JAKARTA, (Hidayatullah.or.id) – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menerima Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia dari Majelis Ulama Indonesia saat berkunjung ke Kantor MUI Menteng Jakarta, Jumat, 7 Dzulhijah 1445 (14/6/2024).
Hasil Ijtima tersebut diserahkan langsung oleh Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof Asrorun Niam Sholeh.
Sebelum penyerahan, Guru Besar Bidang Ilmu Fikih Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyampaikan, ijtima ulama komisi fatwa se-Indonesia ini diikuti oleh lembaga fatwa ormas Islam tingkat pusat, pimpinan komisi fatwa MUI Provinsi se-Indonesia, pimpinan pondok pesantren, pimpinan Fakultas Syariah PTKI, dan juga lembaga fatwa dari ASEAN serta Timur Tengah.
Prof Niam menyebutkan, ada 16 masalah keagamaan yang dihasilkan, masalah ibadah, muamalah, serta masalah muamalah yang terkait dengan ibadah.
“Lingkup masalahnya ada yang berskala nasional, regional, hingga global. Salah satu hasilnya adalah soal dukungan terhadap Palestina dan yang viral di publik, soal Salam Lintas Agama,” ujar Prof Niam, seperti dikutip dari laman mui.or.id
Lebih lanjut, dalam forum pertemuan tersebut Prof Niam menegaskan MUI sebagai payung besar ulama dan umat Islam Indonesia, menjadi pelopor perdamaian dan kemerdekaan setiap bangsa yang masih dijajah, terutama Negara Palestina.
Prof Niam mengatakan salah satu rekomendasi Ijtima Ulama Komisi Fatwa adalah perlunya langkah nyata untuk menghentikan pembantaian massal yang sangat biadab dan genosida di Gaza Palestina.
“Salah satunya Pemerintah Indonesia bisa memprakarsai bantuan militer bersama negara-negara lain, terutama negara negara OKI untuk menghentikan kekejaman dan kebiadaban zionis Israel,” ujar Kiai Niam.
Sementara yang terkait dengan salam lintas agama, Kiai Niam menegaskan itu merupakan sub bahasan dari Keputusan Ijtima tentang Panduan Hubungan Antarumat Beragama.
Untuk menjamin toleransi yang hakiki, kata dia, kita harus mengenali karakteristik ajaram agama, mana yang domain ibadah, mana yang muamalah, dan mana muamalah yang ada dimensi ibadahnya. Dari identifikasi tersebut, perlu ada panduan bagaimana membangun hubungan antar umat beragamanya.
Terhadap domain ibadah, yang dikedepankan adalah menghormati dan menjamin kebebasan umat beragama menjalankan ajaran agama tanpa harus mencampuradukkan.
Sementara dalam hal muamalah dan hubungan sosial, yang dikedepankan adalah kerja sama, saling mendukung untuk mewujudkan kebersamaan dan harmoni.
“Nah, salam dalam konteks Islam adalah relasi sosial, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, yang memiliki dimensi ibadah karena di dalamnya ada doa khusus. Sementara doa dalam Islam itu jenis ibadah. Redaksinya sudah tertentu, mengucapkannya sunnah, menjawabnya wajib. Sementara kalau salam umum yang tidak terkait dengan ajaran khusus, ya itu sebagai sarana membangun harmoni, dan dianjurkan,“ jelasnya.
Kunjungan Panglima TNI ke MUI mendiskusikan langkah-langkah yang telah dan akan dilaksanakan Pemerintah, khususnya TNI dalam mengambil bagian dalam perjuangan bangsa Palestina.
Ketua MUI Bidang Luar Negeri, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyambut baik prakarasa yang sudah diambil TNI dalam mendukung perjuangan Palestina merdeka, terlebih sekiranya dalam melibatkan pasukan militer untuk menghentikan genosida.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Umum DMI Muhammad Jusuf Kalla dan para pimpinan Ormas Islam Tingkat Pusat, serta segenap Dewan Pimpinan MUI dan pimpinan Komisi/Lembaga di lingkungan MUI.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Dewan Masjid Indoensia (DMI) Muhammad Jusuf Kalla dan para pimpinan Ormas Islam Tingkat Pusat. Pertemuan itu juga dihadiri genap Dewan Pimpinan MUI dan pimpinan Komisi/Lembaga di lingkungan MUI.[]