Hidayatullah.or.id — Bagaimana pun kondisinya, kader dan jamaah Hidayatullah harus menyegerakan sholat ketika panggilan azan berkumandang. Dan, kader Hidayatullah harus melaksanakan sholat berjamaah di masjid di mana pun.
Demikian ditegaskan Ketua Dewan Syura Hidayatullah KH. Hamim Thohari saat bersilaturrahim dengan mahasiswa Inddonesia di Makkah Al Mukarromah dalam sebuah kesempatan umroh beliau, belum lama ini.
“Perhatikan ibadah Antum (kalian), terutama sholat lima waktu berjamaah. Kultur kita di Hidayatullah adalah komitmen kuat dalam menjaga sholat berjamaah di masjid,” pesan beliau.
Beliau menyatakan agar budaya shalat berjamaah ini jangan sampai lebur, apalagi pada diri kader-kader muda yang ada di sini (Makkah).
Tanpa komitmen yang sudah menjadi budaya kebaikan ini, kita tidak ada bedanya dengan yang lainnya.
“Santri Hidayatullah itu menjaga sholat lima waktunya berjamaah, kapan pun, di mana pun, dalam kondisi apa pun,” tegas beliau.
Ustadz Hamim menuturkan bahwa masa untuk merintis telah berlalu seperti yanng telah dilalui oleh para pendahulu dakwah Hidayatullah. Sekarang kampus-kampus Hidayatullah berdiri di mana-mana dan sebagian besar telah mendirikan sekolah-sekolah.
“Sekarang tiba masa Antum untuk mengisi kampus-kampus tersebut dengan ilmu, tiba masa kalian untuk melanjutkan bangunan peradaban,” ujarnya.
“Pastikan dalam diri Antum bahwa Antum adalah kader. Mencari kader dari luar itu banyak, tapi kita menginginkan kader yang dilahirkan dari rahim perjuangan, dari rahim Hidayatullah,” lanjutnya.
Hal itu bukanlah sebagai bentuk fanatisme golongan, tapi ada nilai-nilai dasar yang telah Antum serap yang belum diserap oleh yang lain, dan itu modal besar dalam sebuah gerakan perjuangan Islam.
“Terakhir, apa kalian sudah siap dipanggil untuk menikah,” tandasnya disambut senyum malu-malu mahasiswa-mahasiswa di Universsitas Islam Madinah tersbeut. (hio/mdh)