GORONTALO (Hidayatullah.or.id) – Sebagaimana sebelum-sebelumnya, Kampus Hidayatullah seluruh Indonesia melakukan Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72. Tahun ini terbilang lebih semarak.
Di Kampus Hidayatullah Gorontalo, misalnya, digelar kegiatan doa bersama dan murojaah “171717” dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI. Kegiatan itu digelar bersama dengan TNI Wilayah Koramil 304-03/Kota Barat, Provinsi Gorontalo.
Komandan Kodim 1304 Gorontalo Letkol Inf Dadang Ismail Marzuki mengatakan bahwa memaknai kemerdekaan yang telah dinikmati selama 72 tahun sudah selayaknya untuk bersyukur.
“Tidak hanya di karuniani kemerdekaan, tetapi juga karena dilahirkan sebagai bangsa patriot pertarung dan sekaligus bangsa pemenang,” katanya.
Maksud dari kegiatan tersebut menurut Dandim adalah untuk mensyukuri kemerdekaan yang sudah diraih dan hingga saat ini bangsa Indonesia tetap kokoh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Dengan Indonesia yang lebih kasih sayang, Indonesia semakin mengasihi dan menyayangi dalam keberagaman. Kita semua tentu juga berdoa semoga kebersamaan dan ikatan yang sangat baik ini akan menjadi landasan yang kokok sekaligus menggelorakan kembali semangat persatuan warga,” tambahnya.
Selain di Kota Gorontalo, doa bersama 171717 juga digelar serentak di tempat-tempat ibadah di daerah kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo.
Tak hanya di Gorontalo.Kegiatan serupa juga digelar di Kampus Hidayatullah Samarinda, Kaltim, yang menggelar murajaah 171717 bersama Makorem 091 ASN Samarinda.
Doa bersama 171717 bertajuk untuk Indonesia yang lebih kasih sayang, dimulai serentak pukul 17.00 WITA sampai dengan 18.00 WITA dan dilanjutkan sholat Magrib berjamaah.
Di Samarinda, terdapat empat lokasi diadakan doa bersama sesuai dengan agama dan kayakinan masing-masing. Di antaranya, bagi umat muslim digelar di masjid Makorem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) dengan tadarus al quran, yang ditutup dengan doa bersama.
Sedangkan, bagi umat nasrani, doa bersama berlangsung di gereja GPIB Immanuel. Sebelum melakukan peribadatan dan doa, umat kristiani terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia raya, dan lagu 17 Agustus.
Bagi umat Hindu, doa bersama berlangsung di Pura Jagat Hita Kirana. Unat Budha dilaksanakan di Buddihist Center.
Seluruh warga yang ikut doa bersama tersebut tampak khitmad dalam melaksanakan doa, yang diperuntukan bagi Indonesia, sekaligus dalam rangka HUT RI Ke-72 tahun.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dalam sambutan yang dibacakan Danrem 091/ASN, Brigjen TNI Irham Waroihan menghimbau, sebagai generasi penerus, penikmat kemerdekaan, agar bersama-sama memohon kepada Allah, Yang Maha Pencerah agar menerangi dengan cahaya ilmu dan kearifan.
“Agar kita pandai merawat kemerdekaan, diberikan kekuatan untuk terus menjaga negara kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya,
“Dengan Indonesia yang lebih kasih sayang, Indonesia yang makin mengasihi dan menyayangi dalam keberagaman, guna sebagai landasan yang kokoh demi persatuan dan kesatuan,” tutupnya.
Hadir dalam acara tersebut Para Kasi Korem 091/ASN, Kapolresta Samarinda Kombes Pol. Arief Dewanto S. Ik, Dandim 0901/Smd Letkol Kav. M. Arifin, Ketua Forum Kebangsaan Kaltim, Yos Sutomo, Ketua MUI Kaltim Hamri Hazz, Ketua MUI Samarinda Zaini Naim, Tokoh Agama H. Jafar Sidiq, anak yatim piatu Pesantren Ihya Ulumuddin, santri Pesantren Hidayatullah Samarinda, Keluarga Besar Korem 091/Asn dan Aparatur Sipil Negara beserta ibu ibu Persit KCK Korem 091/Asn.
Pesan Panglima
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengharapkan kegiatan doa bersama dan murojaah “171717” dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI dapat menjadi landasan yang kokoh sekaligus menggelorakan semangat persatuan kesatuan bangsa Indonesia.
“Dengan Indonesia yang lebih kasih sayang, Indonesia yang makin saling mengasihi dan menyayangi dalam keberagaman, kita semua tentu juga berdoa semoga kebersamaan dan ikatan yang sangat baik ini akan menjadi landasan yang kokoh dalam menggelorakan persatuan bangsa,” kata Panglima TNI dalam sambutannya pada acara Doa Bersama dan Murojaah “171717”, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Timur, Kamis petang.
Persatuan yang dimaksud adalah persatuan dan kesatuan dalam keberagaman yang sangat indah dan kaya; persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika; dan persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Memaknai kemerdekaan yang telah dinikmati bersama selama 72 tahun sudah sepatutnya untuk disyukuri karena Indonesia tidak hanya dikaruniai kemerdekaan, tetapi juga karena dilahirkan sebagai bangsa patriot petarung dan sekaligus bangsa pemenang.
“Atas karunia inilah, sekalipun harus dicapai melalui perjuangan darah dan air mata segenap anak bangsa kita dapat meraih kemerdekaan,” katanya seperti dilansir Kantor Berita Antara.
Melalui perjuangan anak bangsa yang percaya kepada kemampuan sendiri, dengan senjata apa adanya, seraya menggelorakan semangat gotong-royong, sehingga memunculkan energi sosial yang mengobarkan semangat “Merdeka Atau Mati”.
Energi sosial tersebut, lanjut Gatot, bisa muncul karena mobilisasi kekuatan umat, santri, dan pemuda serta segenap komponen bangsa oleh para Tokoh Agama, Ulama, Kyai, Habaib, Pendeta, Pastor, Pinandita, Biksu dan Tokoh Nasionalis.
“Dilandasi semangat persatuan dan keinginan besar untuk merebut kemerdekaan, para tokoh bangsa, utamanya para tokoh agama, saat itu mampu menjadikan pilihan Merdeka Atau Mati sebagai senjata pamungkas untuk mendobrak belenggu penjajahan dan meraih kemerdekaan, menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat di tanah air Indonesia,” katanya.
Menurut dia, kalimat “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan Dengan Didorongkan Oleh Keinginan Luhur” sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, mengandung arti bahwa kemerdekaan Indonesia dicapai berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa sehingga bangsa Indonesia wajib bersyukur atas nikmat kemerdekaan ini.
“Kita juga harus ingat bahwa kemerdekaan Indonesia direbut atas dorongan keinginan luhur segenap bangsa Indonesia, disertai pengorbanan harta, jiwa dan raga, para syuhada pahlawan kusuma bangsa, karenanya kita juga wajib mendoakan agar Allah melimpahkan Rahmat dan kasih sayangnya kepada para pahlawan kusuma bangsa yang rela berkorban demi ibu pertiwi, berjasa besar dalam meneguhkan kedaulatan negeri,” paparnya.
Sebagai generasi penerus penikmat kemerdekaan, Panglima TNI mengajak agar sama-sama memohon kepada Allah Yang Maha Pencerah agar menerangi bangsa Indonesia dengan cahaya ilmu dan kearifan agar masyarakat Indonesia pandai merawat kemerdekaan, diberikan kekuatan untuk terus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjaga Pancasila, merawat dan memperkokoh ke-Bhinneka Tunggal Ika-an, serta menggelorakan tradisi semangat gotong royong.
“Pada saat yang sama, kita juga memohon agar selalu dianugerahi kekuatan, kesabaran, ketekunan dan kasih sayang dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri, berdaulat, berkepribadian serta adil dan makmur bagi seluruh rakyat indonesia,” tuturnya.
Panglima mengemukakan hari ini tidak saja menjadi bagian dari rasa suka cita bersama dalam memperingati 72 tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi yang lebih penting lagi dengan kehadiran kita bersama di tempat ini dan juga di ribuan tempat di seluruh penjuru tanah air, kita meneguhkan sikap bersama sekaligus menggelorakan semangat bagi terwujudnya Indonesia yang lebih kasih sayang.
Sekitar 8.500 orang memadati lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis petang, untuk mengikuti doa bersama “171717” (tanggal 17 Agustus pukul 17.00 tahun 2017) dalam rangka memeriahkan HUT Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pantauan Antara, di Mabes TNI, sejak pukul 16.00 WIB ribuan prajurit TNI dan masyarakat sipil berbondong-bondong datang untuk mengikuti doa bersama yang bertemakan “Indonesia Lebih Kasih Sayang”.
Diperkirakan jumlah orang yang mengikuti doa bersama yang digagas oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mabes TNI mencapai 8.500 orang, yang terdiri dari prajurit TNI, tokoh agama, para hafidz Quran, santri dan PNS TNI. Tampak Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Maruf Amin duduk mendampingi Panglima TNI.
Selain di Lapangan Plaza TNI, ada beberapa titik yang dijadikan tempat untuk menggelar doa bersama bagi agama lain. Untuk masyarakat, prajurit TNI dan PNS TNI yang beragama Kristen Protestan dan Katholik mengelar doa bersama di Plaza Mabes TNI AU.
Umat beragama Hindu menggelar doa bersama di Pura Ade Shaka Dharma Mabes TNI Angkatan Laut, dan umat Budha doa bersama di Gedung Balai Wartawan Puspen TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Doa bersama dan murojaah akan dilakukan selama satu jam, mulai pukul 17.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Bagi yang beragama Islam khusus para Hafidz/penghafal Al-Quran untuk Khataman bersama, sedangkan yang beragama Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu dipimpin oleh pemuka agama masing-masing.(ybh/hio)