Hidayatullah.or.id — Kader Hidayatullah dituntut untuk selalu menjaga etika Islam dan adab-adab dalam berdakwah. Hal prinsip bagi kader-kader Islam adalah menjaga akhlak yang mulia.
Apalah arti ilmu yang mumpuni, hafalan yang banyak, kemampuan yang hebat dalam berdakwah, jika semua itu dibungkus dengan perilaku yang tidak baik hanya akan melahirkan antipati dari umat.
“Akibatnya, umat Islam justru antipati dan resistan terhadap dakwah Islam dan kemuliaan syariat Islam,” kata Ketua Departemen Pengkaderan Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Hasan Rofidi, di hadapan peserta Training Marhalah Wustha Hidayatullah Kaltim, beberapa waktu lalu, (11/01/2014).
Alih-alih saling bersinergi sesama dai dan pelakon dakwah, fenomena yang terjadi sekarang justru menjadikan umat Islam kian miris melihatnya. Beberapa kelompok dakwah terlibat konfik internal dan saling menyudutkan yang hanya melemahkan potensi umat Islam dan menjadi bumerang buat ajaran syariat Islam itu sendiri.
Untuk itu, Ustadz Hasan mengingatkan –sekali lagi- sebagai seorang kader Islam, perbedaan pendapat bukanlah alasan untuk tidak menghormati jasa para guru dan orangtua. Termasuk untuk lingkup internal Hidayatullah.
“Mereka para orangtua telah mendahului kita semua dalam berkarya untuk agama ini. Ustadz-ustadz kita telah memulai sejak masa perintisan Hidayatullah, dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada,” papar ustadz yang pernah memangku amanah Ketua Pengurus Wilayah (PW) Jawa Timur ini.
Layaknya terminal pompa bensin atau yang populer dengan sebutan pom bensin, para peserta Training Marhalah Wustha ini mampir sejenak dari rutinitas dakwah mereka untuk menambah bekal mereka. Bukan untuk rehat dari kewajiban dakwah, tapi justru para juru dakwah ini diharapkan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Mulai dari bekal ilmu, semangat, dan motivasi. Lebih penting lagi tentunya bekal spiritual untuk kembali mengarungi samudera perjuangan dakwah.
“Untuk itu mari kita besarkan nama Allah sebagai spirit kita dalam berdakwah,” ucap Hasan sambil mengajak seluruh peserta penutupan acara untuk bertakbir. Allaahu Akbar!.
Perhelatan Training Marhalah Wustha yang digelar oleh Pengurus Wilayah (PW) Hidayatullah Kalimantan Timur (Kaltim) telah berakhir Sabtu (11/01/2014) lalu. Acara ini diikuti oleh puluhan dai yang tersebar di beberapa titik dakwah di Kaltim.
Peserta datang mulai dari Tarakan, Pulau Bunyu, Kutai Barat, hingga pelosok Penajam Paser Utara (PPU). Tercatat, daerah Balikpapan sebagai pemasok peserta terbanyak, dengan mendatangkan 14 orang dai se-kota Balikpapan.
Pada acara penutupan, Hamzah Akbar, selaku Ketua PW Hidayatullah Kaltim mengucapkan syukur dan terima kasih atas segala partisipasi dari seluruh pihak atas terselenggaranya Training Marhalah Wustha yang kali ini diadakan di Gedung Unit Pelaksana Teknis Bersama (UPTB) Balai Penelitian Pertanian (Bapeltan) Samarinda, Kaltim.
“Hasil yang luar biasa ini tentu saja bukan capaian prestasi dari satu atau dua orang saja. Semata-mata bukan keberhasilan panitia atau instruktur saja, misalnya. Sebab semua ini hanya bagian dari mujahadah kita semua yang kita persembahkan untuk dakwah dan agama Islam,” imbuh Hamzah di hadapan seluruh peserta training.
Menurut Hamzah, tak salah jika umat Islam punya harapan baru dengan kegiatan Training Marhalah Wustha ini. Sebab, diharapkan para lulusan training langsung terjun kembali berdakwah dengan gairah semangat yang lebih besar lagi.
Kata dia, hendaknya semua pelaku dakwah menyadari bahwa tantangan dakwah dan amanah umat ini begitu besar, sehingga jalan satu-satunya adalah bersandar kepada sumber kekuatan dan kemenangan yang sejati, yaitu Allah, Sang Khaliq.
“Sudah bukan saatnya lagi kita saling curiga sesama kelompok dakwah dan organisasi Islam. Yang benar adalah saling bergandeng tangan membenahi amanah dakwah ini untuk menjawab segala kebutuhan umat,” ucap Hamzah mengingatkan seraya menutup acara tersebut.
______________
Laporan Masykur Suyuthi, wartawan Hidayatullah Media di Samarinda, Kaltim.