AdvertisementAdvertisement

[KHUTBAH JUM’AT] Istiqamah Menyerap Energi Spiritual Ramadhan

Content Partner

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kehidupan dan segala anugerah yang menyertainya sehingga kita dapat menikmati segala nikmat ini dalam keadaan sehat walafiat.

Shalawat dan salam semoga tercurah selalu atas baginda Rasulullah Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam sebagai teladan kita dalam memanfaatkan segala nikmat dan anugerah yang telah dilimpahkan oleh Tuhan kepada kita di dunia ini.

Kehidupan adalah anugerah terindah yang diberikan kepada kita oleh Yang Maha Kuasa. Setiap detik, kita diberikan kesempatan untuk menikmati segala nikmat yang Dia berikan. Sungguh luar biasa jika kita menghargai setiap momen dalam hidup ini.

Disamping itu, kesehatan adalah harta yang berharga. Tanpa kesehatan yang baik, segala nikmat dalam hidup tidak akan terasa sama. Kita dapat menikmati kelezatan makanan, kenyamanan tidur, kehangatan kasih sayang, dan berbagai kegiatan lainnya hanya jika kita sehat walafiat. Oleh karena itu, mari kita bersyukur atas kesehatan yang kita miliki setiap hari.

Setiap detik dalam hidup adalah kesempatan untuk bertemu, bersua, dan beribadah kepada-Nya. Jangan biarkan berkah kesempatan ini berlalu begitu saja tanpa kita manfaatkan dengan baik. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah contoh teladan bagi kita dalam memanfaatkan setiap nikmat yang diberikan oleh Tuhan.

Bukan hanya dalam keadaan suka, kita harus bersyukur, tetapi juga dalam kesulitan dan cobaan. Setiap ujian adalah pembelajaran bagi kita. Dengan bersyukur, kita akan mampu melewati setiap rintangan dengan tegar dan penuh keberanian.

Setiap detik dalam hidup adalah anugerah yang tidak ternilai harganya. Kita harus menghargai setiap kesempatan, bersyukur atas segala nikmat yang diberikan, dan memanfaatkannya sebaik mungkin.

Dengan begitu, kita akan mampu menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan kesuksesan. Teruslah bersyukur, karena setiap nikmat yang kita miliki adalah karunia dari-Nya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim: 7)

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Mari kita melakulan refleksi kembali pada kesempatan istimewa ini, pasca bulan suci telah pergi dan selalu kita nantikan kembali. Ramadhan benar-benar telah meninggalkan kita.

Bulan yang kita nantikan selama 11 bulan lamanya ini telah menjadi kenangan umat, tidak hanya di Indonesia tapi umat Islam di seluruh dunia merasakan hal yang sama.

Meskipun bulan yang penuh ampunan itu telah berlalu, kita tidak boleh melupakan pelajaran berharga yang telah kita dapatkan selama bulan suci tersebut. Bulan Syawal hari ini merupakan salah satu momentum penting untuk mereaktualisasi energi spiritual Ramadhan yang telah kita lakoni itu.

Harapannya, dengan berlalunya Ramadhan, kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang celaka karena tidak mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala selama bulan Ramadhan.

Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam doa yang diucapkan oleh malaikat Jibril ‘alaihissalam dan diamini oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

قَالَ لِي جِبْرِيلُ : رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ : آمِينَ

“Jibril ‘Alaihis Salam berkata kepadaku: ‘Sungguh sangat merugi seseorang yang ia masuk kedalam bulan Ramadhan lalu tidak diampuni dosanya.’ Kata Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Aku pun mengucapkan: Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah).” (HR Ahmad (2/254), al-Bukhari dalam “al-Adabul mufrad” (no. 644), Ibnu Hibban (no. 907) dan al-Hakim (4/170), dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani).

Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan waktu untuk memperkuat koneksi spiritual kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Selama bulan yang suci ini, kita melakukan pelatihan intensif dalam ibadah, baik secara vertikal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun secara horizontal dalam interaksi sosial.

Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dan jin bukan tanpa tujuan. Setiap insan memiliki peran sebagai hamba Allah yang bertujuan untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya.

Dengan menjadi hamba yang taat, kita memperoleh perlindungan dan keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.

Melalui ibadah kepada-Nya, kita menegaskan status kita sebagai hamba Allah yang taat. Ibadah-ibadah ini membedakan antara mereka yang tunduk pada ketentuan-Nya dengan mereka yang menolaknya.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Ramadhan dikatakan sebagai bulan tarbiyah sebab memiliki banyak keutamaan yang diharapkan menjadi ladang bagi umat Islam untuk mendapatkan banyak pengalaman spritual.

Modal spritual yang berupa pelatihan, pembiasaan dalam ibadah, baik yang bersifat vertikal (langsung kepada Allah) maupun yang bersifat horizontal (sosial) yang diharapkan mampu mengantarkan seorang hamba menjadi pribadi yang bertakwa.

Besarnya tugas yang diemban oleh manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini, sehingga membutuhkan suasana tersendiri bagi umat Islam untuk merasakan pengalaman spritual berupa pelatihan dan pembiasaan ibadah sebagai kunci sukses dalam menjalankan seluruh tugas dan tanggungjawab selama 11 bulan kedepan.

Selain sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, manusia juga diberikan peran sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, kita bertanggung jawab untuk mengelola alam semesta dan isinya dengan baik, untuk kebaikan dan keberlangsungan hidup kita.

Hal ini sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Ayat ini menegaskan posisi kita sebagai abdullah (hamba Allah) yang memiliki tugas untuk mengabdi, beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sehingga dari ayat ini kita dapat memahami secara jelas bahwa penciptaan jin dan manusia bukan tanpa tujuan atau sia-sia belaka, melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan “Surat Keputusan” berupa “SK” yang harus dijalani oleh manusia dalam kehidupan ini.

Menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti menggadaikan sepenuhnya kebebasan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga dengan sendirinya terikat dengan semua ketentuan Allah.

Hal ini merupakan implikasi dari status sebagai seorang hamba. Dengan cara itulah seseorang akan memperoleh selamat, baik di dunia maupun di akhirat.

Meskipun semangat ibadah dan kebaikan begitu terasa selama Ramadhan, tantangan sebenarnya muncul setelah bulan suci itu berlalu. Kita harus tetap konsisten dalam menjaga ibadah yang telah kita bangun selama bulan Ramadhan.

Ketulusan seseorang menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan cerminan kemurnian tauhid Laa ila ha illallah sebagai bentuk penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Pelaksanaan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya merupakan peneguhan status seseorang sebagai Abdullah. Praktek ibadah inilah yang membedakan antara manusia yang tunduk atas ketetapan-Nya dan manusia yang menolak (ingkar).

Penghambaan kepada Allah akan sempurna jika diteruskan dengan perbuatan amal sholeh bagi sesama sebagaimana tujuan agama Islam dihadirkan, ‘rahmatan lil alamin’. Wujudnya adalah saling menghormati, kasih sayang, membantu, mewujudkan keadilan, dan kedamaian.

Sebagaimana fiman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al Qur’an Surah Al-An’am Ayat 165:

وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمْ خَلَٰٓئِفَ ٱلْأَرْضِ

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi”

Dari dua ayat ini jelas bahwa status manusia di sebagaimana “SK” dari Allah Subhanahu wa ta’ala setidaknya ada dua, yakni Abdullah dan Khalifatullah.

Sebagai hamba Allah, maka tugasnya adalah menjalankan aktivitas kehidupan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan sebagai khalifah artinya manusia sebagai makhluk yang menguasai alam semesta dan isinya.

Menguasai dalam arti mengelolanya dengan baik yang dapat dimanfaatkan untuk kebahagian dan keberlangsungan hidupnya.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Ramadhan sebagai wadah tarbiyah bagi umat Islam dalam menjalankan ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai hamba yang dituntut untuk dapat maksimal dalam menghambakan diri melalui ibadah yang telah ditetapkan, baik itu yang bersifat individual maupun sosial (jama’ah).

Minimal kita bisa berupaya berjuang agar tetap istiqamah dalam menjalankan ibadah-ibadah wajib dan sunnah muakkad yang dapat menyuburkan iman dan nilai ketakwaan.

Pada bulan Ramadhan yang lalu, kaum muslimin begitu bersemangat dalam kegiatan ibadah dan muamalah. Selain puasa, antusias shalat jama’ah, tadarrus Al-Qur’an, infaq dan shodaqoh menjadi sesuatu yang ringan untuk dilaksanakan.

Fenomena ini mengantarkan seorang hamba merasakan suasana religius yang luar biasa. Intensitas ibadah diharapkan mampu dipertahankan diluar bulan ramadhan.

Bukan justru sebaliknya. Ibadah yang dibangun dan rawat selama bulan ramadhan hilang, lenyap, seiring berakhirnya bulan ramadhan, sebagaimana yang diperingatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al Qur’an surah An Nahl ayat 92:

وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثًا

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali”

Ayat ini tentu berlaku umum mengingatkan kita agar bisa secara konsisten, tegak, dan tetap dalam menjaga ibadah yang sudah terbangun selama Ramadhan.

Para ulama juga telah mengingatkan kita bahwa janganlah kita hanya berbuat baik pada bulan Ramadhan. Namun jadilah kita orang-orang Rabbani, yakni hamba yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di semua kesempatan termasuk di luar bulan ramadhan.

Ramadhan telah mengajarkan kita banyak hal tentang kebaikan, ketaatan, dan koneksi spiritual dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tantangannya sekarang adalah menjaga semangat tersebut tetap berkobar, bahkan setelah bulan suci Ramadhan berlalu.

Maka, kita bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga kita semua hadirin sekalian dimampukan menjadi orang-orang yang konsisten dalam kebaikan, baik di bulan suci maupun di luarnya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

Do’a Penutup

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ……. عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُو

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

[KHUTBAH JUM’AT] Dua Dimensi Shalat dan Karunia yang Harus Disyukuri

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img