AdvertisementAdvertisement

Aa Gym Mengisi Taushiah Kajian Peradaban Tips Menggapai Ketenangan Jiwa

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dalam rangka menyemarakkan Musyawarah Nasional (Munas) VI Hidayatullah, Korps Mubaligh Hidayatullah (KMH) bersama Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mengadakan Kajian Peradaban bertajuk “Tips Menggapai Ketenangan Jiwa, Keluarga Bahagia Bersama Al-Qur’an”.

Acara digelar di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Jl. Cipinang Cempedak, Otista, Polonia, Jakarta, Rabu, 17 Rabi’ul Awal 1447 (10/9/2025), dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Hidayatullah ID @tvhid.

Kajian ini menghadirkan narasumber nasional, yaitu KH. Abdullah Gymnastiar, KH. Dr. Nashirul Haq, Lc., MA., dan KH. Drs. Zainuddin Musaddad, MA., yang membawakan sesi reflektif bagi umat dalam menghadapi tantangan hidup dan membangun rumah tangga bahagia.

Dalam sesi kedua, KH. Abdullah Gymnastiar menekankan pentingnya menjaga hati tetap terpaut kepada Allah melalui zikir dan doa.

Ia menjelaskan makna Surat Ar-Ra’du ayat 28 dalam konteks ketenangan jiwa.

“Jadi, masalah hidup kita itu sebetulnya simple: kebanyakan mikir, kurang zikir. Harusnya yang tepat adalah tiap mikir jadi zikir,” tegasnya.

Ulama yang akrab disapa Aa Gym ini menegaskan kelemahan manusia jika tidak bersandar pada Allah. Ia menekankan perlunya doa sebagai bentuk pengakuan atas ketidakberdayaan manusia.

“Kalau kita tidak berdoa, sombong benar kita. Siapa kita, penceramah ini bisa apa,” ujarnya.

Aa Gym juga memaparkan keterbatasan penceramah dalam memberi hidayah, menekankan peran doa dan amal sebagai penopang keberhasilan dakwah.

“Tugas penceramah itu ya meluruskan niat, berkata yang benar semampunya, berusaha mengamalkan apa yang disampaikan, dan berdoa supaya Allah menerima semua,” katanya.

Dalam membahas fenomena stress, Aa Gym menjelaskan bahwa banyak tekanan hidup muncul karena prasangka dan ketidakmampuan mengingat Allah.

“Kalau disederhanakan, hidup ini hanya ada tiga zaman. Satu, yang belum terjadi. Dua, yang sudah terjadi. Tiga, yang sedang terjadi. Biasanya, stress hanya ada di tiga tempat ini,” katanya.

“Kebanyakan kita stress dengan yang belum terjadi. Padahal kejadiannya belum, tapi sengsaranya duluan. Aneh memang. Padahal belum terjadi, belum tentu terjadi, belum tentu hidup,” imbuhnya.

Ia menutup pemaparan dengan menukil Surah At-Taubah ayat 51 sebagai pedoman dan kunci menghadapi masalah melalui ingat kepada Allah.

Kajian Peradaban ini juga mendapat dukungan dari Muslimat Hidayatullah, Inner Salon Muslimah, serta sejumlah pihak lain yang turut berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan.

Dengan menitikberatkan pada nilai-nilai Qur’ani, acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan keluarga dan pembangunan peradaban umat.

Tayangan ulang kajian ini dapat disimak di sini.

Reporter: Hidorid
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesantren Hidayatullah di Tapanuli Terdampak Banjir Bandang, Relawan Berjuang di Akses Terputus

TAPTENG (Hidayatullah.or.id) -- Bencana banjir bandang yang melanda wilayah Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan pada awal November 2025 menimbulkan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img