguh-sungguh,” ujar Adam.
Lebih lanjut, Adam menekankan bahwa keberadaan generasi yang kuat sangat ditentukan oleh pola pengasuhan yang tepat.
Keluarga, sebagai miniatur pemerintahan, tegas Adam, dituntut untuk memainkan perannya secara maksimal dalam menciptakan suasana rumah tangga yang nyaman, membahagiakan, saling melindungi, dan mendukung.
“Untuk mewujudkan suasana tersebut, diperlukan pemahaman yang cukup tentang cara membangun mahligai rumah tangga sehingga terwujud keluarga sakinah mawaddah wa rahmah,” imbuh Adam.
Oleh karena itu, terang edukator masyarakat muda Jakarta ini, Training Pranikah ini diselenggarakan untuk membuka wawasan para kaum muda dalam melahirkan surga di rumah.
Kompleksitas Rumah Tangga
Acara ini menghadirkan Ustadz Naspi Arsyad, Founder Komunitas Keluarga Cerdas dan pembina komunitas pembaca Keluargapedia.com, sebagai pembicara.
Dalam paparannya, Ustadz Naspi menuturkan bahwa hubungan rumah tangga jauh lebih kompleks dibandingkan dengan fenomena hujan deras.
“Kalau hujan masih mending, ada tanda-tandanya: awan mendung, angin kencang. Tapi hubungan rumah tangga tidak seperti itu. Dia ibarat lagu Slank, ‘I love you, I hate you’. Situasinya tidak dapat diprediksi. Sekarang bilang sayang, beberapa menit kemudian bisa jadi perasaannya sudah berbeda,” ungkap Naspi.
Hubungan rumah tangga, menurut Naspi, merupakan pertemuan dua mahluk yang memiliki perasaan yang tidak dapat diprediksi. Seringkali, realitas kehidupan rumah tangga berbeda dengan apa yang dibayangkan.
“Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang perbedaan psikologi antara laki-laki dan perempuan, sehingga tidak ada yang memaksakan kehendak antar satu dengan yang lain, yang pada akhirnya dapat merusak keharmonisan hubungan rumah tangga,” jelas Naspi.
“Disinilah pentingnya wawasan sebelum memasuki bahtera rumah tangga agar mampu melahirkan surga di rumah tangga,” tambah perintis Ma’had Al Humaira Hidayatullah Sukabumi ini.
Lebih lanjut, Ustadz Naspi menekankan bahwa untuk menghadirkan surga di rumah, pasangan suami istri harus memiliki visi yang jelas agar dapat merekayasa langkah-langkah yang akan ditempuh saat menjadi seorang istri ataupun suami.
“Sudah tergambar dan terkonsep dengan baik rumah tangga seperti apa yang ingin dibangun,” papar Ustadz Naspi. “Memantaskan diri untuk menjadi istri atau suami yang baik.”
Ustadz Naspi juga menjelaskan bahwa terdapat tiga pola hubungan suami istri yang saling berkaitan dan menguatkan, Pertama, hubungan secara biologis, yakni hubungan ini semata-mata untuk memuaskan nafsu syahwat.
Kedua, hubungan psikologis, yakni dalam hubungan ini, terbangun penghormatan antar pasangan, kesepahaman, dan keharmonisan.
Ketiga, hubungan ideologis. Yakni, hubungan yang merupakan hubungan tertinggi dalam keluarga. Statusnya tidak lagi hanya hubungan suami istri, tetapi muslim dan muslimah yang memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan bahwa mereka adalah hamba Allah.
“Hal-hal prinsip dalam hubungan ideologis melebihi daripada asas cinta dan sayang. Cinta dan sayang hanyalah merupakan backup bahwa hal prinsip ditegakkan dalam rumah tangga,” pungkas Ustadz Naspi.
Salah seorag peserta, Ardillah Ahmad, mengaku bersyukur dan senang mengikukit kegiatan ini karena mendapatkan inside baru tentang pernikahan dalam Islam yang tak ia dapatkan dari bangku kuliah.
“Training Pranikah ini menjadi langkah positif dalam membekali para pemuda dengan pengetahuan dan wawasan tentang membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia,” kata Ardillah yang turut diamini Putri, salah satu peserta dari remaja wanita.
Dengan demikian, dia berharap, kelak mampu menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, yang menjadi fondasi utama bagi terciptanya generasi muda yang berkualitas dan berkarakter mulia. (ybh/hidayatullah.or.id)