Hidayatullah.or.id — Aktivitas dakwah bukan hanya menuntut pelakunya (dai) untuk bisa berorasi yang memukai serta mampu mengumpulkan banyak orang (mad’u) semata, melainkan yang utama ia harus mempunyai niat yang ikhlas semata karena Allah Subhanahu Wata’ala dan juga melaksankan dakwah sesuai kaidah yang telah diajarankan Rasulullah.
Demikian diungkapkan Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Barat, Prof Dr. KH. Rahmat Syafei, saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Hidayatullah Jawa Barat 2015 di aula Islamic Centre (Pusdai) Jabar Jl. Diponegoro Kota Bandung, Sabtu (19/12/2015) lalu.
Kyai Rahmat Syafei menegaskan pula, seorang dai juga menjadi simbol atau motor penggerak kebaikan (ma’ruf) dan menjauhi keburukan (munkar) maka ia juga dituntut mempunyai perilaku terpuji (akhlakul karaimah) karena akan diteladani oleh orang yang diajaknya.
“Tidak kalah pentingnya juga seorang dai harus memiliki akhlak terpuji karena ia akan menjadi panutan atau contoh di masyarakat,” imbuh Rahmat yang juga Guru Besar Hukum Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.
Lebih lanjut, Rahmat Syafei menambahkan, dalam menyampaikan materi dakwahnya seorang dai bukan sekedar menarik, melainkan ia harus menyampaikan misi utama dakwah itu sendiri yakni bertauhid yang lurus sehingga mempunyai akidah yang benar.
Ia mengakui saat ini kemajuan dakwah semakin berkembang dan menggembirakan yang bukan saja dilakukan di atas mimbar (masjid) saja melainkan diberbagai tempat dengan ragam kemasan sehingga banyak kaum muslim yang rajin dan tertarik belajar Islam.
Namun ia juga sedikit merasa prihatin dimana ada sebagian pelaku dakwah (dai) masih berorietasi duniawi salah satunya mencari popularitas saja sehingga makna dakwah yang hakiki tidak tersampaikan.
Rahmat Syafei juga menyampaikan, lahan dan garapan dakwah yang demkian luas dengan ragam karakter obyek dakwah yang bermacam-macam maka pekerjaan dakwah tidak bisa dipikul atau dibebankan dan dilakukan oleh satu kelompok saja.
Untuk itu, beliau mengingatkan sekaligus mengajak kepada elemen dakwah khususnya ormas Islam harus saling mendukung dan bersinergi. Ia juga berharap kepada Ormas Islam untuk tetap fokus kepada kegiatan dakwah, sosial dan tarbiyah ditengah masyarakat.
“Secara pribadi saya sangat tertarik dengan tema yang diusung Hidayatullah ini. Namun bukan berarti ummat Islam tidak perlu berpolitik akan tetapi berpolitik yang mengedepankan nilai, spirit dan moralitas yang Islami,” ujarnya saat mengomentari tema muswil yakni “Menuguhkan Jati Diri Menuju Sukses dan Dakwah dan Tarbiyah”.
Ketum Umum MUI Jabar ini menyampaikan secara pribadi maupun kelembagaan (MUI Jabar) dirinya akan mendukung kiprah dakwah Hidayatullah di masyarakat.
Bahkan, profesor yang juga pimpinan Pondok Pesantren Al-Wafa, ini mengaku siap bersinergi serta bersedia menjadi fasilitator dengan lembaga dakwah dan ormas Islam lainnya khususnya yang ada di wilayah Jawa Barat.
Diakhir sambuatannya, Rahmat Syafei juga menitip pesan kepada para dai umumnya dan khususnya dai-dai Hidayatullah agar selalu istiqamah dalam dakwah dan berjuang di jalan Allah.
“Dai itu harus siap mendapat dan menghadapi tantangan di lapangan dan kalau ikhlas, insya Allah akan mendapat tentengan,” pungkasnya seraya berseloroh yang disambut tawa musyawwirin.
Muswil Hidayatullah Jawa Barat ini dihadiri 80 orang yang merupakan perwakilan Pengurus Daerah (PD) Hidayatulle-Jawa Barat serta badan usaha dan amal.
Muswil ini dihadiri pula oleh perwakilan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Kepala Biro Hukum Dr. DA. Abdullah dan Kepala Biro Umum Ir. Musyafir yang dalam kesempatan tersebut membacakan amanat Ketua Umum Pimpinan Pusat Hidatullah.
Diakhir Muswil para musyawirin kembali memberikan amanatnya kepada Dadang Abu Hamzah untuk memimpin Hidayatullah Jawa Barat 5 tahun mendatang. *Ngadiman Djojonegoro