
SAMARINDA (Hidayatullah.or.id) — Gerakan Dakwah Nasional Membaca dan Belajar Al-Qur’an (GranD MBA) bersama Badan Koordinasi Pengembangan Tilawah al-Qur’an (BKPTQ) Pusat melaksanakan rangkaian visitasi dan pelatihan di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada pertengahan hingga akhir Agustus 2025.
Program ini juga melibatkan Ketua Departemen Komunikasi dan Penyiaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ust. Drs. Shohibul Anwar, serta didukung oleh Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai).
Rangkaian kegiatan terbagi dalam tiga agenda utama. Pertama, visitasi dan pendampingan Majelis Quran Hidayatullah (MQH) dan Rumah Quran Hidayatullah (RQH) percontohan di Kalimantan Timur pada 17–20 Agustus 2025.
Kegiatan ini mencakup peninjauan enam titik, antara lain RQH di Bontang, Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara, Paser, serta MQH di Baru Kajang.
Kedua, visitasi dan pendampingan Sekolah Dai (SDH) DPW Hidayatullah Kalimantan Timur pada 19 Agustus 2025 yang berpusat di Samarinda.
Ketiga, pelatihan dai dan guru mengaji DPW Hidayatullah Kalimantan Selatan yang berlangsung pada 22–24 Agustus 2025 dengan peserta daerah GranD MBA se-Kalsel.
Koordinator GranD MBA Pusat, Ust. H. Muhdi Muhammad, menegaskan bahwa rangkaian kegiatan ini dirancang untuk memperkuat basis pendidikan Al-Qur’an sekaligus melahirkan dai dan guru mengaji yang kompeten.
“Program ini tidak hanya berupa asesmen, tetapi juga standardisasi dan peningkatan kualitas. MQH dan RQH percontohan di Kalimantan Timur kami dorong agar mampu menjadi model pembelajaran Al-Qur’an yang berkelanjutan dan berdaya guna,” ungkapnya.
Selain fokus pada MQH dan RQH, tim GranD MBA juga memberikan perhatian pada Sekolah Dai Hidayatullah di Samarinda. Asesmen dan standardisasi SDH dilakukan untuk memastikan kurikulum, metode pengajaran, dan kualitas sumber daya manusia berjalan sesuai standar nasional Hidayatullah.
“Kami ingin memastikan SDH Kalimantan Timur dapat menjadi pusat pengkaderan dai yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan komunikasi dan kepemimpinan,” tambah Ust. Muhdi.
Sementara itu, di Kalimantan Selatan, kegiatan difokuskan pada sosialisasi serta pelatihan program GranD MBA. Para peserta yang berasal dari berbagai daerah mendapatkan pembekalan intensif mengenai strategi pembelajaran Al-Qur’an, teknik mengajar, serta pembinaan kader dakwah.
Ust. Muhdi menilai agenda ini krusial karena kualitas muallim dan muallimat menjadi fondasi utama keberhasilan dakwah di masyarakat.
“Peningkatan kualitas dai dan guru mengaji adalah investasi jangka panjang. Dari sinilah akan lahir generasi Qur’ani yang siap memimpin umat menuju peradaban mulia,” tegasnya.
Muhdi menyebutkan, kegiatan GranD MBA di Kalimantan ini memiliki enam tujuan utama, yaitu asesmen dan standardisasi MQH/RQH percontohan, asesmen dan standardisasi Sekolah Dai, sosialisasi program di Kalimantan Selatan, peningkatan kualitas MQH/RQH, peningkatan kualitas SDH, serta peningkatan kapasitas para muallim dan muallimat.
“Kegiatan juga sebagai upaya berkelanjutan dan komitmen Hidayatullah dalam menguatkan pendidikan berbasis Al-Qur’an di daerah,” katanya.
Kehadiran tim pusat bersama jaringan dai daerah diharapkan mempercepat proses standarisasi mutu sekaligus melahirkan pusat-pusat pembelajaran yang menjadi teladan.
Dalam rangkaian kegiatan ini hadir Ketua Badan Koordinasi Pengembangan Tilawah al-Qur’an Ust. Agung Trana Jaya, Lc, M.Psi, dan turut dibersamai Ustadz Charles Joesoef selaku Ketua Sekolah Dai Kalimantan Timur.
“Tentu harapannya adalah agar visi mencetak generasi Qur’ani dan dai profesional dapat diwujudkan secara bertahap dan berkesinambungan,” tandas Muhdi