Hidayatullah.or.id – Ketua DPP Hidayatullah Drs Tasyrif Amin, M.Pd mengatakan kader dai Hidayatullah harus menjadi pegiat dan memperagakan ajaran Islam yang luhur serta menyebarkannya kepada segenap manusia karena Islam adalah rahmat untuk semesta.
Hal itu disampaikan beliau saat membuka acara Daurah Marhalah Wustho dihadiri puluhan peserta dari Sulawesi Barat, Selatan, dan Tenggara, yang dibuka pada Kamis (10/11/2016).
“Para peserta akan menjadi ujung tombak sekaligus alat peraga dakwah di lapangan,” tegas Ketua DPP Hidayatullah Bidang Tarbiyah dan Pengkaderan ini di hadapan peserta di Auka Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Polewali Mandar ini.
Bertempat di aula Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan kabupaten Polewali Mandar sebanyak 28 peserta asal Sulawesi Barat sendiri, Sulawesi Selatan dan Tenggara mengikuti Daurah Marhalah Wustho selama 4 hari.
Tasyrif menjelaskan, keikutsertaan alumni marhalah ula itu sangat ditekankan untuk mengikuti jenjang lanjutan karena beberapa materi materi yang tidak bisa ditulis saja dan penjelasan tentang transformasi nilai struktural dan strategis lainnya.
Sebagaimana dijelaskan Ketua Steering Committe yang juga ketua Pengurus wilayah Hidayatullah (DPW) Sulawesi Barat, Imran M. Djufri, bahwa kegiatan yang berdurasi selama 3 hari itu dikemas secara apik dengan muatan materi-materi kelembagaan dan prospektif dunia islam kekinian.
“Untuk itu keaktifan peserta selama acara ini menentukan suksesnya bertugas di medan dakwah,” imbuhnya.
Imran Djufri menjelaskan, melalui marhalah berjenjang yang ke dua (wustho) ini peserta lebih diharapkan pada penguasaan materi dan seberapa intens kita mengamalkan konsep ini.
“Apalagi kalau bisa merasakan susahnya dalam merintis pesantren” tukas Imran.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber dan instruktur nasional dari unsur DPP Hidayatullah, Dewan Mudzakarah, dan Dewan Pertimbangan Pusat.
Hingga jelang penutupan di hari ketiga para pegiat dakwah yang bertugas di tiga propinsi itu tetap semangat mengiktui jalannya acara yang bertempat sekira 10 kilometer dari kampus Pesantren Hidayatullah Desa Basseang.
Dan balai latihan penyuluh pertanian, perikanan dan ketahanan pangan itu kembali hijau, bersih dan rapi usai ditinggalkan para mujahid dakwah ke tempat tugas masing-masing.*/ Muhammad Bashori