SAMARINDA (Hidayatullah.or.id) — Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, mengingatkan bahwa semangat perjuangan dalam rangka berkhidmat untuk kemaslahatan umat dan bangsa harus dilandasi dengan isti’anah, yaitu selalu memohon pertolongan kepada Allah, sebagaimana diajarkan dalam surah Al-Fatihah.
Ia menjelaskan, isti’anah ini menjadi landasan pembentukan worldview Islam, yang Hidayatullah wujudkan melalui pendekatan Sistematika Wahyu.
Pendekatan ini juga membangun metodologi gerakan yang kokoh dalam mengarahkan visi organisasi. Melalui landasan ini, tegasnya, Hidayatullah berusaha mencapai “kemenangan iman” dengan mengintegrasikan spirit berjamaah dalam setiap langkah perjuangan.
“Harus selalu isti’anah, selalu memohon pertolongan kepada Allah,” katanya, saat menghadiri Rapat Kerja Yayasan (Rakeryas) 2024 yang berlangsung di Hotel Harris, Samarinda, pada 6–7 Jumadil Akhir 1446 H (7–8/12/2024).
Kehadiran Pemimpin Umum memberi dorongan semangat bagi peserta rapat, mempertegas urgensi perjuangan tanpa lelah dalam menegakkan ilmu yang melahirkan adab.
Inspirasi ini ia ditanamkan melalui tafsir surah Almuzzammil, yang menggarisbawahi peran para nabi sebagai teladan ketabahan dalam menghadapi ujian terberat umat manusia.
Miniatur Peradaban
Rakeryas 2024 ini membahas peran strategis Kampus Utama Hidayatullah di Samarinda sebagai titik sentral pembangunan miniatur peradaban Islam. Pembina dan Pengawas Kampus Utama menekankan pentingnya langkah yang tepat dan cepat dalam mewujudkan cita-cita besar ini.
Strategi tersebut tidak hanya bertumpu pada upaya fisik, tetapi juga pada pengembangan sistematis yang mencakup aspek intelektual, spiritual, dan sosial. Rakeryas kali ini menegaskan bahwa membangun miniatur peradaban Islam adalah tugas monumental yang harus digarap dengan serius.
Seperti pesan yang diilhami oleh surah Almuzzammil, perjuangan besar menuntut persiapan yang matang, dedikasi, dan keimanan yang kokoh.
Dengan mengambil teladan dari para nabi, peserta Rakeryas dipacu untuk terus bergerak maju meskipun menghadapi dinamika dan tantangan yang tidak ringan.
“Ini wahana penyatuan visi dan aksi seluruh elemen yang ada untuk penguatan yang menyeluruh, mencakup pendidikan, dakwah, dan pembangunan sosial berbasis nilai-nilai Qur’ani,” terang Ketua Yayasan Kampus Utama Hidayatullah Samarinda, KH Hizbullah Abdullah Said.
Dia menambahkan, pesan dari Pemimpin Umum Hidayatullah dan penguatan dari para pengawas dan pembina menjadi pijakan bagi peserta Rakeryas untuk melangkah lebih terarah.
“Ini adalah panggilan untuk mewujudkan cita-cita besar. Semoga semangat ini terus menyala dalam langkah-langkah berikutnya,” imbuhnya memungkasi.*/Farid Ma’ruf