![Ustadz Naspi Arsyad Muhammad, Lc](https://hidayatullah.or.id/wp-content/uploads/2014/08/silaturrahim-syawal-hidayatullah-Depok-jawa-barat-300x203.jpg)
Hidayatullah.or.id -– Silaturahim merupakan hal yang penting dilakukan, baik itu secara individu maupun kelembagaan. Karena silaturahim merupakan perintah dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Selain itu, silaturahim ini penting untuk membangun sebuah kekuatan ruh baik secara individu maupun jamaah.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Kota Depok, Ustadz Wahyu Rahman, pada acara Silaturrahim Syawal Hidayatullah se-Jabodetabek berlangsung di Kampus Hidayatullah Cilodong, Depok, Jawa Barat saat memberikan sambutannya belum lama ini.
Acara yang bertema “Merajut Ukhuwah, Sinergi Dakwah, Membangun Peradaban Islam” ini dihadiri sekitar 400 jamaah, yang terdiri dari beberapa pengurus pusat, wilayah, daerah, dan warga Hidayatullah Depok.
Menurut Wahyu, yang juga menjabat Direktur Baitul Maal Hidayatullah (BMH), jika pribadi-pribadi maupun unit-unit yang ada di lembaga Hidayatullah itu bersinergi, dan tidak jalan masing-masing maka Hidayatullah akan mampu mencapai cita-citanya.
Jika tidak bersinergi dalam dekapan ukhuwah, kata Wahyu, “Maka ini merupakan pekerjaan rumah bersama bagaimana yang harus dibenahi agar kader mampu memahami dan menguatkan visi-misi lembaga ini dengan baik.”
Sementara itu, dalam tausiyahnya, dai lintas nasional Naspi Arsyad menyampaikan bahwa berbicara tentang merajut ukhuwah mustahil kalau tidak berbicara soal akhlak.
“Ini masalah asasi. Ibaratnya mau membangun sebuah bangunan tapi pondasinya (akhlaknya) tidak ahsan. Jadi ini penting,” ujar Ustadz Naspi.
Menurut Ketua Umum Syabab Hidayatullah ini, kadang umat Muslim banyak waktunya berbicara tentang aqidah, ibadah, dan syariah tetapi tidak berbicara masalah akhlak.
Ketika akhlak sudah bagus, maka akan melahirkan ukhuwah yang bagus pula. Sebab, untuk membangun peradaban Islam, tidaklah gampang. Salah satu faktor penting yang harus terlaksana di dalamnya adalah ukhuwah Islamiyah.
“Ini harus dituntaskan dulu,” katanya. Kenapa masalah ukhuwah belum tuntas? Naspi mencontohkan, ketika ada lembaga dakwah yang sedang dalam masalah bukannya ditolong tapi justru dicaci, didiskusikan, dan tidak ada nada kesedihan.
“Ini realistasnya, umat Islam kini terpecah belah, dan larut dalam pecah belah itu.”
Lebih lanjut Naspi mengatakan, jika kita berbicara masalah ukhuwah maka harus berbicara tentang apresiasi. Jika ada lembaga dakwah lain yang lebih bagus, dan banyak kiprahnya di masyarakat, maka harus diakui oleh yang lain.
“Apresiasi ini diberikan tak lain dalam rangka sinergi dakwah,” ujarnya.
“Dan, jika kita berbicara tentang apresiasi maka harus pula berbicara tentang silaturahim,” pungkasnya. (hidcom)