AdvertisementAdvertisement

Semangat Pengantin Baru Merintis Pesantren

Content Partner

Arjun (Paling Kiri) dai Hidayatullah yang langsung ditugaskan merintis pembukaan pondok sesaat setelah menikah.

SELAYAR (Hidayatullah.or.id) — Belum juga kering janur kuning, begitulah istilahnya ketika Arjun harus memboyong istrinya ke lokasi tugas dakwahnya usai mengikuti Pernikahan Mubarokah 43 pasang di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.

Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah Depok, pria berdarah bugis itu diamanahkan kepada Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Selatan.

Dalam pandangannya, setelah menikah ia akan ditugaskan di bagian amal usaha, pengasuh atau guru di sejumlah cabang Hidayatullah di Sulsel.

“Namun ternyata saya diamanahkan di Pulau Selayar. Belum ada apa-apa di sana, belum ada cabang Hidayatullah, belum ada bangunan, masih tanah kosong. Kami harus membangun dari nol merintis pesantren Hidayatullah,” kisahnya kepada mmn baru-baru ini.

Pulau Selayar mungkin masih sangat asing di telinga banyak orang, pun jika sudah pernah mendengar yang terbayangkan adalah sebuah pulau terpencil di Sulawesi Selatan berikut dengan cerita-cerita naas kapal tenggelam ketika berlayar di dekat perairannya.

Namun sesulit apa pun medannya, tak ada dalam kamus dakwah untuk menyerah, dengan perlengkapan seadanya, pengantin baru itu berangkat ke Selayar ditemani seorang pengurus DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan.

“Sebelum berangkat sebenarnya kita sudah deal mengontrak rumah di sana di daerah kotanya. Tapi setelah sampai ternyata rumah itu naik harganya. Akhirnya kita menumpang di rumah seorang tokoh setempat, namanya Haji Patta Timoro. Seiring waktu Pak Aji mengizinkan kami untuk tinggal di rumah lamanya sampai tempat tinggal di lokasi yang akan kami jadikan pondok selesai,” ungkapnya.

Dari rumah itulah, ia setiap hari harus bolak-balik ke lokasi lahan yang akan dibangun pondok pesantren sekitar 7 kilometer ke arah perkampungan. Tepatnya di Dusun Cinimabela, Desa Perak, Kecamatan Bontomanai, Kabupatan Kepulauan Selayar.

Lahan itu waqaf dari orangtua Ustadz Massiara, pengurus DPW Hidayatullah Sulsel yang mengantarnya ke Selayar. Pelan-pelan ia mulai merintis Hidayatullah di sana, silaturahim ke masyarakat dan mengenalkan Hidayatullah.

“Syukur Alhamduliah, kami disambut baik oleh masyarakat karena memang pesantren di tempat ini masih sangat minim,” pungkasnya.

Rencana kedepannya, lahan kosong itu akan disulap menjadi Pondok Pesantren Tahfizh Qur’an -SMA-SMP.

Tentu saja pekerjaan rumah Arjun masih banyak, ia harus melakukan banyak pendekatan ke berbagai pihak. Selama ini ia bolak-balik dari kontrakannya dengan ojek atau motor pinjaman. Ia juga harus mencari operasional pembangunan pondok. Anda berminat membantu?


Artikel ini pertama kali terbit di Hidayatullah.com dengan judul “Ketika Pengantin Baru Ditugaskan Merintis Pesantren”

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Ya Allah Perbaiki Segala Urusanku dan Jangan Serahkan pada Diriku Sekejap Mata pun

JIKA Anda titip kepada seseorang agar dibelikan nasi goreng di suatu tempat yang cukup jauh dari rumah, apa yang...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img