AdvertisementAdvertisement

Ustadz Asih Subagyo, Sosok Peduli dan Penuh Asih itu Berpulang

Content Partner

INNAA lillahi wa inna ilaihi raji’un. Pada Selasa, 16 Jumadil Akhir 1446 atau 17 Desember 2024, keluarga besar Hidayatullah, kehilangan salah seorang kader terbaiknya. Ustadz Asih Subagyo bin Harjanto, seorang pejuang, guru, dan inspirator, dipanggil ke hadirat Allah SWT pada pukul 04.03 pagi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.

Kepergian beliau membawa duka mendalam bagi semua yang pernah mengenalnya. Menurut sang istri, Dede Agustina, beliau wafat setelah menunaikan shalat tahajjud. Dalam suasana tenang sambil berbaring, Allah memanggilnya dengan cara yang begitu indah.

“Ustadz Asih baru selesai shalat lail, Allah panggil,” tutur sang istri, mengenang momen terakhir suaminya dengan haru.

Sosok Ustadz Asih bukanlah nama asing bagi mereka yang pernah berinteraksi dengannya. Kehangatan pribadinya menyentuh hati siapa pun. Seperti namanya, beliau adalah pribadi yang tulus, ramah, peduli, dan rendah hati, tanpa memandang usia atau status.

Baik anak-anak, pemuda, maupun orang tua merasa nyaman dalam pelukan kasih sayang dan perhatian beliau. Sosok beliau memancarkan keteladanan—membuat setiap percakapan menjadi bermakna, setiap pertemuan menjadi penuh inspirasi.

Pemikir dan Praktisi

Sebagai seorang pemikir dan praktisi, wawasan Ustadz Asih tak pernah berhenti mengalir. Diskusi dengannya adalah pengalaman yang selalu membuka pandangan baru. Gagasannya yang luas dan mendalam mampu menghidupkan setiap topik, bahkan dalam perbedaan pendapat sekalipun.

“Kalau sudah ngobrol, tidak bisa sebentar,” ujar seorang sahabatnya, Arfan, menggambarkan bagaimana setiap percakapan dengan beliau begitu menyenangkan dan berkesan.

Kiprah almarhum dalam organisasi Hidayatullah juga menjadi bukti dedikasi yang tiada henti. Sebagai Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi (PPO) DPP Hidayatullah, ia membawa visi besar untuk membangun masa depan organisasi.

Tak hanya ahli di bidang IT—dengan inovasinya, seperti menginisasi Sistahid (Sistem Pendataan Hidayatullah)—beliau juga piawai dalam bidang ekonomi dan organisasi. Bahkan, di tengah ujian sakitnya yang panjang, semangatnya tetap membara, menghasilkan karya tulis yang menginspirasi banyak kader.

Sebagai seorang sahabat, Ustadz Asih memiliki jaringan pertemanan yang begitu luas, lintas profesi dan usia. Kepribadian beliau yang humoris dan humanis selalu mencairkan suasana. Bahkan dalam masa sakit, beliau tetap menjadi sumber kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya.

Di tengah keluarganya, Ustadz Asih adalah seorang suami yang penyayang dan ayah yang penuh kasih. Beliau meninggalkan seorang istri dan lima putra-putri yang saat ini sedang menuntut ilmu di berbagai tempat, termasuk Mesir, Yogyakarta, dan Malang.

Kehilangan ini tak hanya dirasakan oleh keluarga, tapi juga oleh teman, sahabat, dan semua yang pernah bersentuhan dengan ketulusan dan keteladanan beliau.

Warisan yang Abadi

Warisan Ustadz Asih bukan hanya dalam bentuk gagasan dan karya tulis, tetapi juga dalam jejak-jejak pengabdian yang tak tergantikan. Buku-bukunya menjadi cermin dari pemikiran yang selalu optimis dan progresif.

Sementara kontribusinya dalam tim penulisan Grand Desain Hidayatullah untuk 50 tahun ke depan menunjukkan visinya yang jauh melampaui zamannya. Kehadiran beliau telah menghidupkan banyak program dan kegiatan, serta menginspirasi banyak kader untuk terus berjuang di jalan dakwah.

Namun, di balik dedikasi yang luar biasa, beliau juga manusia biasa yang menanggung ujian berat. Selama delapan tahun terakhir, Ustadz Asih menghadapi penyakitnya dengan sabar, tetap menjalankan tugas-tugas organisasi meski harus keluar masuk rumah sakit. Keteguhan hatinya menjadi pelajaran berharga bagi semua.

Kini, Ustadz Asih telah kembali ke hadirat Allah SWT. Kami memohon kepada Allah agar mengampuni dosa-dosanya, menerima amal ibadahnya, dan menempatkannya di surga-Nya yang tertinggi.

Sosoknya mungkin telah tiada, tetapi keteladanan dan inspirasi yang ditinggalkannya akan terus hidup dalam hati dan pikiran kita semua.

Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Dan semoga kita semua dapat melanjutkan perjuangan dan semangat yang telah beliau tanamkan. Selamat jalan, Ustadz Asih Subagyo. Kehadiranmu adalah berkah, dan kepergianmu adalah pelajaran berharga bagi kami semua.[]

*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil Hidayatullah Bali Perekat Kerukunan dan Kolaborasi Dakwah Berkelanjutan

DENPASAR (Hidayatullah.or.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali memberikan apresiasi kepada Hidayatullah atas perannya yang signifikan dalam mempererat...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img