SURABAYA (Hidayatullah.or.id) – Muslimat Hidayatullah menyalurkan bantuan dana jutaan rupiah untuk korban banjir bandang Distrik Sentani, Jayapura, Papua, yang disalurkan Bendahara Umum PP Mushida Dede Agustina melalui Laznas BMH dalam acara penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat Hidayatullah yang diselenggarakan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019).
Selain memberikan bantuan dana, Sekretaris Jenderal PP Muslimat Hidayatullah, Leny Syahnidar Djamil, mengatakan pihaknya mengajak semua pihak untuk bersama-sama merawat lingkungan agar tak terjadi bencana alam seperti yang melanda Sentani yang diduga kuat karena deforestasi.
“Keluarga adalah yang paling terdampak jika sudah terjadi bencana seperti di Sentani. Perekonomian macet, proses pendidikan terhambat, para ibu pun harus berjuang memastikan keamanan dan kesehatan anak dan anggota keluarga lainnya,” kata Leny dalam keterangannya kepada media.
Mengutip temuan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Papua, Leny menyebutkan banjir bandang di Sentani bukan hanya disebabkan faktor alam melainkan disebabkan deforestasi atau pembalakan hutan di cagar alam Cycloop, Jayapura.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap bahwa kerusakan di Pegunungan Cycloop sudah terjadi sejak tahun 2003. Disebutkan pada tahun itu, tercatat sekitar 43.030 orang atau 753 keluarga merambah cagar alam dengan membuka lahan permukiman dan pertanian lahan kering pada daerah aliran sungai Sentani.
Berangkat dari keprihatinan atas kondisi tersebut, Leny mengajak kader Muslimat Hidayatullah dan khalayak secara luas untuk selalu menjaga lingkungan dari pencemaran.
Dengan demikian, lanjut dia, Muslimat Hidayatullah berkomitmen untuk turut mencegah pengrusakan alam yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggungjawab yang memaksakan pemenuhan kerakusan duniawinya.
“Sebagai wadah berhimpun kaum wanita, Mushida perlu untuk terus menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan. Minimal lingkungan terdekat di sekitar kita,” katanya seraya menukil ayat Al Qur’an Surah Ar Ruum ayat 41 yang artinya berbunyi:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Diantara program pelestarian lingkungan yang telah digalakkan oleh Muslimat Hidayatullah sejak lama adalah adanya anjuran setiap rumah-rumah yang ditinggali agar menyediakan ruang untuk beragam jenis tanaman seperti bunga. Bahkan di berbagai daerah kerap dilakukan perlombaan kebersihan lingkungan.