
BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Program Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Kesadaran Bela Negara yang digelar Badan Kesbangpol Kota Balikpapan pada pertengahan November 2025 menghadirkan dinamika baru bagi para peserta yang berasal dari berbagai unsur masyarakat.
Di antara mereka, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah memaknai kegiatan ini sebagai ruang pembelajaran sosial sekaligus bagian dari kontribusi pemuda dalam menjaga stabilitas bangsa.
Pelatihan tersebut menjadi sarana pembentukan perspektif baru mengenai peran generasi muda dalam menghadapi tantangan kebangsaan yang terus berkembang.
Mahasiswa STIS Hidayatullah, Habib, yang mengikuti program ini, mengemukakan bahwa pelatihan tersebut memberikan pengalaman bermakna bagi dirinya dan rekan-rekannya.
“Alhamdulillah, semangat. Ini pengalaman baru yang bermanfaat buat kami sebagai mahasiswa sebagai generasi muda penerus perjuangan,” ujarnya.
Dia merasa senang sebab sebagai kalangan muda ia tidak hanya menjadi penerima informasi mengenai bela negara, tetapi turut berperan aktif dalam proses pembentukan karakter dan kesadaran berbangsa. Pengalaman yang diperoleh selama pelatihan memberikan kontribusi terhadap pemahaman mereka mengenai tanggung jawab sosial di lingkungan masing-masing.
Partisipasi mahasiswa STIS Hidayatullah sejalan dengan moto warga Kota Balikpapan, “Balikpapan Kujaga Kubangun dan Kubela”, yang menekankan nilai pengabdian terhadap daerah dan negara.
Keterlibatan tiga mahasiswa STIS Hidayatullah dalam program tersebut mencerminkan komitmen lembaga pendidikan untuk berkontribusi pada penguatan ketahanan sosial serta kesadaran bela negara di tingkat lokal.
Program ini juga menunjukkan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi muda menghadapi berbagai bentuk ancaman nontradisional.
Kegiatan yang diadakan selama sepekan ini berlangsung pada 14–20 November 2025, bertempat di Markas Komando Depo Pendidikan dan Kejuruan (Mako Dodikjur) Rindam VI Mulawarman, Manggar Baru, Balikpapan Timur.

Acara resmi dibuka oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Balikpapan, Sutadi, yang menegaskan bahwa ancaman terhadap negara saat ini tidak lagi berbentuk serangan fisik semata.
Ia menyampaikan bahwa ancaman modern meliputi disinformasi, radikalisme, polarisasi sosial, serta intoleransi yang dapat merusak persatuan bangsa. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa masyarakat adalah garda terdepan dalam menghadapi berbagai dinamika tersebut.
“Bela negara bisa dilakukan melalui banyak cara, seperti menjaga persatuan, mematuhi hukum, termasuk melawan segala bentuk ujaran kebencian dan intoleransi yang bisa memecah belah bangsa,” ungkap Sutadi.
Sutadi menekankan pemahaman bahwa bela negara tidak terbatas pada latihan fisik, melainkan mencakup ketahanan mental dan kemampuan menyaring informasi.
Ia menambahkan bahwa nilai-nilai bela negara harus hadir dalam tindakan nyata, bukan hanya sebatas teori. Melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan dapat menjadi contoh dan agen perubahan di lingkungan masing-masing.
Materi pelatihan mencakup wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, pembentukan karakter, ketahanan mental, kemampuan dasar bela negara, serta peran masyarakat dalam menjaga stabilitas daerah.
Perubahan bentuk pelatihan yang tidak lagi terfokus pada baris-berbaris semata menunjukkan bahwa bela negara kini diposisikan sebagai gerakan sosial yang tumbuh dari kesadaran masyarakat.
Para peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memperkuat peran mereka sebagai penggerak ketahanan sosial.
Melalui agenda ini, Habib dan rekannya dari STIS Hidayatullah serta peserta lainnya memperoleh kesempatan untuk memahami dinamika kebangsaan dari perspektif praktis. Pengalaman yang mereka dapatkan tidak hanya menambah keterampilan, tetapi juga memperkaya pemahaman mengenai bagaimana nilai bela negara dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.






