AdvertisementAdvertisement

Problematika Seorang Pejuang Menurut Ustadz Abdullah Said

Content Partner

SAAT pagi menyapa hidup kita, jangan anggap itu (sebatas) kebaikan alam. Karena alam ada dalam genggaman-Nya. Artinya, ayo ingat Allah, bersyukur dan berbahagia, betapa nikmat Allah luar biasa bagi kita semua. Alhamdulillah.

Orang yang tidak bersyukur, berarti tidak berhasil membaca akan tanda-tanda atau bukti kekuasaan Allah. Atau dia tidak benar-benar berusaha memahami ayat-ayat kauniyah dalam kehidupan ini.

Saat itu terjadi dan terus berlangsung, maka orang lambat laun akan drop kekuatan iman dan tauhidnya.

Seperti kata Gus Baha, kalau ada orang miskin lalu menyalahkan menteri sosial, itu berarti tidak sadar bahwa soal miskin kaya itu di tangan Allah. Bukan di tangan pejabat.

Sama halnya dengan orang yang merasa tidak bahagia karena belum mampu beli ini dan itu. Padahal, ia punya iman, ia punya Allah yang Maha Kaya. Lalu mengapa masih merasa tidak bahagia.

Jadi, bisa kita katakan, seringkali orang tidak sadar dengan apa itu masalah yang sebenarnya.

Problema Menurut Ustadz Abdullah Said

Dalam potongan transkrip salah satu sesi ceramah Ustadz Abdullah Said yang dikurasi oleh Masykur Suyuthi, beliau menuturkan bahwa problema insan beriman, terutama pejuang, itu bukan pada keinginan akan materi. Tetapi ketidakmampuan memanfaatkan peluang penting bagi terjaganya niat dan semangat.

Ustadz Abdullah Said mengatakan begini:

“Problema kita bagi pejuang itu adalah kalau kita sudah berjarak dengan Tuhan barulah kita rasakan sebagai problema.

Kita merasakan satu kerugian betul-betul kalau kita tidak bangun shalat lail dan itu memang jadi sumber keresahan.

Kayak apa ini kalau kehilangan uang seratus ribu mungkin juga akan terasa satu kerugian. Tapi itu cepat selesai.

Kalau ada uang seratus ribu memang ada masalah, kalau mau beli ini beli itu. Tapi kalau tidak ada, ya tidak usah beli, selesai masalah bapak dan saudara-saudara.”

Nah, pernahkah kita tersadar bahwa saat kita melewati hari tanpa ada ayat Al Qur’an kita pahami sebagai masalah?

Atau justru kita merasa ada masalah kalau urusan-urusan yang sifatnya materi belum teratasi?

Semua itu menandakan kesadaran iman dalam diri seseorang. Semakin kuat keimanannya, ia akan semakin gelisah kalau relasi dengan Tuhan terkendala.

Karena hal itu akan berakibat pada kekuatan “baterai” berupa iman yang menurun. Akibatnya, kepada orang lain mudah buruk sangka, tidak menghargai, dan merasa selalu benar. Puncaknya ia semakin jauh dari substansi ajaran Islam.

Akhlak

Relasi yang lemah antara seorang hamba dengan Allah Ta’ala akan berdampak pada rusaknya akhlak.

Mengapa itu terjadi, tidak lain karena orientasi hidupnya berubah. Dari mendapat ridha Allah menjadi yang penting dapat uang, jabatan, dan kekuasaan atau lain-lainnya.

Mendalam ilustrasi KH Zainuddin MZ dalam salah satu ceramahnya. Bahwa adalah tidak mungkin pencuri berpikir bagaimana berlangsungnya majelis taklim.

Menandakan bahwa hati seseorang sangat tergantung pada apa yang menjadi orientasi dalam hidupnya. Kalau memang tuhannya bukan Allah, ia akan gelisah kalau materinya berkurang. Bahkan sebelum jabatan hilang ia sudah ketakutan luar biasa.

Akan tetapi kalau Allah Tuhannya, akhirat orientasi hidupnya, maka seseorang akan mudah memperbaiki akhlak dalam dirinya. Toh, untuk apa khawatir kehidupan yang sementara, faktanya semua ada dalam genggaman Allah.

Jadi, mulai sekarang kita harus tahu bahwa akar masalah dalam hidup seseorang itu bukan apapun yang tampak dalam perhiasan hidup dunia ini.

Akan tetapi apakah “relasi” kita dengan Allah lancar, terkendala, berjarak, semakin jauh atau tidak lagi kita perhatikan.*

*) Penulis adalah Direktur Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) | Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah 2020-2023. Publikasi pokok pokok pikiran Ustadz Abdullah Said ini atas kerjasama Media Center Silatnas Hidayatullah dan Hidayatullah.or.id dalam rangka menyambut Silatnas Hidayatullah 2023

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img