MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) – Pendiri yang juga pembina Pesantren Hidayatullah Makassar, Sulawesi Selatan, Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, mengatakan politik adalah ajaran Islam.
Hal itu ditegaska dia saat memenuhi undangan dari Lembaga Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI), pada Persidangan Muktamar II yang diselenggarakan di Pondok Madina Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Minggu (25/2/2018).
Aziz mengungkapkal hal tersebut menyinggung mengenai maraknya pro kontra seputar larangan bagi para pemuka agama bicara politik di dalam Masjid.
Bagi senator tiga periode ini, sebagai wacana tersebut mesti disikapi dengan kepala dingin dan tak boleh terprovokasi.
Menurutnya Aziz, manusia diciptakan untuk melakukan dua hal, yakni menyembah kepada Allah dan menjadi khalifah.
“Nah, menjadi khalifah (perwakilan Allah) inilah termasuk politik di dalamnya, maka itu, politik itu bagian yang sangat mutlak dari ajaran Islam,” kata Aziz.
Aziz menegaskan, jika para ustaz dilarang bicara politik dalam masjid, maka banyak ayat-ayat Al Quran yang tidak boleh dibicarakan di dalam masjid.
“Nah ini yang membuat saya tersinggung, padahal begitu banyak ayat-ayat di dalam Al Quran yang membahas tentang politik,” jelasnya.
Lebih lanjut Aziz menjelaskan, Rasulullah SAW sebagai panutan umat Islam pun berpolitik. Rasulullah diutus bukan hanya sebagai pemimpin umat, namun juga untuk memimpin suatu bangsa.
“Nah Rasulullah saja berpolitik. Beliau tidak hanya mengurus masalah satu umat saja namun juga mengurus umat lain dan berada di garda terdepan membangun bangsa dengan memimpin suatu negara,” jelasnya.
Untuk itu, kata Aziz, sebagai aktivis Islam yang memahami permasalahan ini, harus mengambil bagian dari pemerintahan. Ini karena untuk mensejahtarakan masyarakat dibutuhkan peran para ulama.
“Umat itu tidak akan sejahtera jika yang memimpin mereka bukan pemimpin yang baik, untuk itu kita harus mengambil bagian di dalamnya,” tegas Aziz. (mrd/ybh)