ORGANISASI sebagaimana organisme, dia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Secara alamiah organisasi senantiasa mengalami evolusi, yang sangat erat dengan perkembangan zaman yang disertai dengan perubahan diberbagai aspek kehidupan yang membersamai.
Sehingga, organisasi menjadi tidak statis, sebab ia mampu merespon dinamika peradaban. Dan, respon inilah yang kemudian mengantarkan organisasi mampu survive di sepanjang masa.
Organisasi mengalami evolusi sesungguhnya dapat dijelaskan sebagai respons terhadap dinamika yang terus berubah dalam lingkungan eksternal dan internalnya.
Perubahan teknologi, tuntutan konsumen/anggota dan masysrakat yang terus berkembang, persaingan global, dan perkembangan sosial ekonomi merupakan beberapa faktor yang mendorong organisasi untuk beradaptasi dan berkembang.
Sehingga, evolusi organisasi bukan hanya suatu keharusan untuk bertahan hidup di era yang terus berubah ini, tetapi juga suatu strategi untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
Transformasi ini melibatkan restrukturisasi model bisnis, inovasi produk dan layanan, serta peningkatan efisiensi operasional.
Dengan mengalami evolusi, organisasi dapat mempertahankan relevansinya, meningkatkan daya saing, dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.
Kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman menjadi kunci dalam menjalani perjalanan evolusi organisasi untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan kesejahteraan jangka panjang.
Tahapan Evolusi Organisasi
Menurut beberapa ahli, maka tahapan evolusi organisasi seringkali dikaitkan dengan yang terjadi di dunia bisnis. Akan tetapi dengan menjelaskan definisi dan ciri-cirinya, maka akan mempermudah untuk mengidentifikasi bagaimana proses evolusi itu berlangsung.
Pertama, Organisasi 1.0
Organisasi 1.0 mencirikan model organisasi tradisional yang hierarkis dan sangat terpusat pada struktur dan peran yang tetap. Keputusan utama dibuat di tingkat puncak, dan komunikasi terbatas.
Secara umum ciri-ciri Organisai 1.0 ini adalah : struktur hierarkis yang kaku, keputusan terpusat (tersentral), komunikasi hierarkis dan formal, dan fokus pada efisiensi operasional.
Kedua, Organisasi 2.0
Organisasi 2.0 melibatkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Ada peningkatan dalam fleksibilitas dan responsivitas terhadap perubahan pasar.
Ciri-ciri dari Organisasi 2.0 ini meliputi: sudah memanfaatkan teknologi informasi, komunikasi lebih terbuka, struktur organisasi yang lebih fleksibel serta peningkatan adaptasi terhadap perubahan.
Ketiga, Organisasi 3.0
Organisasi 3.0 menekankan kolaborasi dan kreativitas. Ada peningkatan fokus pada inovasi dan respons cepat terhadap kebutuhan pasar yang berkembang.
Yang menjadi ciri utama Organisasi 3.0 adalah: kolaborasi tim dan proyek, mendorong inovasi dan kreativitas dan struktur organisasi yang adaptif, orientasi pasar yang kuat.
Keempat, Organisasi 4.0
Organisasi 4.0 mewakili era revolusi industri keempat dengan penekanan pada otomatisasi, konektivitas, dan analitika data.
Ciri-ciri pokoknya adalah: keterkaitan perangkat dan sistem otomatis, analitika data untuk pengambilan keputusan, transformasi digital menyeluruh serta fleksibilitas dan kecepatan dalam proses.
Saat ini, berdasarkan ciri-ciri dan kriteria sebagaimana tersebut di atas, semestinya kita berada di era Organiasi 4.0.
Akan tetapi, realitasnya, masih banyak organisasi yang secara praktiknya masih berada pada tahapan Organisasi 3.0 atau bahkan sebelumnya Organisasi 2.0 atau bisa jadi Organisasi 1.0. Sebuah fakta yang menjadi indikator untuk memetakan sekaligus melakukan positioning, organisasi kita berada di level mana.
Tantangan
Evolusi organisasi terus bergerak, mengikuti dinamika dan perkembangan jaman. Sehingga tahapan sebagaimana tersebut di atas akan mengalami perguliran.
Dalam evolusi organisai, setidaknya terdapat empat tantangan utama yang perlu diatasi untuk mencapai transformasi organisasi yang sukses:
Pertama, Perubahan Budaya
Tantangan terbesar adalah mengubah budaya organisasi secara mendalam. Organisasi perlu menggugah kesadaran dan membangun sikap positif terhadap inovasi, keterlibatan karyawan, dan kreativitas. Ini melibatkan pembentukan norma-norma baru, memecahkan resistensi terhadap perubahan, dan membentuk lingkungan yang mendorong eksperimen dan pembelajaran terus-menerus.
Kedua, Pengelolaan Data yang Etis dan Aman
Dalam era Organisasi 5.0 yang sangat terhubung, pengelolaan data menjadi kunci. Tantangan ini mencakup memastikan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data dilakukan secara etis dan aman. Organisasi harus mematuhi regulasi privasi, mengelola risiko keamanan siber, dan membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan terkait pengelolaan data mereka.
Ketiga, Keterlibatan Anggota
Meningkatkan keterlibatan anggota menjadi tantangan kritis. Organisasi perlu merancang strategi untuk memberdayakan dan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan, kolaborasi tim, dan inovasi. Ini memerlukan pembangunan keterampilan, penyediaan peluang partisipasi, dan penciptaan lingkungan yang mendukung perkembangan profesional dan keterlibatan aktif.
Keempat, Adaptasi terhadap Teknologi Canggih
Implementasi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan analitika data memerlukan penyesuaian dan investasi yang signifikan. Tantangan ini mencakup memastikan bahwa organisasi memiliki infrastruktur teknologi yang memadai, sumber daya manusia dengan keterampilan yang sesuai, dan strategi implementasi yang terencana dengan baik.
Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan kepemimpinan yang visioner, komitmen organisasi, dan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh anggota organisasi.
Dengan berhasil mengatasi tantangan-tantangan ini, organisasi dapat mewujudkan visi untuk menuju evolusi organisasi, setidaknya dapat dijadikan acuan untuk menuju Organisasi 5.0 yang sudah di depan mata.
Menuju Organisasi 5.0
Sebagaimana lazimnya hukum perubahan, maka yang kekal adalah perubahan itu sendiri. Sehingga evolusi organisasi ini sebuah keniscayaan yang tidak pernaah berhenti, ia masih terus bergerak.
Organisasi 5.0 akan muncul sebagai konsep baru yang menandai integrasi holistik antara manusia dan teknologi. Konsep ini menekankan pentingnya keterampilan digital, kolaborasi, dan transformasi digital dalam membangun organisasi yang efektif dan efisien.
Organisasi 5.0 memerlukan komitmen dan dukungan dari seluruh elemen dan manajemen organisasi. Dengan mengikuti langkah-langkah strategis yang tepat, organisasi dapat membangun organisasi yang efektif dan efisien di era digital.
Tantangan Organisasi 5.0 tidak sederhananya, sebab mencakup perubahan budaya yang mendalam, pengelolaan data yang analitik dan etis, serta keterlibatan karyawan/anggota yang lebih aktif.
Dengan mengejar keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial, Organisasi 5.0 menciptakan ekosistem yang responsif, inovatif, komprehenship dan berkelanjutan.
Dalam perjalanannya, evolusi organisasi mencerminkan upaya berkelanjutan untuk mengatasi tantangan setiap era, dari efisiensi dan inovasi hingga keseimbangan antara manusia dan teknologi.
Ke depan, organisasi harus tetap adaptif dan responsif terhadap perubahan lingkungan yang cepat, memperkuat keterlibatan karyawan/anggota, dan mempertahankan integritas nilai-nilai kemanusiaan dalam menghadapi era modern yang semakin dinamis.
Dengan demikian, evolusi organisai ini menjadi sebuah keniscayaan yang tak terhindarkan. Bukan hanya tentang mengikuti tren teknologi, tetapi juga tentang membentuk organisasi yang mampu menciptakan dampak positif dalam masyarakat dan menjaga keseimbangan antara keberlanjutan dan kemajuan. Dan, hal ini memerlukan persiapan yang matang dan sistematis bagi setiap organisasi untuk memasuki ke level Organisasi 5.0.
*) ASIH SUBAGYO, penulis peneliti senior Hidayatullah Institute (HI)