AdvertisementAdvertisement

Menghidupkan Kalam Ilahi, Pelatihan Menulis Al-Qur’an Metode Qolami di Karanganyar

Content Partner

SOLO (Hidayatullah.or.id) — Ma’had Aly Menara Al-Qur’an Hidayatullah Karanganyar, Solo, menjadi tuan rumah digelarnya pelatihan pendalaman ilmu Al Qur’an bertajuk “Pelatihan Menulis Al-Qur’an Surah Al-Fatihah Metode Qolami”, Senin, 27 Dzulhijjah 1446 (23/6/2025).

Kegiatan ini menghadirkan suasana intelektual sekaligus spiritual yang kuat, menyentuh relung hati para peserta yang rindu menyatu dengan keindahan kaligrafi Kalam Ilahi.

Sebanyak 57 peserta dari berbagai penjuru Nusantara mengikuti program ini dengan antusiasme tinggi. Mereka terdiri dari 25 mahasiswa, 25 mahasiswi, serta 7 ustadzah.

Keberagaman asal peserta—mulai dari Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara Timur—menggambarkan besarnya animo generasi muda muslim Indonesia terhadap seni menulis Al-Qur’an secara manual, sebuah warisan budaya yang nyaris terlupakan di tengah era digital.

Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi antara Rumah Al-Qur’an 9 Dimensi dan DPD Hidayatullah Surabaya. Kehadiran Ustadz Drs. Mohamad Nur Fuad, MA, sebagai narasumber utama memberikan makna lebih dalam.

Dosen STAIL Surabaya sekaligus penulis buku metode Qolami ini tampil tak hanya sebagai pengajar teknik menulis mushaf, namun juga sebagai pembimbing ruhani yang mengajak peserta merenungkan makna tiap huruf suci yang mereka goreskan.

“Menulis Al-Qur’an bukan semata perkara tangan, melainkan juga soal hati. Setiap tarikan pena adalah zikir, setiap garis adalah doa,” ungkap Ustadz Mohamad Nur Fuad dalam salah satu sesi pelatihan, mengingatkan peserta bahwa kaligrafi Qur’an bukan hanya keindahan visual, tetapi juga laku spiritual.

Menggali Makna di Balik Kaligrafi

Pelatihan ini bukan sekadar membekali peserta dengan keterampilan teknis menulis mushaf. Lebih dari itu, program ini menjadi wahana untuk menumbuhkan kesadaran ruhiyah dalam menekuni Al-Qur’an secara langsung.

Menurut Nur Fuad, pelatihan ini didesain agar para peserta tidak hanya piawai menulis indah, tetapi juga memahami adab dan etika penulisan mushaf sebagaimana diwariskan para ulama terdahulu.

Filosofi metode Qolami yang dikembangkan Ustadz Mohamad Nur Fuad ini menekankan tiga dimensi: akurasi tulisan, keserasian bentuk, dan kesucian niat. Ketiganya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dalam tradisi kaligrafi Islam yang mengakar sejak zaman Abbasiyah hingga Ottoman.

Jembatan Antargenerasi dan Antarwilayah

Kegiatan di Karanganyar ini merupakan bagian dari rangkaian tur pelatihan menulis mushaf Al-Qur’an yang digelar di beberapa kota besar seperti Semarang, Malang, dan Mojokerto sepanjang 21–27 Juni 2025.

Program ini menjadi jembatan antargenerasi, mempertemukan santri muda dari berbagai daerah yang selama ini mungkin terpisah jarak geografis namun dipersatukan oleh kecintaan yang sama: Al-Qur’an.

“Ini adalah gerakan menyemai cinta Qur’an di hati para pemuda Indonesia,” tegas salah satu panitia dari DPD Hidayatullah Surabaya.

Dengan program semacam ini, diharapkan tradisi tulis mushaf Al-Qur’an yang sempat redup di era modern diharapkan kembali menyala, bahkan melahirkan generasi baru penulis mushaf Indonesia yang tak hanya menguasai teknik menulis, tetapi juga memahami nilai-nilai spiritual di balik tiap baris ayat suci.

Meski dunia bergerak cepat menuju serba digital, kebutuhan manusia akan kehadiran fisik, sentuhan tangan, dan keheningan batin dalam berinteraksi dengan wahyu Ilahi tetap tak tergantikan.*/

Reporter: Herim Achmad
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pinrang Perdana, Semarak Pra Munas VI Hidayatullah Canangkan Gerakan Donor Darah Nasional

PINRANG (Hidayatullah.or.id) — Kegiatan donor darah bertajuk "Donor Darah 10.000 Dai dan Guru Ngaji Nusantara" secara resmi dimulai di...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img