
KONSEL (Hidayatullah.or.id) — Dalam lanskap pendidikan Islam modern, kemandirian pesantren tidak lagi semata-mata dinilai dari kuatnya tradisi keilmuan, tetapi juga dari kemampuannya dalam beradaptasi dengan dinamika ekonomi dan sosial masyarakat.
Di sinilah Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) kembali menegaskan komitmennya melalui program Ketahanan Pangan Santri, yang kali ini diwujudkan dalam bentuk bantuan nener ikan bandeng kepada Pondok Tahfidzul Quran Hidayatullah di Desa Watumbohoti, Kabupaten Konawe Selatan, belum lama ini.
Program ini bagian dari strategi besar BMH dalam memperkuat ketahanan pangan dan membangun pondasi ekonomi mandiri bagi pesantren-pesantren di seluruh Nusantara.
Dengan memadukan aspek pendidikan dan pemberdayaan, program ini diharapkan mampu menjadikan para santri bukan hanya penghafal Al-Qur’an yang kokoh, tetapi juga individu yang terampil dalam bidang wirausaha dan pengelolaan sumber daya alam.
“Alhamdulillah, hari ini kami menyalurkan nener ikan bandeng untuk mendukung program budidaya yang akan dijalankan oleh Pondok Tahfidzul Quran Hidayatullah Watumbohoti. Ini adalah langkah nyata BMH dalam mendorong kemandirian pesantren di bidang ekonomi,” ujar Koordinator BMH Perwakilan Sulawesi Tenggara Muhammad Armin seperti dalam keterangannya, Jum’at, 11 Dzulqa’dah 1446 (9/5/2025).
Ia berharap paradigma baru dalam pengembangan pesantren terus dikuatkan menuju lembaga yang mampu menopang dirinya secara ekonomi, bahkan turut serta memberdayakan masyarakat sekitar. Pesantren kini dituntut untuk menjadi episentrum pendidikan sekaligus agen pembangunan ekonomi umat.
Sambutan hangat juga datang dari kalangan internal pondok. Ustaz Ahmad, salah satu pengasuh Pondok Tahfidzul Quran Hidayatullah, menyatakan apresiasinya yang tinggi terhadap inisiatif ini.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan ini. Budidaya ikan bandeng akan kami jadikan sarana edukasi sekaligus penunjang kebutuhan pondok. Terima kasih kepada BMH dan para donatur,” ungkapnya.
Bantuan berfungsi secara praktis sebagai penyokong kebutuhan sehari-hari pondok, tetapi juga menjadi media pembelajaran yang menanamkan jiwa kewirausahaan dan keterampilan hidup bagi santri—sebuah modal penting di era modern.
Pondok Tahfidzul Quran Hidayatullah Watumbohoti sendiri menjadi rumah bagi santri yang berasal dari berbagai daerah di Konawe Selatan. Keberagaman ini memberi potensi besar bagi pondok untuk menjadi pusat pendidikan inklusif sekaligus motor pemberdayaan ekonomi umat di tingkat lokal.
Dengan program-program seperti ini, BMH berharap pesantren tak hanya sekadar menjadi menara gading, tetapi benar-benar hadir di tengah masyarakat, memberi manfaat yang lebih luas dan konkret.
Inisiatif ini menggarisbawahi peran strategis pesantren dalam membangun peradaban yang tidak tercerabut dari akar spiritualitas, namun kokoh berdiri di atas kemandirian ekonomi yang berkeadilan.