AdvertisementAdvertisement

BMH dan Nano Bank Syariah Perkuat Peran Perempuan dalam Pembangunan Indonesia Emas

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dalam arus perubahan zaman yang cepat, peran perempuan dan ibu semakin strategis dalam menjaga keseimbangan moral dan sosial bangsa. Hal ini menjadi sorotan penting dalam Kajian Akbar bertema “Membangun Keluarga Berkah, Melahirkan Generasi Emas yang Amanah” yang diselenggarakan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) di Aula Serbaguna 2 Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Selasa, 29 Rabi’ul Akhir 1447 (21/10/2025), sebagai bagian dari rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) ke-6 Hidayatullah.

Kegiatan ini menjadi ruang reflektif bagi umat, khususnya kaum ibu dan perempuan, untuk meneguhkan kembali perannya sebagai pendidik utama generasi dan penjaga nilai keindonesiaan.

Ratusan jamaah dari berbagai daerah hadir, membawa semangat kebersamaan untuk memperkuat pondasi keluarga yang berkeadaban.

Muballigh nasional, Ustadz Munawir Ngacir, dalam ceramahnya menegaskan bahwa perempuan adalah pilar utama dalam membangun bangsa yang bermoral.

“Di balik setiap generasi yang kuat, selalu ada ibu yang sabar dan berjiwa besar. Dari tangan merekalah lahir insan-insan yang membawa cahaya bagi masyarakat,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan bangsa tidak dapat dilepaskan dari kekuatan moral yang tumbuh di rumah tangga. Menurutnya, seorang ibu bukan hanya pengasuh anak, tetapi juga pendidik akhlak dan penjaga nilai.

Keluarga yang harmonis dan berlandaskan iman, lanjutnya, akan melahirkan generasi amanah yang berjiwa nasionalis dan berkeadilan sosial.

Kisah inspiratif yang menggugah dalam acara ini datang dari Kayla Nur Syahwa Syakhila, seorang hafidzah muda, dan ibundanya. Mereka berbagi pengalaman menghafal Al-Qur’an di tengah keterbatasan ekonomi dan waktu. Dengan suara bergetar, sang ibu menuturkan perjuangan mereka.

“Kami hanya berpegang pada keyakinan bahwa Allah menolong siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh,” ujarnya haru.

Kisah tersebut menjadi cermin keikhlasan dan keteguhan seorang ibu dalam membimbing anaknya menapaki jalan kebaikan. Nilai spiritual yang tercermin dari perjuangan mereka sejalan dengan karakter bangsa Indonesia: religius, tangguh, dan penuh kasih.

Di tengah kemajuan teknologi, kisah seperti ini mengingatkan pentingnya peran ibu dalam menanamkan nilai moral dan cinta Tanah Air sejak dini.

Tak kalah menarik, akademisi dan pendiri Ausomethink, Maharani Dian Permanasari, S.Ds., M.Ds., M.Phil., Ph.D., turut berbagi pengalaman mendidik anak dengan kebutuhan khusus. Baginya, peran ibu adalah wujud nyata kasih Tuhan dalam kehidupan manusia.

“Seorang ibu adalah jantung keluarga. Ia tidak hanya memberi kehidupan secara biologis, tetapi juga spiritual,” ujarnya penuh makna.

Maharani menilai bahwa perempuan Indonesia memiliki kekuatan luar biasa untuk menjadi agen perubahan sosial. Dengan ketulusan dan kecerdasannya, perempuan mampu berkontribusi di berbagai bidang tanpa kehilangan nilai keibuan.

“Keluarga yang berdaya akan melahirkan masyarakat yang beradab. Dan perempuan adalah penentu arah peradaban itu sendiri,” tambahnya.

Kegiatan ini mendapat dukungan Nano Bank Syariah yang bersinergi bersama BMH untuk memperluas jangkauan dakwah dan pemberdayaan perempuan.

Kolaborasi ini menegaskan bahwa peran perempuan bukan hanya urusan domestik, melainkan bagian integral dari pembangunan bangsa.

Sinergi antara lembaga sosial, pendidikan, dan ekonomi syariah diharapkan dapat memperkuat peran keluarga dalam mempersiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Humas Laznas BMH Imam Nawawi menegaskan bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam visi dakwah lembaganya.

“Kami berkomitmen memperkuat peran ibu dan perempuan sebagai pendidik umat. Karena dari rahim merekalah lahir generasi yang membawa keberkahan bagi bangsa,” ungkapnya.

Kajian Akbar ini, terangnya, menjadi ruang penghormatan terhadap perempuan Indonesia sebagai penjaga moral dan penggerak kebangkitan bangsa.

“Dengan semangat Munas ke-6 Hidayatullah, kegiatan ini meneguhkan kembali bahwa keluarga berkah tidak hanya lahir dari cinta, tetapi juga dari kesungguhan perempuan dalam menjaga nilai keislaman dan keindonesiaan,” tandasnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pemimpin Umum Hidayatullah: Pemimpin Adalah Penanggung Jawab Kemanusiaan dan Alam

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- Dalam suasana bangsa yang tengah menatap cita-cita Indonesia Emas 2045, isu kepemimpinan menjadi tema yang terus...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img