TULANG BAWANG (Hidayatullah.or.id) – Dalam rangka meningkatkan kualitas gerakan mainstrem Hidayatullah yakni pendidikan dan dakwah, DPW Hidayatullah Lampung lakukan penguatan pengurusan di Hidayatullah Menggala Tulang Bawang.
Pada hari Jumat, 11 Agustus 2017 ini Ketua DPW Hidayatullah Lampung Ahmad Thaifur Bustami melantik Ahmad Syarif sebagai ketua dan Rahmat Gurdam sebagai Sekretaris menahkodai Hidayatullah Menggala, Tulang bawang, Lampung.
Pelantikan yang dilakukan di Aula Pertemuan Pesantren Hidayatullah Menggala itu turut disaksikan oleh Ust Muhammad Nawir dan Ust Edi selaku anggota dewan pembina.
Turut hadir dalam pengukuhan tersebut, Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah Ust Naspi Arsyad serta para guru dan staf Hidayatullah Menggala Lampung.
Ust Thaifur dalam sambutannya mengatakan pelantikan pengurus yayasan diharapkan menjadi mata rantai sa’i dalam mewujudkan proses pengelolaan pesantren yang lebih baik.
“Hidayatullah hadir untuk menjadi alternatif kesejukan bagi hidup umat Islam. Maka pengurus harus mampu melakoni amanah kepemimpinan dengan tujuan mulia ini,” kata Thaifur yang juga Ketua Dewan Pembina Hidayatullah Menggala.
Di momen yang sama, Naspi Arsyad yang didaulat memberikan taushiah mengingatkan akan pentingnya tugas pemimpin.
“Di antara tugas pemimpin adalah himaayah ad dun-yaa wa hiraasah ad Diin, menjaga kelestarian alam dan menegakkan hukum agama,” kata Naspi.
Maka, lanjut Naspi menegaskan, penegakan nilai-nilai agung tentang adab dan ajaran Islam di kampus-kampus Hidayatullah adalah tujuan mutlak yang harus diwujudkan oleh para stakeholders pesantren-pesantren Hidayatullah.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Humaira-Sukabumi ini juga mengingatkan peran prinsip hati yang lapang bagi seorang pemimpin.
“Jangan mudah sempit hati. Jangan cepat menjatuhkan vonis. Jangan terpancing prasangka negatif yang akibatnya bisa menjauhkan seorang pemimpin dari orang-orang di sekelilingnya,” kata anak muda mantan Ketua Umum PP Syabab Hidayatullah ini.
Naspi pula mengingatkan bahwa seorang pemimpin juga harus menjaga semangat yang dipimpinnya dengan tidak membuat statement yang melemahkan.
“Hindari kata ‘masalah’ ‘buah simalakama’, dan ganti dengan kata positif yang memancing semangat kerja. Kata masalah diganti dengan tantangan, misalnya,” imbuh Naspi memungkasi. (ybh/hio)