AdvertisementAdvertisement

KMH-Posdai Sebar 724 Khatib Idulfitri di Kota hingga ke Desa Pedalaman Nusantara

Content Partner

BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Hari Raya Idulfitri selalu menjadi momen yang dinanti umat Islam di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Di tengah gegap gempita takbir yang menggema, ada cerita menarik keberhasilan Korps Mubaligh Hidayatullah (KMH) bekerjasama dengan Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) mengirimkan 724 khatib ke berbagai wilayah di Indonesia.

Dari kota-kota besar yang ramai hingga pelosok desa pedalaman yang terpencil, para mubaligh ini hadir untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan, mempererat tali silaturahmi, dan menguatkan ruhaniyah umat di hari kemenangan.

Direktur KMH, Ustadz Iwan Abdullah, M.Pd.I, mengatakan inisiatif sinergis ini sebagai upaya meneguhkan dedikasi dalam memperluas jangkauan dakwah. Iwam menyampaikan rasa syukur atas pencapaian tersebut.

“Kita berharap dukungan masyarakat untuk melahirkan mubaligh-mubaligh muda terus digencarkan,” ungkapnya dengan nada penuh harap.

Namun, di balik angka yang terlihat besar, Iwan mengakui bahwa 724 khatib masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dakwah yang sangat luas, terutama pada momen-momen penting seperti Idulfitri, Iduladha, hingga khutbah salat Jumat. Meski demikian, langkah ini tetap menjadi tonggak berarti dalam memperkuat fondasi dakwah di Nusantara.

Penyebaran khatib Idulfitri 1446 H ini mencakup seluruh provinsi di Indonesia, menunjukkan komitmen KMH-Posdai untuk merangkul setiap lapisan masyarakat. Di Aceh, misalnya, 7 khatib berdiri di mimbar, sementara Sumatra Utara mengirimkan 20 khatib untuk menyapa jemaah.

Sumatera Selatan dan Sumatra Barat masing-masing menyumbang 10 dan 5 khatib, sedangkan Bengkulu menonjol dengan 28 khatib yang siap berbagi hikmah. Riau dan Kepulauan Riau turut berpartisipasi dengan 7 dan 25 khatib, diikuti Jambi dengan 2 khatib, Lampung 8 khatib, serta Bangka Belitung dengan 4 khatib.

Melintasi perairan ke Kalimantan, semangat dakwah tak kalah membara. Kalimantan Barat mengutus 3 khatib, sementara Kalimantan Timur menjadi sorotan dengan jumlah luar biasa, yakni 188 khatib. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah masing-masing mengirimkan 3 dan 4 khatib, sedangkan Kalimantan Utara menugaskan 37 khatib untuk mengisi hari raya dengan nasihat bijak.

Di Pulau Jawa, Banten menghadirkan 3 khatib, Jakarta dan Depok berkolaborasi dengan 15 khatib, Jawa Barat dengan 14 khatib (berdasarkan data sementara), Jawa Tengah 3 khatib, DIY dan Jawa Tengah Bagian Selatan 35 khatib, serta Jawa Timur dengan 36 khatib yang siap menggugah hati.

Tak ketinggalan, Bali menyumbang 10 khatib, Nusa Tenggara Timur 4 khatib, dan Nusa Tenggara Barat 12 khatib, menunjukkan bahwa dakwah tak mengenal batas geografis. Di wilayah timur Indonesia, Gorontalo mengutus 12 khatib, Sulawesi Barat 22 khatib (data sementara), Sulawesi Tengah 11 khatib, Sulawesi Utara 14 khatib, Sulawesi Tenggara 38 khatib, dan Sulawesi Selatan menjadi penyumbang terbesar di kawasan ini dengan 83 khatib.

Sementara itu, Maluku Utara dan Maluku masing-masing mengirimkan 7 dan 8 khatib, sementara Papua Barat menghadirkan 11 khatib, Papua 15 khatib, Papua Tengah 10 khatib, Papua Pegunungan 1 khatib di Jayawijaya, Papua Selatan 6 khatib di Merauke, dan Papua Barat Daya 3 khatib di Sorong.

Iwan pun menyampaikan rasa syukurnya atas langkah yang turut didukung Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) ini yang dibarengi kerja keras dan semangat kolaborasi yang patut diapresiasi.

Menurutnya, para khatib ini tak hanya menyampaikan khotbah, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan umat dengan nilai-nilai keislaman yang universal.

“Mereka hadir di tengah masyarakat untuk mengingatkan pentingnya kebersamaan, pengampunan, dan perjuangan menuju kebaikan setelah sebulan penuh berpuasa,” katanya.

Dalam pada itu, Direktur Posdai Pusat, Ust. Abdul Muin, menegaskan bahwa perjalanan ini masih panjang. Kebutuhan akan mubaligh yang kompeten dan berdedikasi terus meningkat, seiring luasnya wilayah Indonesia dan kompleksitas tantangan dakwah masa kini. Idulfitri bukanlah akhir, melainkan awal dari langkah baru untuk memperkuat generasi muda dalam meneruskan estafet dakwah.

“Langkah kolaboratif ini menjadi bukti bahwa setiap usaha, sekecil apa pun, dapat membawa perubahan besar jika dilakukan dengan niat tulus dan kerja sama yang solid,” imbuhnya.

Dia berharap keterlibatan para dai 724 yang menjadi khatib Idulfitri 1446 H ini menjadi inspirasi bagi semua. Mereka adalah para pencerah yang tak kenal lelah, mengarungi jarak dan waktu demi menyemai harapan di hati umat. Di balik setiap khotbah yang mereka sampaikan, ada doa agar Indonesia terus menjadi negeri yang harmoni, dipenuhi nilai-nilai kebaikan dan keadilan.

“Semoga langkah ini menjadi pijakan bagi lahirnya lebih banyak mubaligh muda yang siap melanjutkan perjuangan mulia ini,” imbuhnya Muin menandaskan.*/

Reporter: Puji Asmoro
Editor: Adam Sukiman
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Kesalehan Ritual dan Sosial, Spirit Idul Fitri dalam Transformasi Diri dan Masyarakat

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- Ketua Bidang Dakwah dan Pelayanan Ummat (Dakwah Yanmat) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ust. H. Drs....
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img