SURABAYA (Hidayatullah.or.id) — Pembina Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, Ust H Abdul Rahman, mengatakan keberadaan kita di ormas Hidayatullah harus meluruskan tujuan hidup yakni istiqomah di jalan Allah SWT dan selalu memuhasabah diri dalam mengajak kepada Tauhidullah.
“Keberadaan kita di sini adalah untuk bertaubat. Berharap selalu istiqomah di jalan Allah walau bagaimanapun rintangan yang dihadapi,” kata Ust Rahman saat mengisi materi wawasan kelembagaan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat Hidayatullah di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019).
Beliau menegaskan, mainstream dakwah dan tarbiyah mengharuskan kita mengajak umat bersama untuk kembali kepada Allah, meluruskan tujuan hidup di dunia ini dan bersama istiqomah di jalan-Nya.
“Hidup ini adalah amanah, dan karena amanah itulah kita bersama dalam kerangka perjuangan Islam. Agar amanah hidup ini terlaksana,” imbuhnya.
Ia mengatakan, krisis kehidupan yang melingkupi manusia semua bermuara pada rusaknya kesadaran tentang Tauhidullaah
Karena itu dia menegaskan kesadaran tentang Tauhid harus selalu ditumbuhkan, disebarkan dan ditanamkan ke dada-dada anak-anak kita dan semua manusia.
“Karena tanpa Tauhid, semua yang ditemukan di dunia ini akan diberhalakan. Jika Tauhid Uluhiyyah benar, orang yang bertauhid akan menempatkan pemikiran manusia hanya sebagai pemikiran, walau pemikiran itu dihasilkan dari Al Quran dan Sunnah,” katanya.
Karena itu, lanjut beliau, Muslimat Hidayatullah memiliki tugas untuk mengembalikan mereka kepada pemahaman Tauhidullah.
“Mengembalikan mereka kepada satu tujuan dalam menjalankan kehidupan ini,” kata mantan Ketua Umum Hidayatullah periode pertama ini.
Lebih jauh beliau menerangkan, Tauhid Rububiyah mengharuskan kita mengembalikan segala bentuk kekuasaan dunia ini kepada Pemiliknya, Allah SWT. Sedangkan Tauhid Asma Washshifat membentuk karakter muslim yang bertauhid.
“Tiga prinsip Tauhid ini adalah basic pendidikan Islam yang harus ditanamkan kepada generasi Islam dan semua manusia,” terangnya.
Tauhidullah yang merupakan risalah kenabian yang diwariskan kepada kita hari ini, lanjut beliau, harus disampaikan dengan seni tingkat tinggi.
“Ibu-ibu menata dan menghias rumahnya dengan baik, menjadi tempat singgah yang nyaman, menyajikan jamuan yang memanjakan lidah, membuat orang di sekelilingnya tertarik dengan keindahan Islam, adalah seni yang membuka pintu penyadaran Tauhid,” imbuhnya.
Beliau menambahkan, hukum wajibnya tugas dakwah harus menjdi profesi utama kita dalam rangka membawa objek dakwah kepada Tauhiidullaah karena jalan dakwah ini kita telusuri untuk mengundang ridho Allah Ta’ala.
“Tauhid adalah satu kata yang menghimpun kata cinta dan rela yang dihasilkan dari perkataan dan perbuatan. Jika Allah ridha, kehidupan yang dirasakan di dunia ini adalah kehidupan surga,” pungkasnya.