KETIKA sebagian umat Islam membicarakan realitas kekinian, tampaknya nuansa inferior lebih memberi warna, daripada sebaliknya, yaitu spektrum superioritas yang dominan. Padahal sejatinya Allah pasti telah menyiapkan momentum untuk umat Islam tampil cemerlang.
Dalam uraiannya pada Pengajian Malam Jumat di Karang Bugis, Balikpapan, Ustadz Abdullah Said (seperti kurasi salinan ceramah beliau yang dilakukan oleh Ustadz Masykur Suyuthi), menegaskan bahwa Allah telah menyiapkan segalanya.
Artinya, tinggal kita sendiri sebagai insan beriman, sudahkah bergerak menuju arah yang jelas, dengan metode yang berformula, atau hanya mampu mengeluh dan menebar komentar belaka.
Bisa saja fisik bekerja, dana dicari, tetapi kemudian arah dari semua itu tidak benar-benar membidik titik yang urgen bagi kemajuan iman dan takwa dalam diri.
Akibatnya sebagian diri merasa telah berjuang, walau pada dasarnya tidak ada juga yang berkembang.
Yang lebih buruk lagi, karena merasa telah berusaha, maka ia melihat orang lain yang tak sama dengan dirinya hanya sebagai “pengigau” belaka.
Penegasan Ustadz Abdullah Said
Agar diri tak terputar putar oleh keadaan dan tersilaukan oleh perasaan, Ustadz Abdullah Said memberikan penegasan penting kaitan arah dari kemajuan perjuangan iman itu sendiri, terutama dalam aspek menjaga niat dan menajamkan keyakinan bahwa Allah telah menyediakan segalanya. Tinggal cara kita dalam menjemputnya.
Ustadz Abdullah Said mengatakan:
“Allah tidak mungkin kebobolan lalai dan lengah mengantisipasi kemungkinan yang akan dihadapi oleh amanah yang akan diemban oleh umat Islam. Allah telah meletakkan dasar-dasar strategi, lengkap dengan juklak operasional.
Bagaimana menyusun kekuatan, bagaimana memanfaatkan kekuatan, bagaimana menyergap peluang kesempatan, momen-momen strategis, tidak mungkin Allah lengah mengatur itu semua.
Persoalannya barangkali kita umat Islam yang tidak menyadari selama ini. Sehingga terkadang kita terbius oleh bisikan bisikan setan, untuk mencoba mengarang ngarang mengada ada membikin bikin hasil olahan strategi dari otak kudisan dan korengan.
Padahal apa yang susah susah, kita upayakan, jauh-jauh sebelumnya Allah telah mematangkannya sebagai bekal untuk kita.
Tidak mungkin Allah membiarkan kita dizalimi tidak mungkin Allah menciptakan suatu kondisi dimana kita tidak disiapsiagakan dengan bekal untuk itu”.
Kokohkan Jalan Manhaji
Uraian Ustadz Abdullah Said itu memberikan pengutamaan bahwa dalam perjuangan dakwah dan tarbiyah, para kader pelanjut risalah ini tidak usah terpukau oleh beragam hal yang manusia ciptakan dan menyimpang dari jalan yang manhaji.
Beliau menggunakan istilah otak kudisan dan korengan. Sebagai sebuah ultimatum, bahwa secerdas apapun manusia, ia harus tunduk pada jalan Islam ini. Sebab pada dasarnya akal manusia sangat terbatas.
Mungkin, hadirnya teknologi artificial intelligence (AI) menjadi bukti bahwa kalau ada merasa otaknya cerdas, dia sudah pasti kalah sama AI. Karena AI bisa menulis artikel, berita, bahkan konsep dalam tempo kurang dari 60 detik.
Dan, itu boleh jadi puncak dari apa yang Rene Descartes dewakan selama ini, bahwa kalau dirinya berpikir dirinya hebat.
Dalam Islam, berpikir itu perintah. Arahnya jelas, yakni memahami tanda tanda dan bukti bukti kekuasaan Allah.
Nah, jika kader dakwah dan tarbiyah menghendaki kemenangan, maka kemampuan membaca realitas dengan metode “Iqra’ Bismirabbik” harus ditajamkan, sehingga semakin hari semakin sadar bahwa jalan kemenangan itu telah Allah sediakan.
Tinggal bagaimana apa yang ada dalam kandungan Al ‘Alaq sebagai sebuah syarat pertama untuk menjadi hamba dan khalifah Allah yang mumpuni dapat kita wujudkan.
Termasuk pemantapan keyakinan berdasarkan Al Qalam. Pembentukan karakter diri berdasarkan panduan dalam Al Muzzammil, hingga akhirnya tandang ke gelanggang dengan bekal Al-Muddatsir.
Jika hal-hal itu jadi kesadaran, kemudian komitmen, bahkan budaya dalam diri kader, insha Allah, bangunan kehidupan berdasarkan nilai-nilai Al Fatihah, Allah yang akan urus kapan dan dimana bisa ditegakkan. Inilah visi gerakan yang tak akan pernah lekang ditelan zaman.
Tak perlu lelah, resah, dan gelisah untuk hal ini, karena Allah telah janjikan kemenangan bagi yang sabar dan istiqomah. Bukankah sabar dan istiqomah adalah syarat menuju kecemerlangan?.[]
*) Penulis bergiat di lembaga kajian Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) | Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah 2020-2023. Publikasi pokok pokok pikiran Ustadz Abdullah Said ini atas kerjasama Media Center Silatnas Hidayatullah dan Hidayatullah.or.id dalam rangka menyambut Silatnas Hidayatullah 2023