AdvertisementAdvertisement

Rejuvinasi Jembatan Kaum Tua dan Muda

Content Partner

ISTILAH kaum tua dan kaum muda adalah terminologi yang tidak terpisahkan dengan perkembangan Islam dari awal. Muhammad yang diangkat menjadi Nabi pada usia 40 dengan membawa risalah Islam untuk perubahan tatanan masyarakat jahiliyah menuju Tauhid dianggap sebagai golongan muda yang mengancam eksistensi dari kaum tua. Yaitu para pembesar Makkah Quraisy yang tidak lain paman-paman Nabi Muhammad sendiri.

Kalau di awal Islam bukan hanya pertentangan usia tapi ada perbedaan yang fundamental adalah perbedaan keyakinan dan statuq quo dari kaum tua yang tidak mau menerima risalah Islam. Mereka merasa terancam kedudukan dan pengaruhnya jika menerima risalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Ada gengsi dari kaum tua yang selalu mengandalkan ajaran peninggalan nenek moyang yang tidak jelas landasan dan dalilnya.

Dalam kancah perpolitikan dunia dan bangsa ini juga senantiasa ada dinamika kaum tua dan muda. Jika suatu bangsa atau partai politik tidak mempersiapkan rejuvinasi sebagai jembatan kaum tua dan kaum muda maka bisa menjadi bumerang yang meruntuhkan bangsa atau partai politik itu sendiri.

Paradigma menjadi hal yang harus disamakan agar kaum tua dan kaum muda tidak dalam garis dikotomi yang tajam bertentangan. Ini adalah dua kelompok yang harus sinergi dalam membangun kekuatan untuk kemajuan bangsa dan masyarakat secara umum dan organisasi secara khusus.

Kaum tua pada waktunya akan berakhir atau mengakhiri hidupnya sehingga perjalanan tugas harus ada regenerasi kepada kaum muda. Namun terkadang kaum tua masih kurang percaya dengan kemampuan kaum muda terkait pengalaman, skill, wawasan dan konsistensinya. Sehingga ada kekhawatiran jika mempercayakan tugas kepada kaum muda.

Sementara kaum muda dengan segala gagasan, ide, kemampuan dan semangatnya terkadang kurang sabar untuk mengambil alih tugas kaum tua yang dianggap lambat, stagnan dan statuq quo. Kaum muda ini punya semangat yang menyala-nyala dan kekuatan yang masih power full.

Inilah dua titik yang harus dipertemukan antara kaum tua dan kaum muda. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut maka perjalanan bangsa atau organisasi tidak produktif dan tidak bisa berkembang secara ekspansif karena disibukan dengan masalah internal sendiri dan perpecahan antara kaum tua dan muda yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Paradigma pertama yang harus disamakan bahwa perjalanan bangsa atau organisasi adalah bergenerasi. Artinya untuk kepentingan jangka panjang bukan untuk satu generasi saja, juga bukan untuk generasi oligarki bagi keluarga dan kroninya saja.

Jika paradigma ini bisa dipahami bersama maka kaum tua tugas utamanya adalah mempersiapkan generasi kaum muda untuk dibekali dengan prinsip-prinsip dan jati diri bangsa atau organisasi. Agar tidak ada kesenjangan pemahaman dan idealisme.

Selain tugas di atas, kaum tua juga harus tetap menjaga sikap mengayomi dan memberikan keteladanan yang baik sebagai bentuk transformasi kepada generasi muda. Dengan bekal kenyang pengalaman dan pengetahuan yang banyak, maka akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda pelanjut.

Selanjutnya harus ada kesadaran bahwa perjalanan kaum tua cepat atau lambat akan berakhir sebagaimana generasi-generasi sebelumnya. Sehingga kewajiban alih konsepsi sangat penting bagi orang tua kepada generasi muda.

Kemudian kaum muda juga harus mempersiapkan diri untuk menyerap sebaik mungkin dan sebanyak-banyaknya terhadap nilai-nilai dasar bangsa dan organisasi sehingga ada kepercayaan dari kaum tua bahwa kaum muda sudah dianggap siap.

Rasa hormat dan menjunjung kepatuhan kepada kaum tua juga harus senantiasa dijaga sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya. Tanpa peran dan pengorbanan mereka, maka kaum muda tidak menikmati perkembangan bangsa atau organisasi ini.

Kaum muda harus lebih sabar dan memahami perjalanan bangsa atau organisasi ini tidak mudah. Cepat atau lambat estafeta kepemimpinan akan diberikan kepada kaum muda, sehingga mempersiapkan diri dengan kompetensi dan komitmen yang minimal sama dengan kaum tua yang telah memberikan pondasi kuat dan banyak karya diberikan.

Rejuvinasi atau regenerasi adalah sesuatu yang pasti harus dilakukan tapi tidak bisa dilakukan secara frontal atau hitam putih. Rejuvinasi itu dengan bertahap dan perlu waktu panjang.

Menjembatani kesenjangan pengalaman, pengetahuan, skill dan idealisme antara kaum tua dan muda harus senantiasa dilakukan sejak dini dengan berbagai kegiatan transformasi dan pendampingan dalam berbagai event.

Ust. Abdul Ghaffar Hadi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img