JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Dr. H. Nashirul Haq, MA, menutup acara kegiatan pelatihan kepemimpinan (leadership training) yang digelar Lembaga pendidikan dan pelatihan Hidayatullah Institute (HI) Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta, Jum’at malam, 5 Dzulhijah 1444 (23/06/2023).
Leadership Training yang diikuti oleh unsur ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah se-Indonesia Batch 2 ini digelar secaar intensif selama 5 hari yang diformulasi dengan metode indoor dan outdoor.
Dr. H. Nashirul Haq dalam arahannya menutup acara tersebut menekankan spirit profetik dan profesional. Kedua spirit tersebut perlu selalu dibarengi dengan semangat membangun sinergi dengan komponen umat Islam dalam gerakan amar ma’ruf nahi munkar.
“Kader Hidayatullah dalam berdakwah dan mengelola amal usaha ataupun organisasi harus mendahulukan aspek profetik dan profesional,” imbuhnya.
Aspek profetik yakni dengan mengarusutamakan segala potensi dan sumber daya yang ada untuk meraih berkah dan ridha Allah SWT. Sementara profesional adalah upaya memastikan peningkatkan kualitas dan kapasitas diri, kapasitas lembaga, amal usaha, dan profesionalisme organisasi yang diharapkan berdampak positif pada kesejahteraan, masyakarat, dan lingkungan.
Dalam pada itu, Nashirul mendorong hendaknya momentum pelatihan ini menjadi stimulan bagi kader untuk terus meningkatkan kapasitas diri kapan dan dimanapun berada. Sebab, katanya, apa yang didapatkan di waktu yang singkat dalam diklat ini tentu barulah bagian terluar.
“Lima hari acara pelatihan sebenarnya peserta hanya diberikan kisi-kisinya, selanjutya peserta sendiri yang mengembangkannya sendiri,” katanya.
Di sisi lain, menurut Nashirul, peserta sejatinya sudah cukup kenyang dengan pengalaman. Sehingga, materi yang didapatkan selama pelatihan sudah lebih dari cukup menjadi bekal ketika kembali ke daerah sebagai pemimpin.
“Apalagi secara pengalaman, peserta ini sudah tidak bisa diragukan lagi, mulai dari merintis pondok pesantren, mengelola sekolah, dan lain lain. Jadi tinggalkan mengembangkan sendiri materi yang didapatkan selama pelatihan,” katanya.
Ia menambahkan, salah satu tujuan acara ini yaitu untuk mempertemukan paradigma, meluruskan mindset, menyamakan persepsi, dan membangkitkan semangat jiwa perjuangan para pemimpin di Hidayatullah.
Selain itu, beliau memberi apresiasi kepada angkatan Batch 2 kali ini yang memecahkan rekor kedisiplinan 100% yang mana angka tersebut hampir sangat mustahil dilakukan.
“Setelah mengikuti pelatihan, hal hal yang dianggap kurang maka ditambah, adapun yang sudah baik maka dipertahankan dan terus dikuatkan,” imbuhnya.
Terakhir, ia berpesan, hendaknya sekembali ke daerah harus memberikan kontribusi perubahan yang nyata untuk umat, sehingga berbagai progress yang tertunda selama ini dapat segera terelesaikan. “Jadikan kelemahan dan kegagalan sebagai pondasi utama kita untuk bangkit,” tandasnya.
Pelatihan kepemimpinan DPD Hidayatullah se-Indonesia Batch2 digelar selama 5 hari ini diikuti 30 peserta dengan komposisi peserta 90 persen telah mengikuti Marhalah Wustho, 80 persen merupakan sarjana dengan usia rata rata 35 tahun.
Pada penutupan acara pelatihan kepemimpinan yang mengangkat tema “Kepemimpinan Manhaji: Menjadi Pemimpin yang Visioner dan Progresif” ini turut dihadiri Ketua Bidang Pembinaan & Pengembangan Organisasi DPP Hidayatullah Ust. Asih Subagyo, M.Kom dan Direktur Hidayatullah Institute Dr. Mudzakkir Usman Asyari, SS., M.Ed.*/Amanji Kefron, Darwiwing
